Satpol, Preman dan pemberdayaannya

Administrator

Administrator
Penertiban preman di angkutan umum akan dilakukan di 15 titik rawan kriminalitas, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Effendi Anas mengatakan, penetapan titik-titik rawan tersebut sudah dibahas dalam rapat koordinasi antara Satpol PP, Dinas Perhubungan (Dishub), dan Polda Metro Jaya.

Hanya, Effan—panggilan akrab Effendi Anas tidak mau membocorkan 15 titik yang menjadi target operasi tersebut. “Ada 15 titik rawan yang dijadikan target operasi tapi tidak bisa saya sebutkan sekarang,” kata Effan kepada wartawan di Balai Kota.

Menurut dia, kalau 15 titik tersebut dibocorkan sekarang dikhawatirkan preman yang kerap beroperasi sudah mengantisipasi. Rencananya penertiban akan dilakukan mulai Senin (14/6) mendatang. Untuk mematangkan rencana tersebut, besok akan dilakokan rapat checking akhir.

Effan menegaskan, penertiban preman di angkutan umum akan dilakukan selama sebulan dengan melibatkan ratusan petugas. “Dan Satpol PP ada sekitar 500 personel, nanti ditambah dari petugas LLAJ.

Dishub dan Polda Metro Jaya. Nantinya petugas tersebut akan disebar di titik-titik rawan yang telah ditentukan,” pungkasnya.

Kepala Bidang Kepemudaan Dinas olahraga dan Pemuda (Disorda) DKI Jakarta Firmansyah menyambut positif rencana penertiban terhadap preman di angkutan umum. Menurut dia, penertiban terhadap segala hal yang meresahkan masyarakat harus didukung. Untuk mengurangi jumlah preman,pihaknya akan melakukan kepada para pemuda.

Nantinya, pelatihan life skill kepada para pemuda sehingga bisa mandiri dan tidak terjerumus pada aksi-aksi kriminalitas. “Banyak preman ternyata masih dalam usia produktif (muda). Kita harus mencari solusi agar para pemuda tidak salah pergaulan. Salah satunya memberikan keterampilan kepada para pemuda agar bisa memaksimalkan potensi yang dimilikinya,” ungkapnya.


Firmansyah juga siap melatih pana pemuda yang nantinya terjaring razia preman oleh petugas. Menurut dia, selain pelatihan life skill para pemuda tersebut juga akan dilihat dari potensi dan minat mereka terhadap olahraga. Sehingga jika ada yang berpotensi nanti akan diikutsertakan dalam event olahraga. “Kalau memang ada yang memiliki bakat olahraga dan ternyata bagus, kenapa tidak diikutsertakan dalam perlombaan tingkat nasional, seperti PON,” ujarnya. (wah, kalau kesebelasan sekarang meski dari dari profesional muda aja masih suka tawuran apalagi dari preman ya? pen.)

Secara terpisah, Resimen Mahasiswa (Menwa) Jayakarta siap membantu Pemprov DKI Jakarta dalam menertibkan preman di angkutan umum. Komandan Menwa Jayakarta Lukman Hakim mengatakan, tekad tersebut untuk ikut menciptakan keamanan dan kenyamanan di angkutan umum.

Menurut dia, jumlah anggota Menwa Jayakarta sebanyak 2.000 orang dan telah dibekali ilmu perlindungan masyarakat. “Jika dibutuhkan, menwa siap membantu dalam memberikan gagasan, ide, dan tenaga guna memberantas aksi premanisme di angkutan umum Ibu Kota,” kata Lukman.




Sumber : Sindo
 
Back
Top