SURABAYA, KOMPAS ? Sembilan pesilat Jawa Timur berhasil lolos seleksi nasional yang berakhir Selasa (13/2) di Jakarta untuk bergabung dalam pemusatan latihan nasional SEA Games 2007 mulai 21 Februari mendatang. Jumlah itu menjadikan Jatim sebagai daerah penyumbang pesilat terbanyak di pelatnas Sea Games 2007.
Sembilan pesilat yang lolos terdiri dari tujuh pesilat nomor tanding dan dua pesilat nomor seni. Tujuh pesilat nomor tanding itu adalah Andi Supiantoro (kelas B 50-55 kg), Suhud Indratno (kelas C 55-60 kg), Mulyono (kelas F 70-75 kg), Pranoto (kelas H 80-85 kg), Basuki (kelas I 85-90 kg), Herihono (kelas J 90-95 kg), dan Zaenudin (kelas bebas 95 kg ke atas). Adapun dua pesilat nomor seni yang lolos, yakni Achmad Rizanul Wahyudi dan Nur Yudha Bijak.
?Achmad dan Nur Yudha turun di nomor regu yang terdiri dari tiga pesilat. Satu pesilat lagi adalah Agus Lamun (DKI Jakarta). Hal ini diizinkan Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia karena mereka telah berpasangan sejak lama,? ungkap pelatih pemusatan latihan daerah (puslatda) pencak silat Jatim, Karyono, Kamis (15/2) pagi.
Meskipun bangga dengan prestasi para pesilat yang mampu menunjukkan Jatim sebagai salah satu barometer silat di Indonesia, Karyono mengaku prihatin dengan para pesilat putri Jatim. Kurniati Rahayuni yang turun di nomor tunggal putri hanya mampu menempati posisi runner up sehingga gagal lolos ke pelatnas. Dia gagal mengalahkan Tuti Winarni (DKI Jakarta) yang meraih medali emas pada SEA Games 2005.
Sementara pasangan Ni Luh Sukma Arum dan Maika Purnamasari yang turun di nomor ganda malah mengukir prestasi lebih menyedihkan. Mereka hanya mampu menempati peringkat empat. Adapun satu-satunya pesilat putri di nomor tanding, Ari Novianti, malah mengundurkan diri karena tidak dapat meninggalkan pekerjaan. ?Begitulah kondisi pesilat putri Jatim yang jauh tertinggal dari segi teknis maupun postur,? tutur Karyono.
Lolosnya sembilan pesilat ternyata menyisakan masalah dalam persiapan Jatim menghadapi Pra-PON pencak silat pada 22-28 April di Banten. Pasalnya, seluruh pesilat yang lolos adalah pesilat puslatda yang saat ini sedang menjalani pemusatan latihan tahap I. ?Sebagai pelatih, saya ingin status mereka yang lolos seleknas tidak usah diutak-atik lagi di puslatda. Kini, pengprov IPSI Jatim tinggal mengolah sistem pembinaan untuk pesilat puslatda yang lain,? papar pelatih berusia 49 tahun itu.
Sembilan pesilat yang lolos terdiri dari tujuh pesilat nomor tanding dan dua pesilat nomor seni. Tujuh pesilat nomor tanding itu adalah Andi Supiantoro (kelas B 50-55 kg), Suhud Indratno (kelas C 55-60 kg), Mulyono (kelas F 70-75 kg), Pranoto (kelas H 80-85 kg), Basuki (kelas I 85-90 kg), Herihono (kelas J 90-95 kg), dan Zaenudin (kelas bebas 95 kg ke atas). Adapun dua pesilat nomor seni yang lolos, yakni Achmad Rizanul Wahyudi dan Nur Yudha Bijak.
?Achmad dan Nur Yudha turun di nomor regu yang terdiri dari tiga pesilat. Satu pesilat lagi adalah Agus Lamun (DKI Jakarta). Hal ini diizinkan Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia karena mereka telah berpasangan sejak lama,? ungkap pelatih pemusatan latihan daerah (puslatda) pencak silat Jatim, Karyono, Kamis (15/2) pagi.
Meskipun bangga dengan prestasi para pesilat yang mampu menunjukkan Jatim sebagai salah satu barometer silat di Indonesia, Karyono mengaku prihatin dengan para pesilat putri Jatim. Kurniati Rahayuni yang turun di nomor tunggal putri hanya mampu menempati posisi runner up sehingga gagal lolos ke pelatnas. Dia gagal mengalahkan Tuti Winarni (DKI Jakarta) yang meraih medali emas pada SEA Games 2005.
Sementara pasangan Ni Luh Sukma Arum dan Maika Purnamasari yang turun di nomor ganda malah mengukir prestasi lebih menyedihkan. Mereka hanya mampu menempati peringkat empat. Adapun satu-satunya pesilat putri di nomor tanding, Ari Novianti, malah mengundurkan diri karena tidak dapat meninggalkan pekerjaan. ?Begitulah kondisi pesilat putri Jatim yang jauh tertinggal dari segi teknis maupun postur,? tutur Karyono.
Lolosnya sembilan pesilat ternyata menyisakan masalah dalam persiapan Jatim menghadapi Pra-PON pencak silat pada 22-28 April di Banten. Pasalnya, seluruh pesilat yang lolos adalah pesilat puslatda yang saat ini sedang menjalani pemusatan latihan tahap I. ?Sebagai pelatih, saya ingin status mereka yang lolos seleknas tidak usah diutak-atik lagi di puslatda. Kini, pengprov IPSI Jatim tinggal mengolah sistem pembinaan untuk pesilat puslatda yang lain,? papar pelatih berusia 49 tahun itu.