LENSAINDONESIA.COM: Politisi partai Demokrat, Ruhut Sitompul mengaku jika dirinya adalah motivator untuk pemenangan Anas Urbaningrum pada kongres Partai Demokrat 2010 di Bandung. Meski demikian, Ruhut Sitompul tidak keberatan bila pada akhirnya dirinya disebut sebagai tim sukses sahabatnya itu.
“Untuk pemenangan Anas, aku motivator meyakinkan orang-orang, merayu, aku meyakinkan mereka malam sebelum besoknya berangkat mencoblos. Karena kita tahu, maju kongres, ada KKO (kanan kiri oke) aku yakinkan mereka, ya Anasnya menang,” ujar Ruhut di gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Kamis (14/11/2013).
Selain itu, Ruhut Sitompul juga membantah bila sebagai tim sukses Anas Urbaningrum dirinya mengetahui aliran uang. Ruhut memang tidak keberatan disebut sebagai bagian tim sukses Anas Urbaningrum dalam Kongres Demokrat, namun Ruhut mengaku bahwa banyak kader-kader Demokrat lain yang sinis kepadanya. Dirinya pun mengaku tidak pernah tahu ada pembagian Blackberry dan bagi-bagi uang dalam kongres.
“Kan itu yang aku bilang. Ruhut sebagai apa? Aku ini pihak yang meyakinkan. Aku bersyukur di era Pak Hadi Utomo itu, aku salah satu kadernya yang paling rajin Muscab-Muscab di 500 lebih kab/kota. Jadi kenapa aku diajak, kader-kader itu kan sinis, Ruhut yang memenangkan Anas,” tegas Ruhut Sitompul.
Ruhut Sitompul kembali menegaskan tugasnya dalam Kongres Demokrat sebagai tim sukses Anas Urbaningrum. “Kepada yang sinis itu, aku bilang saja lebih keren motivator, bisa meyakinkan orang. Karena aku sering keliling Indonesia, kader-kader itu tanya ke aku siapa calon yang bagus. Ya aku bilang semua calon bagus, tapi why not the best?” pungkasnya.
Seperti diketahui, hari ini Ruhut Sitompul diperiksa sebagai saksi untuk tersangka mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum terkait kasus dugaan penerimaan gratifikasi atas proyek Hambalang.
Terkait dengan proyek Hambalang, Anas disebut menerima gratifikasi berupa mobil Toyota Harier sebagai hadiah dari proyek senilai Rp 2,5 triliun itu. Bahkan dalam dakwaan mantan Kabiro Keuangan dan Rumah Tangga Kemenpora, Dedi Kusdinar, Anas juga diduga menerima aliran dana senilai Rp2,2 miliar untuk dana pemenangannya sebagai Ketua Umum Partai Demokrat di Kongres 2010.
