fajarsany
New member
Seorang perempuan muda berusia 23 tahunan tampak sedang mencari-cari sesuatu di tengah keramaian. Matanya melirik kesana kemari, menyapu setiap orang-orang yang berkumpul.
Matanya terhenti di sebuah saung yang di dalamnya terdapat spanduk bertuliskan Buka Bersama dan Reuni Alumni SMAN-26 Angkatan-44.
“Nisa, Nisa, sini! Cepetan, bentar lagi buka!” kata salah seorang perempuan.
Sebagaimana lazimnya acara reuni, semua yang hadir saling berbagi cerita satu sama lainnya, bernostalgia dengan masa lalu.
“Nisa... masih inget aku gak?” Tanya Desi.
“Eh... Desi... inget lah, hahaha!” Jawa Nisa.
Percakapan Desi dan Nisa berlanjut hingga waktu mendekati pukul 21.30. “Sepertinya aku harus segera pulang.” Kata Nisa dalam hati.
“Nis... liat-liat HP terus, kenapa, disuruh pulang? Tenang, ntar kita pulangnya bareng, maksudnya keluar dari sininya bareng.” Kata Desi.
“Iya deh.”
“Eh coba liat HP kamu dong.” Pinta Desi.
Desi mengamati sampai ke bagian yang mendetail. Dia mencoba mengintip isinya, tapi dikunci oleh password. “Emh dasar...” gerutunya dalam hati.
“Berapaan sih HP kamu?”
“Sejuta dua ratusan lah Des.” Jawab Nisa.
“Ouh, pantesan. Belinya yang kayak aku Nis, empat juta, bela-belain nih, biar kualitasnya juga mantap. Kalo dibawah satu koma lima sih, biasanya HP buat cupu, hehehe.”
“Cupu bagaimana maksudmu Des?”
“Ya buat anak kecil, kameranya kurang, baterenya cepet abis, casing-nya dari plastik mainan. Buat golongan bawah lah.”
Nisa langsung memasukkan HP-nya kedalam tas. “Maaf teman-teman, saya pulang duluan, ini adik minta dijemput.”
“Kalem Nis, nih abisin dulu bolunya, aku kan sekarang ulang tahun, jadi sekalian gitu.” kata Fani, temannya yang lain.
Nisa setengah tersenyum, “Oh makasih Fan, tapi maaf gak bisa, sampai ketemu lagi nanti ya!” Kemudian dia meninggalkan saung, menuju ke tempat parkiran untuk mengambil sepeda motornya.
Matanya terhenti di sebuah saung yang di dalamnya terdapat spanduk bertuliskan Buka Bersama dan Reuni Alumni SMAN-26 Angkatan-44.
“Nisa, Nisa, sini! Cepetan, bentar lagi buka!” kata salah seorang perempuan.
Sebagaimana lazimnya acara reuni, semua yang hadir saling berbagi cerita satu sama lainnya, bernostalgia dengan masa lalu.
“Nisa... masih inget aku gak?” Tanya Desi.
“Eh... Desi... inget lah, hahaha!” Jawa Nisa.
Percakapan Desi dan Nisa berlanjut hingga waktu mendekati pukul 21.30. “Sepertinya aku harus segera pulang.” Kata Nisa dalam hati.
“Nis... liat-liat HP terus, kenapa, disuruh pulang? Tenang, ntar kita pulangnya bareng, maksudnya keluar dari sininya bareng.” Kata Desi.
“Iya deh.”
“Eh coba liat HP kamu dong.” Pinta Desi.
Desi mengamati sampai ke bagian yang mendetail. Dia mencoba mengintip isinya, tapi dikunci oleh password. “Emh dasar...” gerutunya dalam hati.
“Berapaan sih HP kamu?”
“Sejuta dua ratusan lah Des.” Jawab Nisa.
“Ouh, pantesan. Belinya yang kayak aku Nis, empat juta, bela-belain nih, biar kualitasnya juga mantap. Kalo dibawah satu koma lima sih, biasanya HP buat cupu, hehehe.”
“Cupu bagaimana maksudmu Des?”
“Ya buat anak kecil, kameranya kurang, baterenya cepet abis, casing-nya dari plastik mainan. Buat golongan bawah lah.”
Nisa langsung memasukkan HP-nya kedalam tas. “Maaf teman-teman, saya pulang duluan, ini adik minta dijemput.”
“Kalem Nis, nih abisin dulu bolunya, aku kan sekarang ulang tahun, jadi sekalian gitu.” kata Fani, temannya yang lain.
Nisa setengah tersenyum, “Oh makasih Fan, tapi maaf gak bisa, sampai ketemu lagi nanti ya!” Kemudian dia meninggalkan saung, menuju ke tempat parkiran untuk mengambil sepeda motornya.