Kalina
Moderator
Setelah memproduksi Kuntilanak besutan Rizal Mantovani, kali ini Mlutivision kembali memprsembahkan film layar lebar berjudul Pesan Dari Surga yang disutradarai oleh Sekar Ayu Asmara. Film ini dibintangi deretan sineas-sineas muda berbakat seperti Luna Maya, Vino Bastian, Rianti Cathwright, Lukman Sardi, Catherine Wilson, serta Ramon Y Tungka. Selain mereka, masih banyak deretan artis muda lainnya.
Film ini bercerita mengenai kelompok band terkenal yang bernama Topeng. Personil band adalah Canting (Luna Maya) sebagai vokalis, Veruska (Rianti Cathwright), Prana (Vino Bastian) Gitaris, Brazil (Catherine Wilson) Basis, serta Kuta (Lukman Sardi) sebagai basis. walaupun mereka sangat akrab namun dalam setiap diri para anggota band tersebut mempunyai persoalan masing-masing yang sangat pelik.
Canting yang berpacaran dengan Armand (Dimas Seto) yang merupakan aktivis LSM. Walaupun Armand selalu berusaha meluangkan waktu kepada Canting, namun kecemburuan selalu menerpa Canting ketika Armand harus bekerja. Maklum saja, Armand bekerja satu kantor dengan mantan kekasihnya (Davina).
Lain hal dengan Canting, Prana yang telah menikah dengan wanita peramal Tarot bernama Sandra (Indah Kalalo), ternyata mempunyai selingkuhan dengan gadis cantik penari bernama Erlita (Medina Wowor). Sementara itu, Brazil yang mempunyai kegagalan cinta di masa lalu melampiaskan dendam lewat berpacaran dengan dua cowok kembar Oya dan Oyi (Ramon Tungka).
Berbeda lagi dengan Veruska yang merupakan gadis katholik taat dan lugu yang telah dibodohi oleh pacarnya (Uli Herdinansyah) yang berakibat hamil pada dirinya serta terjangkit penyakit berbahaya. Anggota band terakhir Kuta, juga mepunyai persoalan dengan melangsungkan hubungan gelap dengan seseorang yang telah berkeluarga.
Sama seperti film Sekar Ayu Asmara sebelumnya yang berjudul Belahan Jiwa, Sekar selalu memilih bintang-bintang ngetop untuk bermain dalam film layar lebarnya. Dalam film ini Sekar Ayu Asmara, memilih genre Drama dengan balutan supranatural.
Berbicara akting pemain, nampaknya semua pemain berusaha untuk menampilkan akting terbaik untuk perannya masing-masing. Luna Maya terlihat berapi-api ketika harus mengikuti tuntutan skenario sosok Canting yang sangat kasar. Begitu juga Chaterine Wilson yang menjelma menjadi perempuan gila akan seks.
Namun dari semua penampilan para pemain film ini, akting Lukman Sardi dalam memerankan tokoh Kuta terlihat sangat matang dan sangat menjiwai. Lukman tampil total dan apik diantara seluruh pemain dalam film ini. Rianti, Vino Bastian, Dimas Seto, Davina, serta Indah Kalalo juga tampil baik untuk perannya masing-masing
Untuk alur cerita tidak ada yang istimewa dalam film ini. konflik yang terlalu banyak, tidak berhasil dirampungkan oleh Sekar Ayu Asmara untuk lebih menjadi lebih sederhana tanpa membingungkan penonton antara karakter satu dengan yang lainnya. sementara itu kelemahan cerita lainnya adalah ketika seorang anak kecil dari dunia yang berbeda dapat menitip pesan kepada salah satu personil grup band Topeng. Hal tersebut membuat sulit diterima secara logis dalam kehidupan nyata sebenarnya.
Secara keseluruhan film ini memberi pesan bagaimana belajar menghargai kehidupan yang kita miliki. Apabila kita menyia-nyiakannya tidak mustahil kita akan menyesal di kemudian hari akan perbuatan kita. Sebuah pesan yang sederhana namun seringkali manusia memandang enteng serta tidak menggubrisnya lewat kelakuan yang tidak pantas dan tindakan yang bodoh. Selamat menyaksikan !
Film ini bercerita mengenai kelompok band terkenal yang bernama Topeng. Personil band adalah Canting (Luna Maya) sebagai vokalis, Veruska (Rianti Cathwright), Prana (Vino Bastian) Gitaris, Brazil (Catherine Wilson) Basis, serta Kuta (Lukman Sardi) sebagai basis. walaupun mereka sangat akrab namun dalam setiap diri para anggota band tersebut mempunyai persoalan masing-masing yang sangat pelik.
Canting yang berpacaran dengan Armand (Dimas Seto) yang merupakan aktivis LSM. Walaupun Armand selalu berusaha meluangkan waktu kepada Canting, namun kecemburuan selalu menerpa Canting ketika Armand harus bekerja. Maklum saja, Armand bekerja satu kantor dengan mantan kekasihnya (Davina).
Lain hal dengan Canting, Prana yang telah menikah dengan wanita peramal Tarot bernama Sandra (Indah Kalalo), ternyata mempunyai selingkuhan dengan gadis cantik penari bernama Erlita (Medina Wowor). Sementara itu, Brazil yang mempunyai kegagalan cinta di masa lalu melampiaskan dendam lewat berpacaran dengan dua cowok kembar Oya dan Oyi (Ramon Tungka).
Berbeda lagi dengan Veruska yang merupakan gadis katholik taat dan lugu yang telah dibodohi oleh pacarnya (Uli Herdinansyah) yang berakibat hamil pada dirinya serta terjangkit penyakit berbahaya. Anggota band terakhir Kuta, juga mepunyai persoalan dengan melangsungkan hubungan gelap dengan seseorang yang telah berkeluarga.
Sama seperti film Sekar Ayu Asmara sebelumnya yang berjudul Belahan Jiwa, Sekar selalu memilih bintang-bintang ngetop untuk bermain dalam film layar lebarnya. Dalam film ini Sekar Ayu Asmara, memilih genre Drama dengan balutan supranatural.
Berbicara akting pemain, nampaknya semua pemain berusaha untuk menampilkan akting terbaik untuk perannya masing-masing. Luna Maya terlihat berapi-api ketika harus mengikuti tuntutan skenario sosok Canting yang sangat kasar. Begitu juga Chaterine Wilson yang menjelma menjadi perempuan gila akan seks.
Namun dari semua penampilan para pemain film ini, akting Lukman Sardi dalam memerankan tokoh Kuta terlihat sangat matang dan sangat menjiwai. Lukman tampil total dan apik diantara seluruh pemain dalam film ini. Rianti, Vino Bastian, Dimas Seto, Davina, serta Indah Kalalo juga tampil baik untuk perannya masing-masing
Untuk alur cerita tidak ada yang istimewa dalam film ini. konflik yang terlalu banyak, tidak berhasil dirampungkan oleh Sekar Ayu Asmara untuk lebih menjadi lebih sederhana tanpa membingungkan penonton antara karakter satu dengan yang lainnya. sementara itu kelemahan cerita lainnya adalah ketika seorang anak kecil dari dunia yang berbeda dapat menitip pesan kepada salah satu personil grup band Topeng. Hal tersebut membuat sulit diterima secara logis dalam kehidupan nyata sebenarnya.
Secara keseluruhan film ini memberi pesan bagaimana belajar menghargai kehidupan yang kita miliki. Apabila kita menyia-nyiakannya tidak mustahil kita akan menyesal di kemudian hari akan perbuatan kita. Sebuah pesan yang sederhana namun seringkali manusia memandang enteng serta tidak menggubrisnya lewat kelakuan yang tidak pantas dan tindakan yang bodoh. Selamat menyaksikan !