JAKARTA, KOMPAS--Pembalap Satrio Hermanto akan mengikuti secara penuh Kejuaraan Formula V6 Asia by Renault pada musim 2007. Keikutsertaan Satrio di ajang itu merupakan bagian dari upayanya untuk dapat berlaga di ajang Grand Prix A1 pada musim 2007/2008 mendatang.
Satrio Hermanto adalah pemegang gelar juara Formula 3 Asia 2006 untuk kelas promosi. Namun, pada tahun 2007, ia hanya akan mengikuti satu seri Formula 3 Asia, yakni seri di Melbourne, Australia, yang berlangsung bersamaan dengan seri perdana Formula Satu, tanggal 18 Maret.
Pada musim 2007, Formula V6 Asia menggelar enam seri. Di Setiap serinya berlangsung dua balapan. Sirkuit Sentul, Jawa Barat, akan menjadi tuan rumah seri ketiga, Juli mendatang. Tahun lalu, Ananda Mikola turun di ajang ini dan menempati urutan ketiga pada akhir musim.
Direktur Bagoes & Satrio Management, Bagoes Hermanto, Selasa (20/2), mengatakan, Satrio tidak melanjutkan ke kelas internasional F3 Asia karena perbedaannya dengan kelas promosi F3 Asia tidak terlalu banyak. Perbedaan di antara dua kelas itu hanya terletak pada usia mesin.
Mesin untuk kelas promosi berusia lebih tua daripada mesin yang dipakai di kelas internasional. Namun dari segi tenaga, mesin kelas promosi dan mesin kelas internasional dapat dikatakan sama-sama menghasilkan tenaga 200-an tenaga kuda.
Akibat minimnya perbedaan antara kelas promosi dan kelas internasional, Satrio pun diarahkan untuk langsung mengikuti Formula V6 Asia by Renault yang mesinnya berkekuatan 370 tenaga kuda. ?Kami berharap keikutsertaan Satrio di ajang Formula V6 Asia dapat semakin mematangkan dia sebelum turun di GP A1,? jelas Bagoes.
GP A1 merupakan ajang balap mobil formula dengan mesin berkekuatan 550 tenaga kuda sehingga menyajikan tingkat kesulitan yang lebih tinggi dibandingkan dengan Formula 3 Asia. GP A1 juga menyajikan kondisi persaingan yang lebih berat karena GP A1 diikuti pembalap cukup berkualitas dari seluruh dunia.
Bagoes yang pada musim 2006 berlaga di kelas internasional Formula 3 Asia menyatakan, ia kini harus mulai mundur sebagai pembalap karena usianya yang semakin tua, yakni menginjak 27 tahun. Apalagi, ia harus berkonsentrasi pada kesibukannya memimpin perusahaan penyedia bahan bakar gas.
?Sekarang kami betul-betul mendorong Satrio untuk terus ikut balapan. Ia masih muda dan masih punya banyak kesempatan,? jelas Bagoes, kakak kandung Satrio.
Pada hari Selasa kemarin, Bagoes dan Satrio, 22 tahun, menemui Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso, di Balai Kota DKI Jakarta. Dalam kesempatan itu, Sutiyoso berharap Satrio dapat segera berlaga di GP A1 dan turut memberi kontribusi memperbaiki prestasi Indonesia di balapan antar negara itu.
Tim A1 Indonesia diperkuat oleh Ananda Mikola. Adiknya, Moreno Soeprapto, juga ikut memperkuat, tetapi hanya turun di sesi latihan Jumat pagi yang dikhususkan bagi pembalap pendatang baru. Setelah melewati tujuh seri GP A1 musim 2006/2007, Indonesia mengantongi poin 1 dan menempati urutan ke-20 atau urutan paling buncit di klasemen.
Satrio Hermanto adalah pemegang gelar juara Formula 3 Asia 2006 untuk kelas promosi. Namun, pada tahun 2007, ia hanya akan mengikuti satu seri Formula 3 Asia, yakni seri di Melbourne, Australia, yang berlangsung bersamaan dengan seri perdana Formula Satu, tanggal 18 Maret.
Pada musim 2007, Formula V6 Asia menggelar enam seri. Di Setiap serinya berlangsung dua balapan. Sirkuit Sentul, Jawa Barat, akan menjadi tuan rumah seri ketiga, Juli mendatang. Tahun lalu, Ananda Mikola turun di ajang ini dan menempati urutan ketiga pada akhir musim.
Direktur Bagoes & Satrio Management, Bagoes Hermanto, Selasa (20/2), mengatakan, Satrio tidak melanjutkan ke kelas internasional F3 Asia karena perbedaannya dengan kelas promosi F3 Asia tidak terlalu banyak. Perbedaan di antara dua kelas itu hanya terletak pada usia mesin.
Mesin untuk kelas promosi berusia lebih tua daripada mesin yang dipakai di kelas internasional. Namun dari segi tenaga, mesin kelas promosi dan mesin kelas internasional dapat dikatakan sama-sama menghasilkan tenaga 200-an tenaga kuda.
Akibat minimnya perbedaan antara kelas promosi dan kelas internasional, Satrio pun diarahkan untuk langsung mengikuti Formula V6 Asia by Renault yang mesinnya berkekuatan 370 tenaga kuda. ?Kami berharap keikutsertaan Satrio di ajang Formula V6 Asia dapat semakin mematangkan dia sebelum turun di GP A1,? jelas Bagoes.
GP A1 merupakan ajang balap mobil formula dengan mesin berkekuatan 550 tenaga kuda sehingga menyajikan tingkat kesulitan yang lebih tinggi dibandingkan dengan Formula 3 Asia. GP A1 juga menyajikan kondisi persaingan yang lebih berat karena GP A1 diikuti pembalap cukup berkualitas dari seluruh dunia.
Bagoes yang pada musim 2006 berlaga di kelas internasional Formula 3 Asia menyatakan, ia kini harus mulai mundur sebagai pembalap karena usianya yang semakin tua, yakni menginjak 27 tahun. Apalagi, ia harus berkonsentrasi pada kesibukannya memimpin perusahaan penyedia bahan bakar gas.
?Sekarang kami betul-betul mendorong Satrio untuk terus ikut balapan. Ia masih muda dan masih punya banyak kesempatan,? jelas Bagoes, kakak kandung Satrio.
Pada hari Selasa kemarin, Bagoes dan Satrio, 22 tahun, menemui Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso, di Balai Kota DKI Jakarta. Dalam kesempatan itu, Sutiyoso berharap Satrio dapat segera berlaga di GP A1 dan turut memberi kontribusi memperbaiki prestasi Indonesia di balapan antar negara itu.
Tim A1 Indonesia diperkuat oleh Ananda Mikola. Adiknya, Moreno Soeprapto, juga ikut memperkuat, tetapi hanya turun di sesi latihan Jumat pagi yang dikhususkan bagi pembalap pendatang baru. Setelah melewati tujuh seri GP A1 musim 2006/2007, Indonesia mengantongi poin 1 dan menempati urutan ke-20 atau urutan paling buncit di klasemen.