Saudaraku, Tinggalkanlah Dusta

T-Rex

New member
Di antara sebab terbanyak yang menjerumuskan anak Adam ke lembah kemaksiatan, adalah mereka tidak menjaga dua hal yaitu lidah dan kemaluannya. Sehingga Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda:

''Barangsiapa yang mampu menjaga apa yang terdapat di antara dua janggutnya dan apa yang ada di antara dua kakinya, maka aku jamin akan masuk surga.'' (Muttafaq alaih, dari Sahl bin Sa'ad).

Kemaksiatan yang ditimbulkan dari kemaluan adalah zina, dan kemaksiatan yang ditimbulkan oleh lisan adalah dusta. Terkadang dengan lisannya seseorang mengucapkan kata-kata tanpa dipertimbangkan dan dipikirkan sebelumnya, sehingga menimbulkan fitnah dan kemudharatan yang banyak bagi dirinya maupun bagi orang lain.

Oleh karena itu jelaslah bahwa di antara keselamatan seorang hamba adalah tergantung pada penjagaannya terhadap lisannya. Nabi shalallahu alaihi wa salam sendiri pernah menasehati 'Uqbah bin Amir ketika dia bertanya tentang keselamatan, lalu beliau bersabda:

''Peliharalah lidahmu, betahlah tinggal di rumahmu dan tangisilah dosa-dosamu.'' (HR Tirmidzi, hadits hasan).

Termasuk penyimpangan yang nyata dan banyak terjadi di masyarakat kita sekarang ini adalah melakukan dusta, baik dalam ucapan maupun perbuatan, baik dalam menjual maupun membeli, dalam sumpah dan perjanjian, bahkan menggunakan dusta sebagai bumbu dakwah dan menjatuhkan orang karena kedengkian.

Manusia yang awam maupun yang 'alimnya banyak menganggap sepele masalah dusta, sehingga menjadi kebiasaan yang membudaya, yang seolah sulit ditinggalkan. Yang lebih parah lagi adalah kebiasaan dusta ini tidak dipedulikan lagi oleh yang awam maupun yang alim, mad'u maupun da'inya, terhadap bahaya yang ditimbulkan. Na'udzubillah min dzalik.

Padahal urusan dusta adalah termasuk hal yang berbahaya, karena termasuk urusan haram yang menyebabkan pelakunya terjerumus ke dalam neraka. Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda:

''Sesungguhnya dusta itu menuntun kepada kekejian dan kekejian itu menuntun ke dalam neraka. Tidak henti-hentinya seseorang itu berdusta dan membiasakan diri dalam dusta, sehingga dicatat di sisi Allah sebagai pendusta (muttafaqun 'alaih).

Dusta mempunyai beberapa pengaruh buruk, yang seandainya hal ini disadari oleh para pendusta pasti mereka akan meninggalkan kebiasaan dustanya dan akan kembali bertaubat kepada Allah subhanahu wa ta'ala.

Sebagian dari pengaruh buruk itu adalah:

1. Menyebarkan keraguan kepada dan di antara manusia

Keraguan artinya bimbang dan resah. Ini berarti seorang pendusta selamanya menjadi sumber keresahan dan keraguan, serta menjatuhkan ketenangan pada orang yang jujur. Berkata Rasulullah shalallahu alaihi wa salam:

''Tinggalkanlah apa-apa yang membuatmu ragu dan ambil apa-apa yang tidak meragukanmu, karena sesungguhnya kejujuran itu adalah ketenangan dan dusta itu adalah keresahan.'' (HR Tirmidzi, An Nasai, dan lainnya).

2. Terjerumusnya seseorang ke dalam salah satu tanda munafik

Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda:
''Ada empat hal, barangsiapa yang memiliki semuanya, maka dia munafik sejati. Dan barangsiapa memiliki salah satu di antaranya, berarti dia mempunyai satu jenis sifat munafik hingga dia meninggalkannya. Yaitu bila diberi amanat dia khianat, bila berkata dia dusta, bila berjanji dia mengingkari, dan jika berselisih dia berkata kotor.'' (Muttafaqun 'alaih).

Sebagaimana diketahui, bahwa orang munafik akan menempati kerak neraka yang paling bawah. Sebutan munafik adalah sebutan yang amat berat, maka mengapa kita berani berdusta dan mempertahankannya padahal ia hanya akan mengantarkan kita kepada kedudukan yang buruk lagi menghinakan.

3. Hilangnya kepercayaan

Sesungguhnya selama dusta menyebar dalam kehidupan masyarakat, maka hal itu akan menghilangkan kepercayaan di kalangan kaum Muslimin, memutuskan jalinan kasih sayang di antara mereka, sehingga menyebabkan tercegahnya kebaikan dan menjadi penghalang sampainya kebaikan kepada orang yang berhak menerimanya.

4. Memutarbalikkan kebenaran

Di antara pengaruh buruk dusta adalah memutarbalikkan kebenaran dan membawa berita yang berlainan dengan fakta, lebih-lebih dilakukan dengan tanpa mencari kejelasan atau tabayyun yang disyariatkan. Hal ini dilakukan karena para pendusta suka merubah kebatilan menjadi kebenaran dan kebenaran menjadi kebatilan dalam pandangan manusia. Sebagaimana para pendusta pun suka menghias-hiasi keburukan sehingga tampak baik dan memburuk-burukkan yang baik sehingga berubah menjadi buruk. Dan itulah perniagaan para pendusta yang terurai rapi dan mahal harganya menurut pandangan mereka.

Dan apa saja yang mereka katakan tentang keburukan seseorang, dan apapun pengaruhnya, maka hati-hatilah terhadap mereka, baik yang anda baca dari mereka ataupun yang anda dengar. Pahami firman Allah ta'ala:

''...Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang melampaui batas lagi pendusta.'' (QS Al Mukmin: 28)

5. Pengaruh dusta terhadap anggota badan

Dusta menjalar dari hati ke lidah, maka rusaklah lidah itu, lalu menjalar ke anggota badan, maka rusaklah amal perbuatannya sebagaimana rusaknya lidah dalam berbicara. Maka jika Allah subhanahu wa ta'ala tidak memberikan kesembuhan dalam kejujuran kepada para pendusta itu. Sehingga semakin rusaklah mereka dan menjerumuskan mereka ke arah kehancuran.

Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda:
''Sesungguhnya kejujuran itu menuntun kepada kebajikan, sedangkan dusta menuntun kepada kedurhakaan.'' (Muttafaq 'alaih).

Itulah sebagian kecil dari akibat buruk dusta yang semuanya merupakan akibat yang terasa di dunia, dan di sisi Allah balasan bagi pendusta lebih dahsyat dan mengerikan.

Jelaslah bahwa para pendusta akan berjalan di atas jalan yang menuju neraka, karena dengan berdusta berarti ia akan membuka berbagai pintu keburukan lainnya. Rasulullah shalallahu alaih wa salam bersabda:

''Sesungguhnya dusta itu menuju kepada kekejian dan kekejian menuntun ke neraka, seseorang terus menerus berdusta sehingga dicatat di sisi Allah sebagai Pendusta.'' (muttafaq 'alaih)

Untuk itu agar kita semua memperhatikan bahaya dusta sehingga takut untuk melakukannya. Adapun cara untuk menghindar darinya antara lain:

1. Tidak bergaul dengan para pendusta dan mencari teman yang shaleh lagi jujur.
2. Mempunyai keyakinan yang mantap akan bahaya yang ditimbulkannya baik di dunia maupun di akhirat.
3. Melatih hati dan lisan untuk selalu berkata dan berbuat jujur.
4. Selalu aktif mengkaji Al-Qur'an dan mengamalkannya.

Semoga Allah menganugerahkan kejujuran kepada kita semua dalam ucapan maupun perbuatan.

Sumber:
Majalah As-Sunnah Edisi 09/Th III/1419H-1999 M
 
Back
Top