jmw01
New member
BRUSSEL--Freedom Flotilla 2 akan berbeda dalam beberapa hal dengan yang pertama. Di antaranya adalah perbedaan dalam jumlah aktivis dan jumlah kapal yang akan ikut. Dalam sebuah pernyataan pers, European Campaign, yang merupakan salah satu pendiri koalisi Freedom Flotilla, mengatakan sejak mereka membuka pendaftaran untuk berpartisipasi dalam Freedom Flotilla 2, mereka telah menerima lebih dari 9.000 formulir permintaan ikut serta dari para simpatisan di seluruh dunia. Flotilla yang baru memiliki tujuh buah kapal yang dijadwalkan untuk berpartisipasi dalam Freedom Flotilla 2 berasal dari negara-negara di Eropa.
European Campaign pun menambahkan bahwa Freedom Flotilla 2 diperkirakan akan berangkat ke Jalur Gaza dalam beberapa minggu, meskipun pada Freedom Flotilla yang pertama telah terjadi penyerangan brutal oleh Israel , yang menyebabkan sembilan orang syahid dan banyak orang terluka.
Freedom Flotilla yang pertama membawa 750 aktivis yang berasal dari 40 negara lebih, termasuk di dalamnya 44 orang Arab, pejabat pemerintah dan pejabat politik Eropa, dan 10 anggota Parlemen Aljazair. Kafilah ini juga membawa lebih dari 10 ribu ton bantuan medis, bahan bangunan, dan kayu, serta 100 rumah sederhana siap bangun untuk membantu puluhan ribu orang yang kehilangan rumah mereka pada penyerangan Israel di Gaza pada akhir 2008 dan awal 2009 lalu. Kapal tersebut juga membawa 500 kursi roda elektrik untuk orang-orang yang cacat, khususnya yang disebabkan karena penyerangan Israel baru-baru ini, yang membuat lebih dari 600 orang di Gaza menjadi cacat.
Sementara itu, di Gaza, Anggota Parlemen Independen Jamal al-Khudari, ketua PCAS (Popular Committee Against the Siege), mengkonfirmasi bahwa Israel telah mengumumkan akan mengurangi blokade terhadap Gaza. Meskipun begitu Israel sama sekali tidak menyinggung sedikitpun mengenai usaha untuk mengatasi akar permasalahan.
Khudari dalam sebuah pernyataan pada pers hari Senin lalu, mengatakan bahwa untuk mengakhiri blokade memang memerlukan langkah-langkah serius, yang paling penting diantaranya adalah dengan membuka sepenuhnya jalur perdagangan untuk mengijinkan masuknya barang-barang. Langkah serius lain adalah dengan mengakhiri kebijakan “daftar-daftar terlarang”. Khudari menekankan bahwa Rakyat Gaza sangat membutuhkan barang-barang persediaan dan alat-alat yang dilarang dan dirampas dari mereka sejak blokade yang terjadi empat tahun yang lalu.
Dia juga mengatakan bahwa Israel masih menutup seluruhjalur perdagangan kecuali jalur Kerem Abu Salem, yang daya tampungnya begitu kecil bila dibandingkan dengan kebutuhan rakyat Gaza, sebuah bukti bahwa keringanan yang di umumkan oleh Israel hanyalah usaha untuk meredam tekanan internasional.
Khudari mengkonfirmasi bahwa persiapan oleh pihak-pihak dari Eropa, Arab dan kaum Muslim untuk kapal baru yang akan berangkat menuju Gaza sedang dilakukan. Jadwal keberangkatan akan segera diumumkan, tambahnya.
Sumber: republika
European Campaign pun menambahkan bahwa Freedom Flotilla 2 diperkirakan akan berangkat ke Jalur Gaza dalam beberapa minggu, meskipun pada Freedom Flotilla yang pertama telah terjadi penyerangan brutal oleh Israel , yang menyebabkan sembilan orang syahid dan banyak orang terluka.
Freedom Flotilla yang pertama membawa 750 aktivis yang berasal dari 40 negara lebih, termasuk di dalamnya 44 orang Arab, pejabat pemerintah dan pejabat politik Eropa, dan 10 anggota Parlemen Aljazair. Kafilah ini juga membawa lebih dari 10 ribu ton bantuan medis, bahan bangunan, dan kayu, serta 100 rumah sederhana siap bangun untuk membantu puluhan ribu orang yang kehilangan rumah mereka pada penyerangan Israel di Gaza pada akhir 2008 dan awal 2009 lalu. Kapal tersebut juga membawa 500 kursi roda elektrik untuk orang-orang yang cacat, khususnya yang disebabkan karena penyerangan Israel baru-baru ini, yang membuat lebih dari 600 orang di Gaza menjadi cacat.
Sementara itu, di Gaza, Anggota Parlemen Independen Jamal al-Khudari, ketua PCAS (Popular Committee Against the Siege), mengkonfirmasi bahwa Israel telah mengumumkan akan mengurangi blokade terhadap Gaza. Meskipun begitu Israel sama sekali tidak menyinggung sedikitpun mengenai usaha untuk mengatasi akar permasalahan.
Khudari dalam sebuah pernyataan pada pers hari Senin lalu, mengatakan bahwa untuk mengakhiri blokade memang memerlukan langkah-langkah serius, yang paling penting diantaranya adalah dengan membuka sepenuhnya jalur perdagangan untuk mengijinkan masuknya barang-barang. Langkah serius lain adalah dengan mengakhiri kebijakan “daftar-daftar terlarang”. Khudari menekankan bahwa Rakyat Gaza sangat membutuhkan barang-barang persediaan dan alat-alat yang dilarang dan dirampas dari mereka sejak blokade yang terjadi empat tahun yang lalu.
Dia juga mengatakan bahwa Israel masih menutup seluruhjalur perdagangan kecuali jalur Kerem Abu Salem, yang daya tampungnya begitu kecil bila dibandingkan dengan kebutuhan rakyat Gaza, sebuah bukti bahwa keringanan yang di umumkan oleh Israel hanyalah usaha untuk meredam tekanan internasional.
Khudari mengkonfirmasi bahwa persiapan oleh pihak-pihak dari Eropa, Arab dan kaum Muslim untuk kapal baru yang akan berangkat menuju Gaza sedang dilakukan. Jadwal keberangkatan akan segera diumumkan, tambahnya.
Sumber: republika