resi_dj
New member
Ada individu yang mampu bertahan dan pulih dari situasi negatif secara efektif sedangkan individu lain gagal karena mereka tidak berhasil keluar dari situasi yang tidak menguntungkan. Kemampuan untuk melanjutkan hidup setelah ditimpa kemalangan atau setelah mengalami tekanan yang berat bukanlah sebuah keberuntungan, tetapi hal tersebut menggambarkan adanya kemampuan tertentu pada individu yang dikenal dengan istilah resiliensi (Tugade & Fredrikson, 2004).
RESILIENSI
RESILIENSI
Mungkin nggak sedikit dari kita yang merasa selalu gagal dalam meraih/ mempertahankan sesuatu, seringkali juga merasa lelah dalam berjuang karena banyaknya tekanan dari berbagai faktor sehingga bisa menyurutkan semangat, membuat kita berhenti berjuang dan mematikan ide- ide kita untuk bertahan...
Karena sejatinya mempertahankan sesuatu yang sudah kita dapatkan itu lebih sulit dari pada cara/ proses kita untuk memdapatkan sesuatu........
So, apa sih yang mau saya bahas di sini....nggak lain dan nggak bukan adalah "kemampuan kita untuk bertahan selama proses kita mendapat sesuatu dalam berbagai tekanan dan mempertahankan sesuatu yang sudah di dapat dengan penyesuaian diri terhadap berbagai keadaan".....yaps itulah resiliensi secara umum.
Banyak segi sebenarnya pengertian resiliensi tersebut, apalagi sejak diawalinya sebuah Istilah resiliensi yang diformulasikan pertama kali oleh Block (dalam Klohnen, 1996) dengan nama ego-resilience, yang diartikan sebagai kemampuan umum yang melibatkan kemampuan penyesuaian diri yang tinggi dan luwes saat dihadapkan pada tekanan internal maupun eksternal.
Dari definisi yang dikemukakan di atas, nampak bahwa ego resiliensi merupakan satu sumber kepribadian yang berfungsi membentuk konteks lingkungan jangka pendek maupun jangka panjang, di mana sumber daya tersebut memungkinkan individu untuk memodifikasi tingkat karakter dan cara mengekspresikan pengendalian ego yang biasa mereka lakukan.
Dalam perjalanannya, terminologi resiliensi mengalami perluasan dalam hal pemaknaan. Diawali dengan penelitian Rutter & Garmezy (dalam Klohne 1996), tentang anak-anak yang mampu bertahan dalam situasi penuh tekanan. Dua peneliti di atas menggunakan istilah resiliensi sebagai descriptive labels yang mereka gunakan untuk menggambarkan anak-anak yang mampu berfungsi secara baik walaupun mereka hidup dalam lingkungan buruk dan penuh tekanan.
Dan banyak lagi pengertian- pengertian resiliensi lainnya yang dikemukakan oleh pakar psikologi dunia lainnya.
Faktor-faktor Resiliensi
Banyak penelitian yang berusaha untuk mengidentifikasikan faktor yang berpengaruh terhadap resiliensi seseorang. Faktor tersebut meliputi dukungan eksternal dan sumber-sumbernya yang ada pada diri seseorang (misalnya keluarga, lembaga-lembaga pemerhati dalam hal ini yang melindungi perempuan), kekuatan personal yang berkembang dalam diri seseoran (seperti self-esteem, a capacity for self monitoring, spritualitas dan altruism), dan kemampuan sosial (seperti mengatasi konflik, kemampuan-kemampuan berkomunikasi).
Faktor-faktor resiliensi (Grotberg-1995) tersebut adalah :
Untuk kekuatan individu, dalam diri pribadi digunakan istilah ‘I Am’
untuk dukungan eksternal dan sumber-sumbernya, digunakan istilah ‘I Have’, sedangkan untuk kemampuan interpersonal digunakan istilah ’I Can’.
Last edited: