Kalina
Moderator
****** LAMPUNG - Prihatin dengan rentetan kecelakaan transportasi laut, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kemarin mendadak memutuskan naik feri sepulang dari kunjungan kerja di Lampung. Presiden SBY naik feri Jatra III dari Pelabuhan Bakauheni ke Pelabuhan Merak. Padahal, SBY dijadwalkan pulang ke Jakarta dengan pesawat kepresidenan.
Gara-gara keputusan SBY yang mendadak itu, Menko Polhukam Widodo A.S., Menteri Perhubungan Hatta Rajasa, Panglima TNI Marsekal TNI Djoko Suyanto, Kapolri Jenderal Pol Sutanto, dan KSAL Laksamana Slamet Soebijanto harus terbang menggunakan helikopter ke Bakauheni untuk mendampingi SBY naik feri.
Saat berada di KM Jatra III, SBY membahas keselamatan transportasi laut bersama beberapa menteri. Di antaranya Menteri Koperasi dan UKM Suryadharma Ali, Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal Saifullah Yusuf, Menakertrans Erman Suparno, dan Seskab Sudi Silalahi.
Sebelum berlayar satu jam 15 menit ke Merak, Banten, SBY sempat menyidak kapal-kapal yang bersandar di Pelabuhan Bakauheni. Salah satu yang disidak adalah KM Baruna, yang siap berlayar. SBY bersama pemimpin PT ASDP (Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan) Cabang Bakauheni Eddi Pinantoan pun naik kapal tersebut.
Di KM Baruna, SBY berdialog dengan beberapa penumpang. "Sudah tahu prosedur keselamatannya ya kalau terjadi sesuatu di kapal?" tanya SBY kepada seorang penumpang. Dia pun hanya manggut-manggut, entah benar-benar tahu atau tidak.
Di ruang penumpang itu, SBY memeriksa kelengkapan alat-alat keselamatan yang tersedia serta mengecek kembali apakah persyaratan yang ditentukan sudah dipenuhi. Presiden juga memeriksa dek, tempat parkir berbagai kendaraan roda empat, untuk memastikan bahwa jarak standar antar kendaraan adalah 60 cm. Dengan teliti SBY memeriksa setiap kendaraan. Ketika melihat dua kendaraan yang jaraknya terlalu sempit, SBY mengingatkan pemimpin ASDP untuk selalu mematuhi peraturan yang berlaku.
Kepada para wartawan, SBY mengatakan perlu ada perbaikan menyeluruh terhadap masalah teknis, manajemen, dan pelaksanaan prosedur tetap (protap) keselamatan di kapal-kapal.
"Saya menemukan banyak hal yang harus diperbaiki. Bagaimanapun, faktor keselamatan dan keamanan sangat penting," kata SBY.
Dia mencontohkan parkir mobil di feri yang berimpitan tak beraturan. "Ini membahayakan. Jika terjadi gelombang besar dan kapal bergoyang, bisa saja mobil-mobil itu berbenturan dan menimbulkan percikan api," katanya.
Soal jumlah pelampung, sekoci penyelamat, dan manifes juga diminta diperhatikan. Jumlah penumpang di manifes harus sama dengan penumpang sesungguhnya. "Memang daya beli masyarakat belum tinggi, tapi jangan mengorbankan keselamatan," ujarnya.
Kepada Hatta Rajasa, SBY meminta tidak ragu-ragu menindak jajarannya yang lalai melaksanakan tugas. "Pejabat maupun operator, jika tidak melaksanakan tugas dengan baik dan tidak memperhatikan aspek keselamatan, harus ditindak," tegas SBY.
Kalau SBY "mencicipi" transportasi laut, Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla hari ini akan merasakan naik kereta api dari Jakarta ke Jogjakarta. Rombongan Kalla berangkat dari Stasiun Gambir pukul 06.50. Di kereta api dia akan menggelar rapat kabinet terbatas bidang transportasi bersama Menhub Hatta Rajasa dan Menteri PU Djoko Kirmanto.
Rombongan Kalla dijadwalkan mampir di Stasiun Purwokerto. Di sini Gubernur Jawa Tengah Mardiyanto akan bergabung.
Kalla juga singgah di Stasiun Kroya. Dia akan melakukan kunjungan kerja sekitar 30 menit. Setelah itu kereta api Wapres akan menuju Stasiun Lempuyangan, Jogjakarta. Diperkirakan Kalla tiba di Stasiun Lempuyangan pukul 15.50. Di tempat tersebut, dia mengunjungi Balai Yasa milik PT KA untuk melihat perbengkelan kereta api di kawasan Pengok, Kelurahan Klitren, Kecamatan Gondokusuman.
Gara-gara keputusan SBY yang mendadak itu, Menko Polhukam Widodo A.S., Menteri Perhubungan Hatta Rajasa, Panglima TNI Marsekal TNI Djoko Suyanto, Kapolri Jenderal Pol Sutanto, dan KSAL Laksamana Slamet Soebijanto harus terbang menggunakan helikopter ke Bakauheni untuk mendampingi SBY naik feri.
Saat berada di KM Jatra III, SBY membahas keselamatan transportasi laut bersama beberapa menteri. Di antaranya Menteri Koperasi dan UKM Suryadharma Ali, Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal Saifullah Yusuf, Menakertrans Erman Suparno, dan Seskab Sudi Silalahi.
Sebelum berlayar satu jam 15 menit ke Merak, Banten, SBY sempat menyidak kapal-kapal yang bersandar di Pelabuhan Bakauheni. Salah satu yang disidak adalah KM Baruna, yang siap berlayar. SBY bersama pemimpin PT ASDP (Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan) Cabang Bakauheni Eddi Pinantoan pun naik kapal tersebut.
Di KM Baruna, SBY berdialog dengan beberapa penumpang. "Sudah tahu prosedur keselamatannya ya kalau terjadi sesuatu di kapal?" tanya SBY kepada seorang penumpang. Dia pun hanya manggut-manggut, entah benar-benar tahu atau tidak.
Di ruang penumpang itu, SBY memeriksa kelengkapan alat-alat keselamatan yang tersedia serta mengecek kembali apakah persyaratan yang ditentukan sudah dipenuhi. Presiden juga memeriksa dek, tempat parkir berbagai kendaraan roda empat, untuk memastikan bahwa jarak standar antar kendaraan adalah 60 cm. Dengan teliti SBY memeriksa setiap kendaraan. Ketika melihat dua kendaraan yang jaraknya terlalu sempit, SBY mengingatkan pemimpin ASDP untuk selalu mematuhi peraturan yang berlaku.
Kepada para wartawan, SBY mengatakan perlu ada perbaikan menyeluruh terhadap masalah teknis, manajemen, dan pelaksanaan prosedur tetap (protap) keselamatan di kapal-kapal.
"Saya menemukan banyak hal yang harus diperbaiki. Bagaimanapun, faktor keselamatan dan keamanan sangat penting," kata SBY.
Dia mencontohkan parkir mobil di feri yang berimpitan tak beraturan. "Ini membahayakan. Jika terjadi gelombang besar dan kapal bergoyang, bisa saja mobil-mobil itu berbenturan dan menimbulkan percikan api," katanya.
Soal jumlah pelampung, sekoci penyelamat, dan manifes juga diminta diperhatikan. Jumlah penumpang di manifes harus sama dengan penumpang sesungguhnya. "Memang daya beli masyarakat belum tinggi, tapi jangan mengorbankan keselamatan," ujarnya.
Kepada Hatta Rajasa, SBY meminta tidak ragu-ragu menindak jajarannya yang lalai melaksanakan tugas. "Pejabat maupun operator, jika tidak melaksanakan tugas dengan baik dan tidak memperhatikan aspek keselamatan, harus ditindak," tegas SBY.
Kalau SBY "mencicipi" transportasi laut, Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla hari ini akan merasakan naik kereta api dari Jakarta ke Jogjakarta. Rombongan Kalla berangkat dari Stasiun Gambir pukul 06.50. Di kereta api dia akan menggelar rapat kabinet terbatas bidang transportasi bersama Menhub Hatta Rajasa dan Menteri PU Djoko Kirmanto.
Rombongan Kalla dijadwalkan mampir di Stasiun Purwokerto. Di sini Gubernur Jawa Tengah Mardiyanto akan bergabung.
Kalla juga singgah di Stasiun Kroya. Dia akan melakukan kunjungan kerja sekitar 30 menit. Setelah itu kereta api Wapres akan menuju Stasiun Lempuyangan, Jogjakarta. Diperkirakan Kalla tiba di Stasiun Lempuyangan pukul 15.50. Di tempat tersebut, dia mengunjungi Balai Yasa milik PT KA untuk melihat perbengkelan kereta api di kawasan Pengok, Kelurahan Klitren, Kecamatan Gondokusuman.