BANGKOK, KAMIS - Pemerintah Thailand yang dikontrol militer hari Kamis (15/2) mengangkat mantan Wakil Perdana Menteri era Thaksin Shinawatra, Somkid Jatusripitak (53), sebagai penasihat tim ekonomi.
Somkid merupakan tokoh terpenting dalam pemerintahan Thaksin. Bahkan sebelum terjadi kudeta militer September 2006, ia dianggap kandidat terkuat pengganti Thaksin karena ia pernah memegang beragam jabatan penting di bidang keuangan dan perdagangan.
PM Surayud Chulanont mengangkat Somkid untuk mengepalai komisi ekonomi beranggotakan sembilan orang yang bertugas memulihkan kepercayaan investor asing terhadap perekonomian Thailand yang terguncang akibat kudeta militer.
"Tugas saya adalah mendukung pemerintah dalam memperkuat hubungan ekonomi dengan negara-negara lain, yang memang benar-benar membutuhkan pemahaman mengenai kebijakan pemerintah," kata Somkid yang mengaku jabatannya sebagai "tidak resmi". "Saya akan membantu pemerintah dengan cara mempromosikan pemahaman yang lebih baik di antara para investor asing mengenai kebijakan ekonomi," lanjutnya.
Penunjukan Somkid merupakan hal yang jarang terjadi dalam sebuah pemerintahan pascakudeta karena umumnya pemerintah baru akan menjauhkan diri dengan tokoh-tokoh rezim yang lama.
Setelah terjadi kudeta, Somkid mengundurkan diri dari partai berkuasa pimpinan Thaksin, Thai Rak Thai, dan semenjak itu "menghilang" dari peredaran.
Kudeta militer telah menghancurkan kepercayaan investor maupun konsumen dan secara signifikan merusak perekonomian Thailand. Sejumlah kebijakan baru yang diterapkan pemerintah, seperti kontrol nilai tukar mata uang dan perubahan dalam UU investasi asing, telah mengguncang pasar bursa.
Gagasan Surayud mengenai "ekonomi berkecukupan" (economic sufficiency) yang berlandaskan filosofi pemenuhan kebutuhan sendiri memunculkan pertanyaan apakah Thailand masih memiliki antusiasme terhadap integrasi dan globalisasi.
"Somkid berasal dari pemerintahan terdahulu. Ia mampu menjelaskan bahwa ekonomi berkecukupan tidak bertentangan dengan kapitalisme," kata Surayud.
Somkid merupakan tokoh terpenting dalam pemerintahan Thaksin. Bahkan sebelum terjadi kudeta militer September 2006, ia dianggap kandidat terkuat pengganti Thaksin karena ia pernah memegang beragam jabatan penting di bidang keuangan dan perdagangan.
PM Surayud Chulanont mengangkat Somkid untuk mengepalai komisi ekonomi beranggotakan sembilan orang yang bertugas memulihkan kepercayaan investor asing terhadap perekonomian Thailand yang terguncang akibat kudeta militer.
"Tugas saya adalah mendukung pemerintah dalam memperkuat hubungan ekonomi dengan negara-negara lain, yang memang benar-benar membutuhkan pemahaman mengenai kebijakan pemerintah," kata Somkid yang mengaku jabatannya sebagai "tidak resmi". "Saya akan membantu pemerintah dengan cara mempromosikan pemahaman yang lebih baik di antara para investor asing mengenai kebijakan ekonomi," lanjutnya.
Penunjukan Somkid merupakan hal yang jarang terjadi dalam sebuah pemerintahan pascakudeta karena umumnya pemerintah baru akan menjauhkan diri dengan tokoh-tokoh rezim yang lama.
Setelah terjadi kudeta, Somkid mengundurkan diri dari partai berkuasa pimpinan Thaksin, Thai Rak Thai, dan semenjak itu "menghilang" dari peredaran.
Kudeta militer telah menghancurkan kepercayaan investor maupun konsumen dan secara signifikan merusak perekonomian Thailand. Sejumlah kebijakan baru yang diterapkan pemerintah, seperti kontrol nilai tukar mata uang dan perubahan dalam UU investasi asing, telah mengguncang pasar bursa.
Gagasan Surayud mengenai "ekonomi berkecukupan" (economic sufficiency) yang berlandaskan filosofi pemenuhan kebutuhan sendiri memunculkan pertanyaan apakah Thailand masih memiliki antusiasme terhadap integrasi dan globalisasi.
"Somkid berasal dari pemerintahan terdahulu. Ia mampu menjelaskan bahwa ekonomi berkecukupan tidak bertentangan dengan kapitalisme," kata Surayud.