nurcahyo
New member
RI Seharusnya Jalankan Kebijakan Satu China Secara Konsisten
Kapanlagi.com - Jurubicara Kepresidenan Dino Patti Djalal mengatakan Indonesia sudah seharusnya melaksanakan secara konsisten kebijakan satu China (One China Policy) yang telah berjalan selama puluhan tahun.
"Setiap kali saya ditanyakan what is your China policy?, saya selalu menjawab One-China Policy," katanya dalam sesi pleno diskusi bertajuk "Kemitraan Strategis RI-RRC: Tindak Lanjut Kongkrit dan Prospek ke Depan" di Jakarta, Kamis (07/12).
Namun, ia juga mengemukakan penerapan kebijakan tersebut jangan membuat Indonesia "mengorbankan" hubungannya dengan Taiwan.
Ia mengatakan, meski China masih menyimpan opsi untuk melakukan perang fisik dengan Taiwan, Indonesia selalu mendorong upaya terjadinya reunifikasi damai antara China dengan Taiwan.
"Bila terjadi perang, maka dampaknya juga akan berimbas ke berbagai kawasan termasuk Asia Tenggara," ujar Dino.
Menurut dia, untuk memaksimalkan hubungan Indonesia dengan China diperlukan sesuatu hal yang lebih dari sekedar pengakuan One-China Policy.
Laut Yang Terbuka
Dino Patti Jalal mengungkapkan China bagaikan laut yang terbuka di mana berbagai "manuver" di bidang politik, diplomasi, dan ekonomi dapat dilakukan Indonesia dengan relatif mudah.
"Hal ini berbeda dengan Amerika Serikat yang memiliki berbagai rambu dalam menjalin hubungannya dengan Indonesia," katanya.
Sementara itu, pembicara lainnya Duta Besar RI untuk RRC Mayjen (Purn) Sudrajat mengatakan, hambatan dalam menjalin hubungan dengan China antara lain datang dari sebagian birokrat Indonesia yang masih menganggap negara Tirai Bambu itu dalam pandangan yang negatif.
"China masih dianggap sebagai negara yang bercita-cita menyebarkan pandangan komunisnya ke seluruh dunia, padahal penyebaran komunisme bukanlah isu lagi bagi negara tersebut," katanya.
Ia mengemukakan, China kini siap menjalin sekaligus mengembangkan hubungan persahabatan dan kerjasama dengan seluruh negara berdasarkan prinsip saling menghormati kedaulatan dan integritas teritorial, serta tidak melakukan agresi.
Selain itu, lanjutnya, China juga memiliki hasrat untuk berperan aktif dalam berbagai kegiatan diplomasi sehingga memberikan kontribusi terhadap upaya menjaga perdamaian dan memfasilitasi peningkatan kesejahteraan dunia. (
Kapanlagi.com - Jurubicara Kepresidenan Dino Patti Djalal mengatakan Indonesia sudah seharusnya melaksanakan secara konsisten kebijakan satu China (One China Policy) yang telah berjalan selama puluhan tahun.
"Setiap kali saya ditanyakan what is your China policy?, saya selalu menjawab One-China Policy," katanya dalam sesi pleno diskusi bertajuk "Kemitraan Strategis RI-RRC: Tindak Lanjut Kongkrit dan Prospek ke Depan" di Jakarta, Kamis (07/12).
Namun, ia juga mengemukakan penerapan kebijakan tersebut jangan membuat Indonesia "mengorbankan" hubungannya dengan Taiwan.
Ia mengatakan, meski China masih menyimpan opsi untuk melakukan perang fisik dengan Taiwan, Indonesia selalu mendorong upaya terjadinya reunifikasi damai antara China dengan Taiwan.
"Bila terjadi perang, maka dampaknya juga akan berimbas ke berbagai kawasan termasuk Asia Tenggara," ujar Dino.
Menurut dia, untuk memaksimalkan hubungan Indonesia dengan China diperlukan sesuatu hal yang lebih dari sekedar pengakuan One-China Policy.
Laut Yang Terbuka
Dino Patti Jalal mengungkapkan China bagaikan laut yang terbuka di mana berbagai "manuver" di bidang politik, diplomasi, dan ekonomi dapat dilakukan Indonesia dengan relatif mudah.
"Hal ini berbeda dengan Amerika Serikat yang memiliki berbagai rambu dalam menjalin hubungannya dengan Indonesia," katanya.
Sementara itu, pembicara lainnya Duta Besar RI untuk RRC Mayjen (Purn) Sudrajat mengatakan, hambatan dalam menjalin hubungan dengan China antara lain datang dari sebagian birokrat Indonesia yang masih menganggap negara Tirai Bambu itu dalam pandangan yang negatif.
"China masih dianggap sebagai negara yang bercita-cita menyebarkan pandangan komunisnya ke seluruh dunia, padahal penyebaran komunisme bukanlah isu lagi bagi negara tersebut," katanya.
Ia mengemukakan, China kini siap menjalin sekaligus mengembangkan hubungan persahabatan dan kerjasama dengan seluruh negara berdasarkan prinsip saling menghormati kedaulatan dan integritas teritorial, serta tidak melakukan agresi.
Selain itu, lanjutnya, China juga memiliki hasrat untuk berperan aktif dalam berbagai kegiatan diplomasi sehingga memberikan kontribusi terhadap upaya menjaga perdamaian dan memfasilitasi peningkatan kesejahteraan dunia. (