Rombongan SBY Didemo di Davos

uRaN

New member
Rombongan SBY Didemo di Davos​




Keliadiran Presiden Susilo BambangYudhoyono (SBY) beserta rombongan di Davos untuk mengikuti World Economic Forum (WEF) 2011 mengundang perhatian masyarakat Indonesia di Swiss. Sebuah kelompok yang menamakan diri Komunitas Warga Swiss Indonesia (Kowarnis) menyampaikan protes atas SBY dari delegasinya.

“Karena terlalu banyak, tidak efisien, dan buang-buanguang rakyat saja,” tutur SlametTriono. Warga Indonesia yang tinggal di Saint Gallen ini mengaku kesal dengan jumlah delegasi Indonesia ke ajang WEF Davos.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Presiden SBY beserta rombongan datang ke WEF Davos. Selain mengajak Ibu Negara Ani Yudhoyono dan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II, SBY juga mengikutsertakan 20-an wartawan serta 20-an orang delegasi kesenian, Laki-laki yang sudah menetap lima tahun di Swiss itu mencontohkan betapa efisien dan hematnya matnya Presiden Swiss Doris Leut hard saat berkunjung keJakarta dan Surabaya setahun silam. “Dia hanya membawa lima wartawan, itu pun harus bayar sendiri,”kata Triono.

Korwanis bahkan akhirnya melakukan demonstrasi di Davos,
Cuma, sebeluya mereka masuk jantung kota Davos, polisi setempat menyita spanduk dan sejenisnya. “Kami juga diinterograsi 30 menit, tapi dilepaskan kembali,” imbuh Triono. (SINDO)
 
tambahan info gan

Korwanis Demo SBY di Swiss
Tribunnews.com - Minggu, 30 Januari 2011 11:00 WIB

bacapetisi.jpg


DELEGASI Indonesia di World Economic Forum (WEF) yang dibawa Presiden SBY ke Davos, Swiss, karena begitu besarnya, memerlukan sarana khusus. Setidaknya, tiga hotel mewah digunakan sebagai tempat menginap dan pesawat Garuda jenis Airbus 300 diparkir khusus di Bandara Zurich, Swiss.

Pantauan Komunitas Warga Indonesia Swiss (Korwanis) menunjukkan hal itu. Sebuah pesawat berbendera Garuda dan berlogo Burung Garuda diparkir di Bandara Zurich dari Kamis (27/1/2011) hingga Sabtu (29/1/2011). Sementara Hotel Mövenpick dan Radisson di Zurich digunakan sebagai tempat menginap puluhan delegasi Indonesia. Sedangkan di Davos, delegasi kesenian yang berjumlah 20 orang diinapkan di Hotel Seebuel, yang terletak dipinggir Danau Davos.

Ketika Korwanis mendatangi Hotel Radisson, tampak muka muka melayu berjas dan berdasi yang fasih berbahasa Indonesia di hotel yang bertarif sedikitnya Rp 3 jutaan per malam itu. Petugas receptionist Radisson Hotel membenarkan adanya delegasi Indonesia yang menginap di hotelnya.

“Mereka menggunakan kelas bisnis. Hanya pasti kalau rombongan ada diskonnya,” katanya.

Kalangan wartawan diinapkan di Hotel Mövenpick Zurich yang bertarif tak jauh berbeda dengan Radisson. Petugas Hotel Mövenpick memberikan daftar harga yang berkisar antara 150 – 300 swiss franch, setara Rp 1,5 hingga Rp 3 jutaan. Tak hanya wartawan yang menginap di Mövenpick, beberapa staf KBRI Swiss juga menempati hotel serupa.

Spanduk Disita
Dari Davos, sedikitnya puluhan Korwanis bergerak menuju pusat WEF. Dalam perjalanan ke kota kecil di atas gunung itu, puluhan anggota Korwani diinterograsi polisi Swiss. Hanya saja, lantaran tidak ditemukan aksi kekerasan, mereka akhirnya dilepaskan. "Kami diperiksa sekitar 30 menitan. Spanduk, pamflet dan lain lain disita," kata salah satu anggota Korwanis.

Mereka juga dilepaskan karena bertujuan mendemo Presiden SBY yang membawa rombongan terlalu besar. "Mereka maklum dan kami dilepaskan asal tak membuat onar," katanya.

Selanjutnya mereka bergerak mendekati Kongreszentrum, gedung pusat arena WEF. Ribuan polisi, termasuk sniper yang berada di atap atap hotel mengincar kalangan demonstran. Tanpa spanduk, akhirnya mereka meneruskan demo damai di kota yang kini dijaga sangat ketat itu. Tiga anggota delegasi Indonesia di Davos sempat ditemui Korwanis. Sisa petisi juga sempat diberikan.

"Pada mulanya mereka ramah, tapi setelah membaca petisi, mereka langsung kabur," kata salah satu anggota Korwanis.

Demonstran yang lain mendukung upaya kami menyebarkan pamflet yang berisi protes kepada delegasi Indonesia. Orang orang lokal juga antusias ikut membantu menyebarkan pamflet itu.

Hotel Seebuel di Davos sudah ditinggalkan delegasi kesenian sejak Jumat (28/1/2011) lalu. Kalangan penghibur ini, salah satunya pemain biola Hendry Lamiri dan pemetik harpa Maya Hasan sudah kembali ke tanah air Jumat (28/1/2011).

Melihat banyaknya hotel yang digunakan, serta pesawat jenis Air Bus yang dibawa rombongan ini, diperkirakan delegasi tersebut lebih dari 60 orang. (*)

http://www.tribunnews.com/2011/01/30/korwanis-demo-sby-di-swiss
 
Last edited by a moderator:
Kowarnis: Rombongan Besar SBY Jadi Bahan Tertawaan
Tribunnews.com - Sabtu, 29 Januari 2011 13:21 WIB

SBY_nyanyi2.jpg


TRIBUNNEWS.COM - Komunitas Warga Indonesia Swiss (Kowarnis) atau Indonesian Swiss Community menilai rombongan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam kunjungannya ke Davos, Swiss, yang berjumlah 60 orang terlalu berlebihan dan jadi bahan tertawaan.

Slamet Triono, Kordinator Kowarnis, dalam press release yang dikirim ke email Tribunnews.com mengungkapkan, rombongan SBY yang menghadiri pertemuan tahunan World Economic Forum 2011 berjumlah 60 orang yang terdiri atas 20 wartawan, 20 delegasi kesenian, dan 20 delegasi pemerintah.

Berikut pernyataan sikap Komunitas Warga Indonesia Swiss:

1.Kedatangan Presiden SBY yang membawa sekitar 60 delegasi (20 wartawan, 20 delegasi kesenian, 20 delegasi pemerintahan) sangat berlebihan.

2.Kedatangan rombongan paling besar dari seluruh petinggi negara dunia ini, hanya menjadi bahan tertawaan dan ejekan masyarakat Swiss dan dari bangsa lain.

3.Di tengah penderitaan masyarakat dan kenaikan harga bahan pokok, pengangguran yang semakin bertambah, korupsi merajalela, membawa rombongan banyak tidak tepat dan efektif.

4.Ketika Presiden Swiss Doris Leuthard ke Indonesia setahun silam, rombongan pemerintah Swiss ini hanya membawa lima wartawan dan mereka pun membayar sendiri perjalanan dinasnya.

5.Lagi-lagi siapa yang membiayai delegasi besar Indonesia itu? Tentu saja rakyat yang taat membayar pajak, demi bisa menitipkan hidup di bumi Indonesia.

6.Misi kesenian di ajang Davos World Economic Forum (WEF) juga kurang pada tempatnya. WEF lebih menekankan kepada kerja sama ekonomi antara satu negara dengan negara lain.

http://www.tribunnews.com/2011/01/29/kowarnis-rombongan-besar-sby-jadi-bahan-tertawaan

sby pidato soal kelaparan
http://www.tribunnews.com/2011/01/29/pidato-sby-di-swiss-bicara-isu-kelaparan

rombongan besar negara boros
http://www.tribunnews.com/2011/01/29/rombongan-besar-sby-pemborosan-uang-negara
 
Last edited by a moderator:
Back
Top