Mrs_Sumart1
New member
Apakah yang harus kita lakukan pada saat akhir dari masa sebelum kedatangan Tuhan Yesus yang ke dua kali? Tanda-tanda zaman akhir sebagaimana yang telah ditulis dalam kitab Wahyu, telah nyata kepada kita semua saat ini.Apakah persediaan minyak, telah cukup untuk menyambut kedatangan pengantin yang tak terduga? Sadarlah, dan berjaga-jagalah, supaya engkau tidak kehilangan kesempatan ikut Tuhan Yesus dalam pemeritahan kerajaan 1.000 tahun.
Dalam Lukas 15, tentang anak hilang, Yesus memberikan kepada kita suatu contoh sikap 2 orang anak yang mempunyai ayah yang kaya raya. Pada saat salah seorang anaknya,meminta warisan, maka ayah mengabulkan permintaan anaknya itu dengan memberi separoh hartanya. Kemudian hartanya ini, dijual seluruhnya, lalu anak pergi merantau dan hidup berfoya-foya menikmati uang hasil penjualan harta warisannya.
Namun situasi yang buruk terjadi terhadap anak yang hidup berfoya-foya, dimana persediaan uangnya telah habis dan juga situasi tempat ia tinggal sedang mengalami keadaan kelaparan atau paceklik.Dalam situasi demikian si anak ini, mulai mengalami masa sulit yakni tidak punya uang lagi untuk makan dan mencari kerja juga sulit, sehingga pekerjaan apapun, termasuk sebagai penjaga babi diterima saja, pokoknya asal bisa makan.Akan tetap pada saat ia tidak dapat menahan rasa lapar, ia mencoba memakan makanan babi yang dijaganya dan oleh si empunya babi tidak diperkenankan.
Sadarlah ia ,bahwa di rumah bapaknya makanan berlimpah-limpah, pekerja-pekerja di rumah bapaknya hidup berkelimpahan. Di lain pihak ia juga sadar, bahwa ia telah melakukan kesalahan kepada bapaknya, bahkan di sorga juga telah melakukan kesalahan.Sehingga ia berkata : Siapakah aku ini, aku sudah tidak layak disebut anak, tapi biarlah jadi pekerja pun tidak mengapa, ia terima.Tekadnya telah bulat ia pulang ke rumah bapaknya dengan rasa penyesalan akan perbuatannya yang tidak baik terhadap bapaknya.
Menurut perkiraan kita sebagai manusia biasa akan terjadi penolakan oleh bapaknya karena telah melakukan suatu kesalahan. Namun yang terjadi adalah sebaliknya, anaknya disambut luar biasa, ia dikenakan pakaian terbaik, dikenakan cincin dan seekor sapi yang gemuk disembelih untuk merayakan kembalinya sang anak. Begitulah kira-kira ilustrasi sikap Allah bapak bagi orang yang sadar akan kesalahannya dan mau bertobat dan kembali kepada-Nya.
Lalu, apa yang terjadi dengan anak yang tetap tinggal bersama bapaknya? Ia merasa iri kepada saudaranya yang telah berbuat suatu kesalahan, tetapi diampuni dan lebih dari itu dipestakan/dirayakan. Mungkin dalam kata-kata yang menggambarkan perasaannya :?Enak saja setelah menghabiskan harta lalu kembali dan diterima lagi, ah bapak tidak adil. Apa kata si bapak, apa yang aku punya adalah engkau punya dan boleh engkau menikmati kekayaan menurut yang engkau mau.Mau berpesta setiap hari dengan sahabat-sahabatmu boleh. Karena kepunyaaku adalah kepunyaanmu. Dari sikap nya, rupanya anak ini belum sadar akan hak-haknya.
Demikian perumpamaan yang diberikan Yesus kepada kita, agar kita senantiasa sadar akan hak yang Tuhan telah berikan kepada kita untuk kita pakai. Sebaliknya juga, kita disadarkan akan kebaikan Tuhan, akan senatiasa menunggu dan menerima dengan sukacita setiap orang yang bertobat dari kesalahannya dan kembali kepada-Nya Tuhan menanti dengan sabar dan dengan tangan terbuka, sebab Ia baik.
Di dalam kehidupan kita sebagai orang percaya kepada Tuhan Yesus, kita senantiasa harus dalam kesadaran penuh akan posisi kita sedang berada dimana, dekat Tuhan atau dekat Iblis. Di dalam 1 Petrus 5:8, mengatakan:?Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-ngaum dan mencari orang yang dapat ditelannya. Kita jangan lengah, tetapi tetap dalam keadaan siaga untuk siap melawan Iblis dengan segala tipu dayanya.Kita adalah lebih dari pemenang, karena Tuhan Yesus yang telah berjuang dan memenangkan kita dari cengkeraman Iblis.Hanya kita harus bertindak dengan iman, mengusirnya dari hati, pikiran dan mulut kita.Jagalah kekudusan dan persembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup itulah ibadah kita yang sejati.
Di saat akhir zaman ini, kita harus waspada dan mempergunakan waktu yang ada untuk memuji dan memuliakan nama Tuhan.Kita tetap menjalin hubungan yang erat dengan sang Khalik yaitu Yesus sang penebus dan penyelamat umat manusia .Tantangan dan rintangan akan kita hadapi, sebab Iblis tidak diam dan membiarkan kita berjalan disisi Tuhan.
Hari kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali, seperti pencuri datang pada malam hari, tidak terduga dan secara tiba-tiba.Karena kita adalah anak-anak terang, oleh sebab itu baiklah kita jangan tidur seperti orang-orang tidak percaya, melainkan kita berjaga-jaga dan keadaan sadar menanti kedatangan-Nya. Marilah kita sambut Dia dengan penuh sukacita, oleh karena janji firman-Nya, kita akan di bawa ke tempat di mana Ia berada.
Pastikanlah bahwa kehidupan kita ada di dalam Tuhan dan firman-Nya ada di dalam kita.Jangan takut dan khawatir, karena Tuhan tidak menetapkan kita untuk ditimpa murka, tetapi beroleh keselamatan oleh Yesus Kristus Tuhan kita. Amin
Dalam Lukas 15, tentang anak hilang, Yesus memberikan kepada kita suatu contoh sikap 2 orang anak yang mempunyai ayah yang kaya raya. Pada saat salah seorang anaknya,meminta warisan, maka ayah mengabulkan permintaan anaknya itu dengan memberi separoh hartanya. Kemudian hartanya ini, dijual seluruhnya, lalu anak pergi merantau dan hidup berfoya-foya menikmati uang hasil penjualan harta warisannya.
Namun situasi yang buruk terjadi terhadap anak yang hidup berfoya-foya, dimana persediaan uangnya telah habis dan juga situasi tempat ia tinggal sedang mengalami keadaan kelaparan atau paceklik.Dalam situasi demikian si anak ini, mulai mengalami masa sulit yakni tidak punya uang lagi untuk makan dan mencari kerja juga sulit, sehingga pekerjaan apapun, termasuk sebagai penjaga babi diterima saja, pokoknya asal bisa makan.Akan tetap pada saat ia tidak dapat menahan rasa lapar, ia mencoba memakan makanan babi yang dijaganya dan oleh si empunya babi tidak diperkenankan.
Sadarlah ia ,bahwa di rumah bapaknya makanan berlimpah-limpah, pekerja-pekerja di rumah bapaknya hidup berkelimpahan. Di lain pihak ia juga sadar, bahwa ia telah melakukan kesalahan kepada bapaknya, bahkan di sorga juga telah melakukan kesalahan.Sehingga ia berkata : Siapakah aku ini, aku sudah tidak layak disebut anak, tapi biarlah jadi pekerja pun tidak mengapa, ia terima.Tekadnya telah bulat ia pulang ke rumah bapaknya dengan rasa penyesalan akan perbuatannya yang tidak baik terhadap bapaknya.
Menurut perkiraan kita sebagai manusia biasa akan terjadi penolakan oleh bapaknya karena telah melakukan suatu kesalahan. Namun yang terjadi adalah sebaliknya, anaknya disambut luar biasa, ia dikenakan pakaian terbaik, dikenakan cincin dan seekor sapi yang gemuk disembelih untuk merayakan kembalinya sang anak. Begitulah kira-kira ilustrasi sikap Allah bapak bagi orang yang sadar akan kesalahannya dan mau bertobat dan kembali kepada-Nya.
Lalu, apa yang terjadi dengan anak yang tetap tinggal bersama bapaknya? Ia merasa iri kepada saudaranya yang telah berbuat suatu kesalahan, tetapi diampuni dan lebih dari itu dipestakan/dirayakan. Mungkin dalam kata-kata yang menggambarkan perasaannya :?Enak saja setelah menghabiskan harta lalu kembali dan diterima lagi, ah bapak tidak adil. Apa kata si bapak, apa yang aku punya adalah engkau punya dan boleh engkau menikmati kekayaan menurut yang engkau mau.Mau berpesta setiap hari dengan sahabat-sahabatmu boleh. Karena kepunyaaku adalah kepunyaanmu. Dari sikap nya, rupanya anak ini belum sadar akan hak-haknya.
Demikian perumpamaan yang diberikan Yesus kepada kita, agar kita senantiasa sadar akan hak yang Tuhan telah berikan kepada kita untuk kita pakai. Sebaliknya juga, kita disadarkan akan kebaikan Tuhan, akan senatiasa menunggu dan menerima dengan sukacita setiap orang yang bertobat dari kesalahannya dan kembali kepada-Nya Tuhan menanti dengan sabar dan dengan tangan terbuka, sebab Ia baik.
Di dalam kehidupan kita sebagai orang percaya kepada Tuhan Yesus, kita senantiasa harus dalam kesadaran penuh akan posisi kita sedang berada dimana, dekat Tuhan atau dekat Iblis. Di dalam 1 Petrus 5:8, mengatakan:?Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-ngaum dan mencari orang yang dapat ditelannya. Kita jangan lengah, tetapi tetap dalam keadaan siaga untuk siap melawan Iblis dengan segala tipu dayanya.Kita adalah lebih dari pemenang, karena Tuhan Yesus yang telah berjuang dan memenangkan kita dari cengkeraman Iblis.Hanya kita harus bertindak dengan iman, mengusirnya dari hati, pikiran dan mulut kita.Jagalah kekudusan dan persembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup itulah ibadah kita yang sejati.
Di saat akhir zaman ini, kita harus waspada dan mempergunakan waktu yang ada untuk memuji dan memuliakan nama Tuhan.Kita tetap menjalin hubungan yang erat dengan sang Khalik yaitu Yesus sang penebus dan penyelamat umat manusia .Tantangan dan rintangan akan kita hadapi, sebab Iblis tidak diam dan membiarkan kita berjalan disisi Tuhan.
Hari kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali, seperti pencuri datang pada malam hari, tidak terduga dan secara tiba-tiba.Karena kita adalah anak-anak terang, oleh sebab itu baiklah kita jangan tidur seperti orang-orang tidak percaya, melainkan kita berjaga-jaga dan keadaan sadar menanti kedatangan-Nya. Marilah kita sambut Dia dengan penuh sukacita, oleh karena janji firman-Nya, kita akan di bawa ke tempat di mana Ia berada.
Pastikanlah bahwa kehidupan kita ada di dalam Tuhan dan firman-Nya ada di dalam kita.Jangan takut dan khawatir, karena Tuhan tidak menetapkan kita untuk ditimpa murka, tetapi beroleh keselamatan oleh Yesus Kristus Tuhan kita. Amin