Kalina
Moderator
Ironis, inilah yang segera tertangkap ketika menonton ?Mata Lobang? film pendek besutan Elizabeth Ongkodjojo. Satu kenyataan yang banyak terjadi namun tidak pernah terpikir dan jarang pernah diungkap, mungkin risih atau bisa jadi karena tampak terlalu sepele dan biasa sehingga diabaikan begitu mudah. Namun lewat ?Mata Lobang? kita bisa melihat sesuatu yang sepele menjadi sesuatu yang menarik dan mengusik.
?Mata Lobang? menuturkan perilaku mengintip seorang aktifis perempuan bernama Furi (Adi Wijaya). Digambarkan aktivitas Furi yang seorang aktivis melalui pernik-pernik poster di dinding rumah kontrakannya, berlatih orasi di depan cermin, dan pulang dari demonstrasi menolak RUU APP sampai malam hari.
Perilaku mengintip Furi diawali oleh ketidak sengajaan. Yakni ketika dia sedang membaca, listrik di kamarnya mendadak padam karena ulah tikus di atap rumah. Maka naiklah Furi ke atap memperbaiki saluran listrik yang terganggu. Saat berada di atas atap, niat memperbaiki listrik mendadak menguap demi melihat adegan persenggamaan Nancy (Erlanny) tetangganya dengan entah pacar entah tunangan. Dari sinilah Furi jadi ketagihan ngintip saban malam. Hingga suatu atap yang dipijaknya jebol dan terbongkarlah ulahnya mengintip.
Elizabeth cukup berhasil menggambarkan kebersahajaan situasi kontrakan dengan segenap para penghuninya. Akting mereka pun lumayan baik, terutama Furi. Meski tidak terlalu mulus Adi Wijaya berhasil menggambarkan pergolakan perasaannya, antara aktivis pembela perempuan dan perilaku mengintipnya melalui gestur tubuh maupun tatapan matanya. Kegamangannya tertangkap pula saat menjawab pertanyaan Ana (Widi Anggraini) mengenai sikapnya terhadap rencana penerapan RUU APP. ?Nggak tahu mba, mau mendukung atau setuju dengan RUU APP?.
Sayangnya kontrakan Furi yang tampak rapi dan selalu sepi kurang memperlihatkan keaktivisan Furi. Kondisi ini lebih menggambarkan Furi sebagai mahasiswa yang manis dan tertutup. Suatu sifat yang kurang lazim dimiliki seorang aktifis.
?Mata Lobang? menuturkan perilaku mengintip seorang aktifis perempuan bernama Furi (Adi Wijaya). Digambarkan aktivitas Furi yang seorang aktivis melalui pernik-pernik poster di dinding rumah kontrakannya, berlatih orasi di depan cermin, dan pulang dari demonstrasi menolak RUU APP sampai malam hari.
Perilaku mengintip Furi diawali oleh ketidak sengajaan. Yakni ketika dia sedang membaca, listrik di kamarnya mendadak padam karena ulah tikus di atap rumah. Maka naiklah Furi ke atap memperbaiki saluran listrik yang terganggu. Saat berada di atas atap, niat memperbaiki listrik mendadak menguap demi melihat adegan persenggamaan Nancy (Erlanny) tetangganya dengan entah pacar entah tunangan. Dari sinilah Furi jadi ketagihan ngintip saban malam. Hingga suatu atap yang dipijaknya jebol dan terbongkarlah ulahnya mengintip.
Elizabeth cukup berhasil menggambarkan kebersahajaan situasi kontrakan dengan segenap para penghuninya. Akting mereka pun lumayan baik, terutama Furi. Meski tidak terlalu mulus Adi Wijaya berhasil menggambarkan pergolakan perasaannya, antara aktivis pembela perempuan dan perilaku mengintipnya melalui gestur tubuh maupun tatapan matanya. Kegamangannya tertangkap pula saat menjawab pertanyaan Ana (Widi Anggraini) mengenai sikapnya terhadap rencana penerapan RUU APP. ?Nggak tahu mba, mau mendukung atau setuju dengan RUU APP?.
Sayangnya kontrakan Furi yang tampak rapi dan selalu sepi kurang memperlihatkan keaktivisan Furi. Kondisi ini lebih menggambarkan Furi sebagai mahasiswa yang manis dan tertutup. Suatu sifat yang kurang lazim dimiliki seorang aktifis.