RI Tak Bisa Diam Saksikan Meluasnya Konflik di Irak

nurcahyo

New member
Dialog Islam dan Barat Perlu Untuk Hilangkan Stereotipe Negatif

Kapanlagi.com - Dunia Islam dan Barat harus saling berdialog untuk menghilangkan stereotipe negatif diantara mereka yang saat ini seringkali menjadi isu utama dunia.

"Dialog merupakan jembatan antar keyakinan, kebudayaan serta peradaban," kata Hassan Wirayuda, Menteri Luar Negeri, ketika membuka Konferensi Internasional yang bertajuk Challenging Stereotypes in Europe and the Islamic World: Working Together for Constructive Policies and Partnership di Hotel Four Season, Jakarta, Rabu (22/11).

Menurut dia, dialog antara kedua peradaban tersebut merupakan kesempatan berharga untuk menghilangkan stereotipe negatif pada masing-masing kalangan, baik Barat maupun Islam.

"Setelah peristiwa 11 September yang lalu, dunia bergolak dan berakibat Barat mengecap Islam sebagai teroris serta sebaliknya terjadi pergerakan anti Barat di banyak dunia Islam," katanya.

Wirayuda mengatakan dialog ini tidak hanya dilakukan pada tingkat atas, tetapi juga harus terjadi pada tingkat bawah atau grass root.

"Grass root level merupakan lapisan yang paling penting untuk diperhatikan karena pada level ini perpecahan dan kerusuhan amat mudah terjadi," katanya.

Sementara itu, Syafi'i Anwar, Direktur Eksekutif International Center for Islam and Pluralism (ICIP) mengatakan, hubungan Barat dan Islam selama ini tidak begitu baik sesudah peristiwa 11 September ditambah dengan kasus lainnya, seperti kasus Palestina dan Irak.

"Jika kita pernah mendengar mengenai tesis clash of civilazation, kita harus meyakini bahwa tesis itu adalah sebuah mitos," ujarnya.

Syafi'i mengatakan, ruang untuk berdialog dan bertukar pikiran ataupun mengadakan aksi bersama adalah sebuah kesempatan baik untuk mewujudkan harapan bahwa 'perpecahan peradaban' itu hanya sebuah mitos belaka.

"Konferensi internasional dimana dunia Islam dan Barat dapat bertukar pikiran harus terus diadakan, dan kita harus sadar betul bahwa aliansi antar peradaban dapat menciptakan dunia yang lebih baik," katanya.

Konferensi Internasional antar Islam dan Barat ini merupakan sebuah kolaborasi antar ICIP dengan Kedutaan Besar Finlandia.

"Tawaran untuk mengadakan konferensi ini datang dari Finlandia, karena negara Eropa itu adalah salah satu negara Uni Eropa yang berkepentingan terhadap membaiknya hubungan dunia Islam dan dunia Barat, khususnya kawasan Eropa," katanya.

Dalam kesempatan itu, Duta Besar Finlandia untuk Indonesia, Markku Niinioja, mengatakan masyarakat Eropa perlu mendapatkan banyak pengetahuan mengenai dunia Islam yang sesungguhnya, karena selama ini masyarakat Eropa memiliki stigma negatif terhadap Islam.

"Kita membutuhkan dialog, serta saling pengertian yang komprehensif antara masing-masing kalangan," katanya.

Konferensi yang berlangsung dari tanggal 22-23 November itu akan memberikan rekomendasi kepada negara-negara Barat serta negara Islam melalui kedutaan besar mereka masing-masing, sehingga dapat dijadikan sebuah wacana dan dapat ditindaklanjuti oleh mereka.

"Kita harus membuktikan pada dunia, bahwa Indonesia adalah the smiling Islam bukan the angry Islam," kata Syafi'i Anwar.
 
Back
Top