popoi
New member
Tadi pagi, saya mendapatkan proposal permintaan sumbangan dari panitia acara peringatan tahun baru islam di mushalla lingkungan tempat tinggal saya.
Rencananya, panitia akan mengadakan acara santunan kepada anak yatim piatu di sekitar tempat tinggal saya.
di proposal itu saya lihat susunan acaranya, dari mulai pembacaan kalam ilahi, ceramah singkat dari seorang ustadz, sampai akhirnya pemberian santunan utk 100 orang anak yatim yang diundang.
dan juga saya lihat (sebagaimana terlampir di dalam proposal)pos pos pengeluaran dananya, yang terdiri dari anggaran utk santunan kepada 100 anak yatim sebesar x rupiah, anggaran utk fee pak ustadz sebesar x rupiah, anggaran untuk qori sebesar x rupiah, anggaran untuk snack sebesar x rupiah, anggaran untuk dokumentasi sebesar x rupiah, dan anggaran utk administrasi sebesar x rupiah.
setelah saya pelajari sejenak, memasukkan sumbangan ala kadarnya ke dalam amplop, saya bertanya kepada pembawa proposal itu.
saya : "Pak, kalau saya nyumbangnya saran aja boleh nggak ?"
Bapak pembawa proposal : "Oh boleh sekali pak"
saya : "kalau begitu, tunggu sebentar ya pak, saya tuliskan, agar bisa
diserahkan kepada panitia nanti"
Bapak pembawa proposal : "baik pak, kebetulan besok sore ada rapat, biar saya sampaikan disana".
kemudian saran saya itu saya tuliskan di kertas, dengan format sebuah surat. kira kira begini yang masih saya ingat.
Bismillahirrahmanirrahiim
Assalamu'alaikum wr.wb.
Kepada Yth, pengurus mushalla xxxx dan seluruh panitia santunan anak yatim
Dengan hormat,
sebelumnya saya minta maaf yang sebesar besarnya atas kelancangan saya menulis surat ini.
Saya ingin menyampaikan saran saya, yang insya Allah akan membawa kita ke arah yang lebih baik.
terkait dengan proposal kegiatan santunan anak yatim piatu ini, saya menyarankan agar kedepannya, kegiatan semacam ini tidak kita laksanakan lagi.
Yang diperintahkan kepada kita bukanlah mengumpulkan anak yatim, memberinya snack, memberinya santunan dan sudah,
tapi yang diperintahkan kepada kita adalah memperhatikan anak yatim.
mungkin kedepannya kita bisa memilih satu atau dua (tergantung kemampuan kita) anak yatim, dan kita fasilitasi pendidikannya (terserah tingkat pendidikannya, SD / SMP / SMA atau bahkan yang lebih tinggi lagi). kita perhatikan sepenuhnya, kita biayai kebutuhan buku - bukunya, kebutuhan seragamnya, kebutuhan iuran sekolahnya. sampai selesai.. sekuat kita.
Insya Allah, inilah yang lebih mendekati arti dari perintah menyantuni anak yatim yang di amanatkan kepada kita. dan insya Allah ini yang lebih bermanfaat bagi si anak itu sendiri.
Wassalamu'alaikum wr.wb.
jakarta, 22 Januari 2009
xxxxxxxx (warga perumahan xxxxx)
kemudian surat saya itu saya serahkan dan langsung dibawa oleh bapak pembawa proposal tadi.
setelah ia meninggalkan rumah saya, saya termenung, insya Allah saran saya bisa diterima dengan dada yang lapang, dan kepala yang dingin.
post aslinya
Rencananya, panitia akan mengadakan acara santunan kepada anak yatim piatu di sekitar tempat tinggal saya.
di proposal itu saya lihat susunan acaranya, dari mulai pembacaan kalam ilahi, ceramah singkat dari seorang ustadz, sampai akhirnya pemberian santunan utk 100 orang anak yatim yang diundang.
dan juga saya lihat (sebagaimana terlampir di dalam proposal)pos pos pengeluaran dananya, yang terdiri dari anggaran utk santunan kepada 100 anak yatim sebesar x rupiah, anggaran utk fee pak ustadz sebesar x rupiah, anggaran untuk qori sebesar x rupiah, anggaran untuk snack sebesar x rupiah, anggaran untuk dokumentasi sebesar x rupiah, dan anggaran utk administrasi sebesar x rupiah.
setelah saya pelajari sejenak, memasukkan sumbangan ala kadarnya ke dalam amplop, saya bertanya kepada pembawa proposal itu.
saya : "Pak, kalau saya nyumbangnya saran aja boleh nggak ?"
Bapak pembawa proposal : "Oh boleh sekali pak"
saya : "kalau begitu, tunggu sebentar ya pak, saya tuliskan, agar bisa
diserahkan kepada panitia nanti"
Bapak pembawa proposal : "baik pak, kebetulan besok sore ada rapat, biar saya sampaikan disana".
kemudian saran saya itu saya tuliskan di kertas, dengan format sebuah surat. kira kira begini yang masih saya ingat.
Bismillahirrahmanirrahiim
Assalamu'alaikum wr.wb.
Kepada Yth, pengurus mushalla xxxx dan seluruh panitia santunan anak yatim
Dengan hormat,
sebelumnya saya minta maaf yang sebesar besarnya atas kelancangan saya menulis surat ini.
Saya ingin menyampaikan saran saya, yang insya Allah akan membawa kita ke arah yang lebih baik.
terkait dengan proposal kegiatan santunan anak yatim piatu ini, saya menyarankan agar kedepannya, kegiatan semacam ini tidak kita laksanakan lagi.
Yang diperintahkan kepada kita bukanlah mengumpulkan anak yatim, memberinya snack, memberinya santunan dan sudah,
tapi yang diperintahkan kepada kita adalah memperhatikan anak yatim.
mungkin kedepannya kita bisa memilih satu atau dua (tergantung kemampuan kita) anak yatim, dan kita fasilitasi pendidikannya (terserah tingkat pendidikannya, SD / SMP / SMA atau bahkan yang lebih tinggi lagi). kita perhatikan sepenuhnya, kita biayai kebutuhan buku - bukunya, kebutuhan seragamnya, kebutuhan iuran sekolahnya. sampai selesai.. sekuat kita.
Insya Allah, inilah yang lebih mendekati arti dari perintah menyantuni anak yatim yang di amanatkan kepada kita. dan insya Allah ini yang lebih bermanfaat bagi si anak itu sendiri.
Wassalamu'alaikum wr.wb.
jakarta, 22 Januari 2009
xxxxxxxx (warga perumahan xxxxx)
kemudian surat saya itu saya serahkan dan langsung dibawa oleh bapak pembawa proposal tadi.
setelah ia meninggalkan rumah saya, saya termenung, insya Allah saran saya bisa diterima dengan dada yang lapang, dan kepala yang dingin.
post aslinya