JAKARTA--MIOL: Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di Pasar Spot Antar Bank Jakarta, Jumat pagi, melemah empat poin menjadi Rp9.045/9.050 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.041/9.050, setelah hari sebelumnya menguat.
Pengamat Pasar Uang, Farial Anwar mengatakan, di Jakarta, Jumat, turunnya rupiah karena pelaku pasar lokal berspekulasi melepas rupiah untuk mencari untung, mereka mengindahkan isu berlanjutnya kenaikan yen terhadap dolar AS.
Aksi lepas rupiah mengakibatkan mata uang lokal itu terkoreksi meski tidak besar, katanya.
Rupiah, menurut dia, seharusnya kembali menguat, namun tertahan oleh aktifnya bank sentral bermain di pasar menahan kenaikan rupiah lebih lanjut.
BI khawatir apabila rupiah bisa menembus level Rp9.000 per dolar AS, maka produk ekspor di luar negeri akan kalah bersaing, katanya.
Ditanya mengenai menguat yen, ia mengatakan, yen menguat didukung oleh pertumbuhan ekonomi Jepang yang meningkat sebesar 4,8 persen pada periode Oktober-Desember 2006 dibanding periode sama tahun lalu yang hanya 3,8 persen.
Selain itu juga didukung oleh data indikator ekonomi AS, seperti defisit transaksi berjalan AS yang membengkak, ucapnya.
Dolar AS terhadap yen turun hingga dibawah level 120 yen menjadi 119,30 dan euro terhadap yen jadi 156,73 dan terhadap dolar jadi 1,3134.
Ia mengatakan, aktivitas perdagangan kurang ramai, karena pelaku local belum melihat reaksi pelaku asing menjelang libur "Lunar New Year".
Karena itu, rupiah masih berpeluang untuk menguat pada penutupan sore nanti, karena faktor positif pasar masih menyelimutinya, katanya.
Yen, ia lebih lanjut mengatakan, kemungkinan akan naik kembali, setelah pemerintah Jepang meminta dukungan bank sentral Jepang untuk membuat kebijakan moneter yang mendukung pasar uang dan ekspektasi bahwa bank sentral akan menaikkan tingkat suku bunganya pada minggu depan.
Kondisi ini juga yang memberikan alasan, bahwa rupiah akan kembali menguat pada hari-hari berikutnya, katanya.
Pengamat Pasar Uang, Farial Anwar mengatakan, di Jakarta, Jumat, turunnya rupiah karena pelaku pasar lokal berspekulasi melepas rupiah untuk mencari untung, mereka mengindahkan isu berlanjutnya kenaikan yen terhadap dolar AS.
Aksi lepas rupiah mengakibatkan mata uang lokal itu terkoreksi meski tidak besar, katanya.
Rupiah, menurut dia, seharusnya kembali menguat, namun tertahan oleh aktifnya bank sentral bermain di pasar menahan kenaikan rupiah lebih lanjut.
BI khawatir apabila rupiah bisa menembus level Rp9.000 per dolar AS, maka produk ekspor di luar negeri akan kalah bersaing, katanya.
Ditanya mengenai menguat yen, ia mengatakan, yen menguat didukung oleh pertumbuhan ekonomi Jepang yang meningkat sebesar 4,8 persen pada periode Oktober-Desember 2006 dibanding periode sama tahun lalu yang hanya 3,8 persen.
Selain itu juga didukung oleh data indikator ekonomi AS, seperti defisit transaksi berjalan AS yang membengkak, ucapnya.
Dolar AS terhadap yen turun hingga dibawah level 120 yen menjadi 119,30 dan euro terhadap yen jadi 156,73 dan terhadap dolar jadi 1,3134.
Ia mengatakan, aktivitas perdagangan kurang ramai, karena pelaku local belum melihat reaksi pelaku asing menjelang libur "Lunar New Year".
Karena itu, rupiah masih berpeluang untuk menguat pada penutupan sore nanti, karena faktor positif pasar masih menyelimutinya, katanya.
Yen, ia lebih lanjut mengatakan, kemungkinan akan naik kembali, setelah pemerintah Jepang meminta dukungan bank sentral Jepang untuk membuat kebijakan moneter yang mendukung pasar uang dan ekspektasi bahwa bank sentral akan menaikkan tingkat suku bunganya pada minggu depan.
Kondisi ini juga yang memberikan alasan, bahwa rupiah akan kembali menguat pada hari-hari berikutnya, katanya.