Seks Penyembuh Penyakit
Ladokutu; “Ya, sebab terbukti kehidupan seks yang baik dan memuaskan mempunyai efek yang menyembuhkan terhadap berbagai gejala penyakit, seperti sakit kepala, nyeri penggang dan juga depresi,” jawab Dr Reed Moskowitz, seorang ahli masalah seks Amerika Serikat.
Suatu hasil penelitian menunjukkan bahwa seks bisa membangkitkan system kekebalan tubuh, sehinggs semakin kuat, meredakan rasa nyeri, menghilangkan sakit kepala sejenis migraine dan mempunyai pengaruh psikologis positif yang menyehatkan.
Munculnya emosi-emosi negatif dalam diri dapat memicu dilepaskannya adrenalin dalam tubuh sebagai respon tubuh atas timbulnya stress.
Jika stress sampai ketingkat kronis maka dapat memperlemah kekebalan tubuh.
Untuk mengatasinya adalah dengan menumbuhkan emosi positif di dalam diri kita dalam bentuk rasa humor dan kegembiraan. Dalam hal ini seks yang memuaskan dapat membangkitkan hal itu.
Pada saat hubungan seks dilakukan, diduga sstem saraf pusat akan melepaskan zat endorphin, unsure kimia tubuh yang berkhasiat menghilangkan rasa sakit.
Ternyata keyakinan bahwa seks dapat menyembuhkan penyakit juga diamini oleh Dr David Sobel dan Dr Robert Oustein dalam buku mereka yang berjudul “Healthy Pleasure”.
Beberapa pengaruh seks terhadap kesehatan:
• Jantung
“Kurang didapatkan kepuasan seks dalam kehidupan seseorang, dalam penelitian belum lama ini, dianggap sebagai salah satu faktor risiko bagi terjadinya penyakit jantung,” kata psikiatris Alexander Lowen.
• Sistem kekebalan tubuh
Dari hasil penelitian Dr Dudley Chapman, professional obstetric dan ginekologi dari Ohio, AS, menyatakan bahwa wanita-wanita yang mendapatkan kepuasan dalam kehidupan seksnya ternyata memiliki lebih banyak kandungan sel T dalam darah, sel darah putih yang memainkan peran besar dalam kekebalan tubuh.
• Rasa sakit menjelang menstruasi
Hubungan seks berkhasiat meringankan gejala-gejala rasa sakit menjelang datangnya menstruasi sebagian wanita.
“Terjadinya kontraksi otot selama berlangsungnyan orgasme, memaksa darah mengalir lebih cepat dari daerah pinggul dan kembali ke sirkulasinya yang normal, menyebabkan mengendornya ketegangan otot,” kata Dr Franger.
• Rasa nyeri dan sakit
“Orgasme merupakan obat alamiah pengilang rasa sakit,” kata Beverly Whipple, seorang professor dari sebuah universitas di New Jersey.
Whipple menjelaskan bahwa selama terjadinya ransangan seks, suatu unsure kimia tertentu dilepaskan system syaraf pusat tubuh. “Zat-zat kimia tersebut mempunyai efek menghilangkan rasa sakit.”
Disamping itu hubungan seks memuaskan terbukti juga sebagai obat alamiah yang mujarab, bisa menjadikan pikiran dan tubuh menjadi tenang, selain bisa meredakan insomnia.
“Semakin puas dan bergairah hal itu dilakukan, semakin mudah pelaku-pelakunya akan bisa tidur dengan nyenyak,”kata Alexander Lowen.
• Kesehatan mental
Orang-orang yang kehidupan seksnya memuaskan, terbukti jiwanya semakin kurang dihinggapi rasa cemas, kurang kebringasannya, semakin menurun rasa permusuhannya, dan jarang menyalahkan pihak lain atas kegagalan yang dihadapinya. Demikian hasil penelitian Institute for Advanced Study of Human Sexuality di San Fransisco, California terhadap 37.000 orang dewasa pada tahun 1970.
Dikutip dari:Majalah Warnasari No.187
Ladokutu; “Ya, sebab terbukti kehidupan seks yang baik dan memuaskan mempunyai efek yang menyembuhkan terhadap berbagai gejala penyakit, seperti sakit kepala, nyeri penggang dan juga depresi,” jawab Dr Reed Moskowitz, seorang ahli masalah seks Amerika Serikat.
Suatu hasil penelitian menunjukkan bahwa seks bisa membangkitkan system kekebalan tubuh, sehinggs semakin kuat, meredakan rasa nyeri, menghilangkan sakit kepala sejenis migraine dan mempunyai pengaruh psikologis positif yang menyehatkan.
Munculnya emosi-emosi negatif dalam diri dapat memicu dilepaskannya adrenalin dalam tubuh sebagai respon tubuh atas timbulnya stress.
Jika stress sampai ketingkat kronis maka dapat memperlemah kekebalan tubuh.
Untuk mengatasinya adalah dengan menumbuhkan emosi positif di dalam diri kita dalam bentuk rasa humor dan kegembiraan. Dalam hal ini seks yang memuaskan dapat membangkitkan hal itu.
Pada saat hubungan seks dilakukan, diduga sstem saraf pusat akan melepaskan zat endorphin, unsure kimia tubuh yang berkhasiat menghilangkan rasa sakit.
Ternyata keyakinan bahwa seks dapat menyembuhkan penyakit juga diamini oleh Dr David Sobel dan Dr Robert Oustein dalam buku mereka yang berjudul “Healthy Pleasure”.
Beberapa pengaruh seks terhadap kesehatan:
• Jantung
“Kurang didapatkan kepuasan seks dalam kehidupan seseorang, dalam penelitian belum lama ini, dianggap sebagai salah satu faktor risiko bagi terjadinya penyakit jantung,” kata psikiatris Alexander Lowen.
• Sistem kekebalan tubuh
Dari hasil penelitian Dr Dudley Chapman, professional obstetric dan ginekologi dari Ohio, AS, menyatakan bahwa wanita-wanita yang mendapatkan kepuasan dalam kehidupan seksnya ternyata memiliki lebih banyak kandungan sel T dalam darah, sel darah putih yang memainkan peran besar dalam kekebalan tubuh.
• Rasa sakit menjelang menstruasi
Hubungan seks berkhasiat meringankan gejala-gejala rasa sakit menjelang datangnya menstruasi sebagian wanita.
“Terjadinya kontraksi otot selama berlangsungnyan orgasme, memaksa darah mengalir lebih cepat dari daerah pinggul dan kembali ke sirkulasinya yang normal, menyebabkan mengendornya ketegangan otot,” kata Dr Franger.
• Rasa nyeri dan sakit
“Orgasme merupakan obat alamiah pengilang rasa sakit,” kata Beverly Whipple, seorang professor dari sebuah universitas di New Jersey.
Whipple menjelaskan bahwa selama terjadinya ransangan seks, suatu unsure kimia tertentu dilepaskan system syaraf pusat tubuh. “Zat-zat kimia tersebut mempunyai efek menghilangkan rasa sakit.”
Disamping itu hubungan seks memuaskan terbukti juga sebagai obat alamiah yang mujarab, bisa menjadikan pikiran dan tubuh menjadi tenang, selain bisa meredakan insomnia.
“Semakin puas dan bergairah hal itu dilakukan, semakin mudah pelaku-pelakunya akan bisa tidur dengan nyenyak,”kata Alexander Lowen.
• Kesehatan mental
Orang-orang yang kehidupan seksnya memuaskan, terbukti jiwanya semakin kurang dihinggapi rasa cemas, kurang kebringasannya, semakin menurun rasa permusuhannya, dan jarang menyalahkan pihak lain atas kegagalan yang dihadapinya. Demikian hasil penelitian Institute for Advanced Study of Human Sexuality di San Fransisco, California terhadap 37.000 orang dewasa pada tahun 1970.
Dikutip dari:Majalah Warnasari No.187