tambahan info gan
Korwanis Demo SBY di Swiss
Tribunnews.com - Minggu, 30 Januari 2011 11:00 WIB
DELEGASI Indonesia di World Economic Forum (WEF) yang dibawa Presiden SBY ke Davos, Swiss, karena begitu besarnya, memerlukan sarana khusus. Setidaknya, tiga hotel mewah digunakan sebagai tempat menginap dan pesawat Garuda jenis Airbus 300 diparkir khusus di Bandara Zurich, Swiss.
Pantauan Komunitas Warga Indonesia Swiss (Korwanis) menunjukkan hal itu. Sebuah pesawat berbendera Garuda dan berlogo Burung Garuda diparkir di Bandara Zurich dari Kamis (27/1/2011) hingga Sabtu (29/1/2011). Sementara Hotel Mövenpick dan Radisson di Zurich digunakan sebagai tempat menginap puluhan delegasi Indonesia. Sedangkan di Davos, delegasi kesenian yang berjumlah 20 orang diinapkan di Hotel Seebuel, yang terletak dipinggir Danau Davos.
Ketika Korwanis mendatangi Hotel Radisson, tampak muka muka melayu berjas dan berdasi yang fasih berbahasa Indonesia di hotel yang bertarif sedikitnya Rp 3 jutaan per malam itu. Petugas receptionist Radisson Hotel membenarkan adanya delegasi Indonesia yang menginap di hotelnya.
“Mereka menggunakan kelas bisnis. Hanya pasti kalau rombongan ada diskonnya,” katanya.
Kalangan wartawan diinapkan di Hotel Mövenpick Zurich yang bertarif tak jauh berbeda dengan Radisson. Petugas Hotel Mövenpick memberikan daftar harga yang berkisar antara 150 – 300 swiss franch, setara Rp 1,5 hingga Rp 3 jutaan. Tak hanya wartawan yang menginap di Mövenpick, beberapa staf KBRI Swiss juga menempati hotel serupa.
Spanduk Disita
Dari Davos, sedikitnya puluhan Korwanis bergerak menuju pusat WEF. Dalam perjalanan ke kota kecil di atas gunung itu, puluhan anggota Korwani diinterograsi polisi Swiss. Hanya saja, lantaran tidak ditemukan aksi kekerasan, mereka akhirnya dilepaskan. "Kami diperiksa sekitar 30 menitan. Spanduk, pamflet dan lain lain disita," kata salah satu anggota Korwanis.
Mereka juga dilepaskan karena bertujuan mendemo Presiden SBY yang membawa rombongan terlalu besar. "Mereka maklum dan kami dilepaskan asal tak membuat onar," katanya.
Selanjutnya mereka bergerak mendekati Kongreszentrum, gedung pusat arena WEF. Ribuan polisi, termasuk sniper yang berada di atap atap hotel mengincar kalangan demonstran. Tanpa spanduk, akhirnya mereka meneruskan demo damai di kota yang kini dijaga sangat ketat itu. Tiga anggota delegasi Indonesia di Davos sempat ditemui Korwanis. Sisa petisi juga sempat diberikan.
"Pada mulanya mereka ramah, tapi setelah membaca petisi, mereka langsung kabur," kata salah satu anggota Korwanis.
Demonstran yang lain mendukung upaya kami menyebarkan pamflet yang berisi protes kepada delegasi Indonesia. Orang orang lokal juga antusias ikut membantu menyebarkan pamflet itu.
Hotel Seebuel di Davos sudah ditinggalkan delegasi kesenian sejak Jumat (28/1/2011) lalu. Kalangan penghibur ini, salah satunya pemain biola Hendry Lamiri dan pemetik harpa Maya Hasan sudah kembali ke tanah air Jumat (28/1/2011).
Melihat banyaknya hotel yang digunakan, serta pesawat jenis Air Bus yang dibawa rombongan ini, diperkirakan delegasi tersebut lebih dari 60 orang. (*)
http://www.tribunnews.com/2011/01/30/korwanis-demo-sby-di-swiss