Kenapa rupiah tidak terus stabil?
Nilai tukar mata uang suatu negara, pada dasarnya mencerminkan harga dari mata uang tersebut.
Pada prinsipnya, nilai tukar ditentukan oleh kebutuhan dan ketersediaan antara dua negara, contohnya seperti rupiah dengan dollar amerika. Misalnya perbandingan dua mata uang ini yang dihitung dalam kurs, contoh 1 dolar amerika setara dengan 13.000. Nilai tukar yang ditentukan oleh pasar berubah-ubah nilainya, tergantung pada kebutuhan dan ketersediaan mata uang tersebut.
Bila kebutuhan mata uang asing, seperti dolar meningkat atau yang membeli dolar lebih banyak maka nilainya akan lebih mahal atau menguat terhadap rupiah demikian pula sebaliknya.
Lantas apa penyebabnya?
Yang mendasar adalah permintaan mata uang untuk transaksi pembelian barang atau jasa dari luar negeri atau impor dan pembayaran hutang luar negeri. Apabila suatu negara lebih banyak mengimpor barang atau jasa dari pada memproduksi sendiri, maka negera tersebut akan membutuhkan mata uang asing lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Demikian pula bila, suatu negara banyak memiliki hutang luar negeri, akan diperlukan lebih banyak uang untuk membayar hutang tersebut.
Permintaan dolar yang tinggi akan menyebabkan harga dolar meningkat atau rupiah akan otomatis melemah.
Lalu, bagaimana supaya rupiah stabil dan menguat?
Tentunya, dengan menyeimbangkan permintaan dan ketersediaan valas didalam negeri. Untuk itu, kita harus lebih banyak ekspor baik barang maupun jasa serta mengelola permintaan valas. Oleh sebab itu, kita harus meningkatkan daya saing ekonomi, industri nasional, dan kemampuan produksi dalam negeri.
Tugas siapakah ini?
Tentu tugas kita semua supaya Indonesia memiliki daya saing yang lebih kuat, tahan goncangan, dan memiliki mata uang stabil.
Selengkapnya silahkan cek Sumber
Nilai tukar mata uang suatu negara, pada dasarnya mencerminkan harga dari mata uang tersebut.
Pada prinsipnya, nilai tukar ditentukan oleh kebutuhan dan ketersediaan antara dua negara, contohnya seperti rupiah dengan dollar amerika. Misalnya perbandingan dua mata uang ini yang dihitung dalam kurs, contoh 1 dolar amerika setara dengan 13.000. Nilai tukar yang ditentukan oleh pasar berubah-ubah nilainya, tergantung pada kebutuhan dan ketersediaan mata uang tersebut.
Bila kebutuhan mata uang asing, seperti dolar meningkat atau yang membeli dolar lebih banyak maka nilainya akan lebih mahal atau menguat terhadap rupiah demikian pula sebaliknya.
Lantas apa penyebabnya?
Yang mendasar adalah permintaan mata uang untuk transaksi pembelian barang atau jasa dari luar negeri atau impor dan pembayaran hutang luar negeri. Apabila suatu negara lebih banyak mengimpor barang atau jasa dari pada memproduksi sendiri, maka negera tersebut akan membutuhkan mata uang asing lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Demikian pula bila, suatu negara banyak memiliki hutang luar negeri, akan diperlukan lebih banyak uang untuk membayar hutang tersebut.
Permintaan dolar yang tinggi akan menyebabkan harga dolar meningkat atau rupiah akan otomatis melemah.
Lalu, bagaimana supaya rupiah stabil dan menguat?
Tentunya, dengan menyeimbangkan permintaan dan ketersediaan valas didalam negeri. Untuk itu, kita harus lebih banyak ekspor baik barang maupun jasa serta mengelola permintaan valas. Oleh sebab itu, kita harus meningkatkan daya saing ekonomi, industri nasional, dan kemampuan produksi dalam negeri.
Tugas siapakah ini?
Tentu tugas kita semua supaya Indonesia memiliki daya saing yang lebih kuat, tahan goncangan, dan memiliki mata uang stabil.
Selengkapnya silahkan cek Sumber