Sedih = Awal Depresi

Megha

New member
Sedih = Awal Depresi

unhappy-hour.gif



Suatu kali, manusia bisa merasa amat sedih dan putus asa. Tetapi, jika perasaan itu sering muncul dan sulit sekali hilang, ini bukan lagi perasaan yang normal. Sesuatu telah terjadi di otak, sehingga mengganggu keseluruhan tubuh, termasuk cara berpikir, semangat hidup, dan berbagai fungsi organ dalam tubuh termasuk organ pencernaan, jantung, hati, dan lainlain. Tak ada alasan untuk menganggap hal itu bisa sembuh sendiri, atau bahwa mi hal yang terlalu memalukan untuk dibicarakan atau dicarikan pertolongan. Jika tak segera diatasi, banyak kerugian yang akan datang. Jangan tunggu lagi, sembuhkan depresi, dan raihlah hidup nyaman.


Depresi dan otak
Di dalam otak, dikenal senyawa penghantar yang disebut neurotransmitter. Di antara berbagai neurotransmitter yang ada, terdapat yang bernama norepinefrin dan serotonin yang berperan dalam mengatur emosi manusia. Neurotransmitter mi berada dalam kesetimbangan sesuai dengan apa yang Anda rasakan. Misalnya, ketika mendengar cerita yang lucu, maka kesetimbangannya bergeser ke arah tertentu sehingga Anda merasa senang. Sebaliknya jika Anda mendengar cerita sedih, maka akan mengacaukan sistem.

Pada orang yang mengalami depresi, terjadi ketidakseimbangan neurotransmitter ini, sehingga kesetimbangannya selalu ke arah ‘sedih’, tak peduli apakah orang tersebut sedang mengalami hal yang menyenangkan! Akhirnya, ia pun akan selalu merasa stdih dan susah. Sayangnya, penyebab pasti terjadinya ketidakseimbangan neurotransmitter ini belum diketahui oleh para peneliti.

Penyebab ketidakseimbangan
• genetik. Menurut para peneliti, kecenderungan untuk terjadinya ketidakseimbangan neurotransmitter ini dapat menurun dalam keluarga. Jika salah satu anggota keluarga Anda mengalami depresi, mungkin Anda pun akan cenderung mengalaminya.
• kepribadian dikatakan juga berkaitan dengan kerentanan mengalami depresi, yaitu pada orang yang pesimis atau rendah diri
• sering mengalami stres
• penyakit tertentu
• obat-obat tertentu
• senyawa narkotika dan psikotropika
• alkohol
• hormon

Salah satu atau kombinasi dari faktor di atas dapat akan makin memperbesar kemungkinan terjadinya depresi. Mungkin pula, ada faktor lain yang berperan namun belum diketahui sampai sekarang.

Depresi akan memengaruhi banyak aspek kehidupan. Perubahan pada neurotransmitter pertama akan memberikan etek:

> secara emosional, misalnya merasa sedih terus menerus, merasa tak berdaya, dan sulit merasa senang walaupun sedang dalam acara yang amat menyenangkan.
> memengaruhi kemampuan mengontrol hal yang berkaitan dengan mental, misalnya kemampuan mengingat, berkonsentrasi, mengambil keputusan, dan sering berpikir negatif
> memengaruhi kerja berbagai organ dan bagian lain dan tubuh.
Yang mungkin paling jelas adalah sulit tidur atau justru kebanyakan tidur. Gejala lain yang mungkin terjadi adalah sakit kepala, sakit perut, atau rasa sakit dan nyeri di bagian tubuh lain. Jantung pun mungkin akan berdenyut lebih cepat. Nafsu makan bisa bertambah atau justru berkurang. Gairah seks pun dapat hilang.



Jenis depresi
Depresi terbagi menjadi tiga menurut lamanya:

• depresi sementara atau depresi reaktif ini biasanya di dirasakan setelah satu kejadian yang amat berat terjadi, misalnya kematian orang yang dikasihi, perceraian, dan lain-lain. Tiap orang bisa menunjukkan reaksi depresi yang berbeda, ada yang ringan, maupun berat. Reaksi yang ditunjukkan biasanya berupa sedih. Dukungan dan keluarga dan teman, dan waktu untuk merenung atau sendirian, biasanya sudah cukup. Namun, jika depresi sampai mengganggu pekerjaan atau kehidupan berkefuarga, sebaiknya periksakan ke dokter.

• depresi menengah, biasanya orang yang mengalami jenis depresi ini merasa hidupnya hanyalah sesuatu yang perlahan akan hancur. Dalam pekerjaan, biasanya mereka tak produktif, dalam kehidupan berkeluarga mereka tak bisa menikmati kebahagiaan dan kesenangan di dalamnya, atau orang lain pun sulit merasa senang ketika bersamanya. Dukungan dari teman, perawatan diri, dan bantuan ahli mungkin diperlukan.

• depresi lanjut, pada tahap ini, orang yang mengalami depresi lanjut merasa mereka bagaikan masuk dalam lubang hitam. Mereka yakin Memang tak mudah untuk mengetahui apakah seseorang depresi atau tidak.
Namun, daftar pertanyaan berikut mungkin bisa membantu untuk mengetahui apakah Anda terkena depresi atau tidak:
> apakah Anda merasa amat putus asa, lebih dan biasanya, dan merasa keadaan tidak akan berubah menjadi baik kapanpun?
> Nafsu makan Anda hilang, atau justru Anda makan berlebihan?
> Anda sulit tidur, atau bangun pagi beberapa jam sebelum jam bangun Anda biasanya?
apakah Anda merasa khawatir atau panik tanpa alasan yang jelas? apakab Anda kehilangan minat terhadap apa yang biasa Anda senangi?
> apakah Anda merasa terganggu dan kesal terhadap orang di sekitar Anda, atau tak berminat untuk berada bersama keluarga dan teman Anda?
> apakah gairah seks Anda berkurang?
> apakah Anda merasa lemas dan tak bertenaga, dan sulit memotivasi diri untuk menyelesaikan apapun?
> apakah Anda merasa Anda orang yang gagal, merasa amat bersalah atas kesalahan Anda, dan menyalahkan din sendiri untuk berbagai kekurangan Anda?
> apakah Anda sulit berkonsentrasi, berpikir dengan jernih, dan mengambil keputusan?
> apakah Anda terlalu khawatir terhadap rasa sakit atau nyeri yang Anda rasakan?


Jika pertanyaan berikut Anda jawab “ya”, segera berkonsultasi dengan dokter:
> apakah Anda sering berpikir tentang kematian atau melakukan bunuh din?
> apakah Anda sulit menjalani hari Anda?
> apakah Anda tak juga merasa lebih baik setelah beberapa lama?
> apakah Anda mulai menggunakan alkohol, narkoba, atau berbagai obat untuk membuat Anda merasa lebih baik? (ingat bahwa pengobatan sendiri dalam hal ini tak akan menolong Anda, justru akan menipu Anda seakan masalah Anda sudah selesai!) bahwa segala sesuatu berjalan buruk, dan pasti akan makin buruk. Mereka tak lagi dapat bekerja, pun menjalani hidup berkeluarga. Biasanya, mereka menghindari orang lain, dan akhirnya orang lain pun menghindari mereka. Sebaiknya keluarga segera waspada karena ada risiko bunuh din pada tahap ini Segera can pertolongan medis.


Harus dan bisa sembuh!
Apapun yang penyebab dan pemicu terjadinya depresi, yang harus diingat bahwa kondisi ini bisa dan harus disembuhkan. Jangan anggap enteng, jangan pula anggap ini hanya bersifat sementara dan tak perlu dikomunikasikan. “Yang sering membuat depresi tak bisa sembuh justru adalah karena keluarga malu mencari pertolongan,” kata Dr. Danardi S., Spkj dan bagian Psikiatri Fakultasi Kedokteran/RSUPN Cipto Manunkusumo Jakarta. Depresi sama saja dengan penyakit lain, seperti penyakit jantung, flu, atau sakit kulit, hanus disembuhkan!

Terapi depresi yang diperlukan benbeda bagi tiap orang. Ada yang hanya memenlukan perawatan oleh din sendini, atau dukungan keluarga, ada pula yang memang memerlukan bantuan medis atau tenaga ahli.

• Dari diri sendiri
Biasanya, penderita depresi merasa begitu tak berdaya. Seringkali, mereka mengambil langkah-langkah yang memang menuju kegagalan Karena itu, coba mulai kembali:
> membuat target yang tak perlu terlau besar, melainkan yang sederhana saja dahulu, misalnya pergi ke tempat bekerja pada jam yang sama setiap hari, dan memperbaharui kepercayaan diri.
> berolahraga! Olahraga dapat membuat Anda merasa nyaman dengan diri sendiri
> cari dukungan, misalnya telepon teman. Tak perlu ada topik pembicaraan tertentu, sekadar telepon saja. Juga, cari orang yang Anda percaya sebagai tempat Anda dapat bicara sejujurnya tentang apa yang Anda rasakan dan alami.

• Dari tenaga ahli
Hal ini penting untuk:
> membantu mengetahui penyebab depresi
> membantu menentukan program terapi yang tepat Biasanya seperti umumnya bantuan tenaga profesional, para ahli ini yaitu baik dokter psikiatti, psikolog, maupun konselor akan merahasiakan segala pembicaraan dengan
Anda. Tak perlu khawatir

• Teknik terapi
Saat ini ada banyak teknik terapi yang ditujukan untuk membantu penderita depresi mempelajari keterampilan baru, atau untuk
meraih kembali rasa percaya diri.

• Obat-obatan
Beberapa orang mungkin dianggap perlu juga menggunakan obat anti-depresan selama beberapa bulan pertama untuk membantu pemulihan.


Ingatlah bahwa depresi bisa disembuhkan. Jika ditunggu lebih lama, berarti makin lama pula masa tak produktif, dan makin ama sang penderita akan merasa makin tersiksa.

Majalah Health
 
wah, dari daftar pertanyaan di atas, salah satunya terjadi sama aku nih |:mad:

mesti di obatin ya? heeemmmmh
 
yap bener banget, kita boleh aja bersedih dalam menghadapi sebuah tantangan, tapi jangan larut dalam kesedihan ;)

non envy_slim aku klik jadi solve answer yah..
 
Back
Top