adidananto
New member
Harga CPO di bursa komoditas Malaysia untuk kontrak paling aktif hari Jumat pagi mengalami penurunan lagi melanjutkan lesunya harga pada perdagangan kemarin (13/3). Melemahnya harga komoditas CPO di bursa Malaysia ini terjadi seiring dengan kenaikan ringgit terhadap dollar AS.
Chandran Sinnasamy, Direktur Eksekutif LT International Futures Sdn., mengatakan pergerakan nilai tukar ringgit yang bangkit setelah terpuruk selama beberapa pekan terhadap dollar AS menjadi katalis negatif untuk harga crude palm oil (CPO). Untuk perdagangan hari ini dollar sudah kembali menguat terhadap rival-rivalnya.
Trend melemah harga CPO juga diakibatkan oleh penurunan ekspor CPO dari Malaysia. Dewan Kelapa Sawit Malaysia Selasa lalu menyatakan Malaysia hanya mengekspor 0,97 juta ton kelapa sawit pada Februari, volume ekspor bulanan terendah sejak Juni 2007. Ekspor CPO Malaysia pada 10 hari pertama bulan ini kembali turun 12% menjadi 262.168 ton dibandingkan dengan periode yang sama pada bulan lalu.
Lesunya harga CPO pada perdagangan sebelumnya juga disebabkan oleh anjloknya impor ke India. Pembelian CPO asal Malaysia oleh India pada bulan Februari dilaporkan turun 7,8 persen menjadi 600 ribu ton.
Harga CPO kontrak paling aktif di bursa komoditas Malaysia membukukan pelemahan sebesar 7 ringgit atau setara dengan 0,35 persen dan berada pada posisi 2.236 ringgit per ton.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga CPO berjangka pada perdagangan hari ini berpotensi untuk kembali mengalami penurunan. Lesunya harga minyak mentah dan turunnya ekspor CPO dari Malaysia berpotensi untuk menggerus turun harga komoditas berjangka tersebut.
Harga CPO berjangka di bursa komoditas Malaysia berpotensi mengetes level resistance pada posisi 2.260 ringgit dan 2.280 ringgit. Sedangkan level support yang akan dites ada pada posisi 2.220 ringgit dan 2.200 ringgit.
sumber