bla_bla_bla
New member
Diriwayatkan dari Abu Sa’id Al-Khudri dan Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhuma, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda:
مَا يُصِيبُ الْمُسْلمَ مِنْ نَصَبٍ وَلاَ وَصَبٍ وَلاَ هَمٍّ وَلاَ ?*ُزْنٍ وَلاَ أَذًى وَلاَ غَمٍّ ?*َتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا إِلاَّ كَفَّرَ اللهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ
“Tidaklah menimpa seorang muslim kelelahan, sakit, kekhawatiran, kesedihan, gangguan dan duka, sampai pun duri yang mengenai dirinya, kecuali Allah akan menghapus dengannya dosa-dosanya.” (Muttafaqun alaih)
Lalu kapan dosa saat sakit yang diampuni? Apakah setiap orang yang sakit pasti diampuni dosanya?
Ketika kita sakit, sakit itu bisa menghapus dosa kita jika dengan sakit itu iman kita kepada Allah bertambah. Jika dengan sakit itu ketika masih mampu menjalankan sholat, maka dijalankanlah sholat itu. Bersabar, tidak mengeluh, tidak menyalahkan Allah dsb. Tapi kalau dengan sakit itu menjadikan kita jauh dan semakin jauh dari Allah, maka sakit itu tidak akan menjadi pengurang dosa malah bisa menjadi penambah dosa dan adzab bagi kita.
Apakah kita ingin sakit itu sebagai penghapus dosa atau adzab? Tentunya kita sendiri yang harus memilih dan harus bisa menyikapinya.
مَا يُصِيبُ الْمُسْلمَ مِنْ نَصَبٍ وَلاَ وَصَبٍ وَلاَ هَمٍّ وَلاَ ?*ُزْنٍ وَلاَ أَذًى وَلاَ غَمٍّ ?*َتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا إِلاَّ كَفَّرَ اللهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ
“Tidaklah menimpa seorang muslim kelelahan, sakit, kekhawatiran, kesedihan, gangguan dan duka, sampai pun duri yang mengenai dirinya, kecuali Allah akan menghapus dengannya dosa-dosanya.” (Muttafaqun alaih)
Lalu kapan dosa saat sakit yang diampuni? Apakah setiap orang yang sakit pasti diampuni dosanya?
Ketika kita sakit, sakit itu bisa menghapus dosa kita jika dengan sakit itu iman kita kepada Allah bertambah. Jika dengan sakit itu ketika masih mampu menjalankan sholat, maka dijalankanlah sholat itu. Bersabar, tidak mengeluh, tidak menyalahkan Allah dsb. Tapi kalau dengan sakit itu menjadikan kita jauh dan semakin jauh dari Allah, maka sakit itu tidak akan menjadi pengurang dosa malah bisa menjadi penambah dosa dan adzab bagi kita.
Apakah kita ingin sakit itu sebagai penghapus dosa atau adzab? Tentunya kita sendiri yang harus memilih dan harus bisa menyikapinya.