nurcahyo
New member
Ryamizard Ryacudu: Perhatian Serius Pemerintah, Jadi Penumbuh Cinta NKRI
Kapanlagi.com - Mantan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat Letnan Jenderal Ryamizard Ryacudu, di Pontianak, mengatakan upaya menjaga wilayah perbatasan Indonesia dengan Malaysia di Kalimantan Barat tidak hanya menjadi tugas Tentara Nasional Indonesia (TNI).
"Tugas itu menjadi tugas kita bersama, terutama lagi masyarakat di wilayah perbatasan itu," kata Ryamizard Ryacudu, kepada wartawan seusai menghadiri pertemuan Rapat Pimpinan Nasional Pemuda Panca Marga di Pontianak Convention Centre, Sabtu (02/12/06).
Ia mengatakan untuk menimbulkan niat dan semangat menjaga perbatasan oleh masyarakat sekitar perbatasan, pemerintah perlu memberikan perhatian serius. Perhatian itu, misalnya dengan peningkatan kesejahteraan, pendidikan, pelayanan kesehatan, dan pembangunan infrastruktur jalan agar masyarakat tidak tertinggal jauh.
Jika perhatian itu sudah diberikan, maka masyarakat di perbatasan akan lebih mencintai bangsanya sendiri dan menjaga wilayah negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan segenap jiwa dan raganya.
"Lain soal kalau apa yang mereka inginkan tidak terpenuhi," kata mantan Pangkostrad yang juga Ketua Umum Keluarga Besar Pejuang itu.
Masih berkaitan dengan penjagaan wilayah perbatasan, hal senada juga disampaikan Ketua II Pengurus Pusat Pemuda Panca Marga (PPM), Helmi Soetikno.
Menurut ia, pengamanan Negara Kesatuan RI dan perbatasan Indonesia dengan negara tetangga merupakan "harga mati" (suatu keharusan -red) agar tidak dicaplok oleh pihak luar.
Saat ini, ada sekitar 11 juta anggota PPM yang siap berada di depan guna mengamankan NKRI dari pencurian kekayaan sumber daya alam (SDM), atau pun pencaplokan wilayah perbatasan. Artinya jangan coba-coba melakukan atau mengoyak-ngoyak NKRI," kata Helmi Soetikno, seusai Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) PPM di Pontianak Convention Centre, Sabtu,
Ia mengatakan, dalam Rapimnas itu selain masalah interen dalam organisasi PPM, ada dua isu sentral yang sangat menarik akan menjadi pembahasan. Kedua isu itu masalah perbatasan Indonesia dengan Malaysia Timur dan pengamanan NKRI.
"Kita tidak mau bangsa ini diganggu pihak luar terutama mengenai masalah politik, karena kebanyakan intervensi luar hanya akan mengakibatkan perpecahan di antara sesama anak bangsa," katanya.
Begitu pula mengenai adanya pergeseran patok batas antara Indonesia-Malaysia yang terindikasi dengan sengaja digeser oleh oknum yang tidak bertanggungjawab, menurutnya, menjadi tugas bersama seluruh anak bangsa mengamankan perbatasan. "Tugas itu tidak hanya untuk TNI dan Polri, melainkan menjadi tugas kita bersama-sama," jelasnya.
Bentuk pencurian perluasan batas wilayah bisa, lanjutnya, bisa dilihat dengan mata telanjang, seperti yang dilakukan Singapura dengan membuat bendungan guna memperluas wilayah daratannya di areal bibir pantai. Secara tidak langsung tindakan itu telah menambah wilayah daratan Singapura menjadi bertambah luas serta menambah Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) negara tersebut.
Menurut Ketua II PMM Pusat itu, seluruh anggota PPM yang berasal dari anak veteran dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) perlu mendapatkan pendidikan wawasan kebangsaan, agar bisa mengenal arti penting menjaga NKRI dari rongrongan baik yang datang dari dalam negeri maupun luar negeri.
Rapat pimpinan nasional PPM yang di Pontianak dihadiri 29 wakil provinsi. Dari hasil pertemuan itu akan disampaikan kembali kepada anggota PPM pada setiap daerah.
Setelah Rapimnas, akan diadakan pula Musyawarah tingkat Nasional PPM di Bali pada 21-24 Desember mendatang.
Kapanlagi.com - Mantan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat Letnan Jenderal Ryamizard Ryacudu, di Pontianak, mengatakan upaya menjaga wilayah perbatasan Indonesia dengan Malaysia di Kalimantan Barat tidak hanya menjadi tugas Tentara Nasional Indonesia (TNI).
"Tugas itu menjadi tugas kita bersama, terutama lagi masyarakat di wilayah perbatasan itu," kata Ryamizard Ryacudu, kepada wartawan seusai menghadiri pertemuan Rapat Pimpinan Nasional Pemuda Panca Marga di Pontianak Convention Centre, Sabtu (02/12/06).
Ia mengatakan untuk menimbulkan niat dan semangat menjaga perbatasan oleh masyarakat sekitar perbatasan, pemerintah perlu memberikan perhatian serius. Perhatian itu, misalnya dengan peningkatan kesejahteraan, pendidikan, pelayanan kesehatan, dan pembangunan infrastruktur jalan agar masyarakat tidak tertinggal jauh.
Jika perhatian itu sudah diberikan, maka masyarakat di perbatasan akan lebih mencintai bangsanya sendiri dan menjaga wilayah negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan segenap jiwa dan raganya.
"Lain soal kalau apa yang mereka inginkan tidak terpenuhi," kata mantan Pangkostrad yang juga Ketua Umum Keluarga Besar Pejuang itu.
Masih berkaitan dengan penjagaan wilayah perbatasan, hal senada juga disampaikan Ketua II Pengurus Pusat Pemuda Panca Marga (PPM), Helmi Soetikno.
Menurut ia, pengamanan Negara Kesatuan RI dan perbatasan Indonesia dengan negara tetangga merupakan "harga mati" (suatu keharusan -red) agar tidak dicaplok oleh pihak luar.
Saat ini, ada sekitar 11 juta anggota PPM yang siap berada di depan guna mengamankan NKRI dari pencurian kekayaan sumber daya alam (SDM), atau pun pencaplokan wilayah perbatasan. Artinya jangan coba-coba melakukan atau mengoyak-ngoyak NKRI," kata Helmi Soetikno, seusai Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) PPM di Pontianak Convention Centre, Sabtu,
Ia mengatakan, dalam Rapimnas itu selain masalah interen dalam organisasi PPM, ada dua isu sentral yang sangat menarik akan menjadi pembahasan. Kedua isu itu masalah perbatasan Indonesia dengan Malaysia Timur dan pengamanan NKRI.
"Kita tidak mau bangsa ini diganggu pihak luar terutama mengenai masalah politik, karena kebanyakan intervensi luar hanya akan mengakibatkan perpecahan di antara sesama anak bangsa," katanya.
Begitu pula mengenai adanya pergeseran patok batas antara Indonesia-Malaysia yang terindikasi dengan sengaja digeser oleh oknum yang tidak bertanggungjawab, menurutnya, menjadi tugas bersama seluruh anak bangsa mengamankan perbatasan. "Tugas itu tidak hanya untuk TNI dan Polri, melainkan menjadi tugas kita bersama-sama," jelasnya.
Bentuk pencurian perluasan batas wilayah bisa, lanjutnya, bisa dilihat dengan mata telanjang, seperti yang dilakukan Singapura dengan membuat bendungan guna memperluas wilayah daratannya di areal bibir pantai. Secara tidak langsung tindakan itu telah menambah wilayah daratan Singapura menjadi bertambah luas serta menambah Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) negara tersebut.
Menurut Ketua II PMM Pusat itu, seluruh anggota PPM yang berasal dari anak veteran dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) perlu mendapatkan pendidikan wawasan kebangsaan, agar bisa mengenal arti penting menjaga NKRI dari rongrongan baik yang datang dari dalam negeri maupun luar negeri.
Rapat pimpinan nasional PPM yang di Pontianak dihadiri 29 wakil provinsi. Dari hasil pertemuan itu akan disampaikan kembali kepada anggota PPM pada setiap daerah.
Setelah Rapimnas, akan diadakan pula Musyawarah tingkat Nasional PPM di Bali pada 21-24 Desember mendatang.