fajarsany
New member
Dor! Suara tembakan terdengar jelas menggelegar di udara. Memecah keheningan malam itu.
Seorang lelaki berbadan tinggi besar berlari dengan cepat menyusuri gang sempit, diikuti oleh dua orang lelaki lain yang memegang pistol di tangannya.
Lelaki berbadan besar itu kemudian menemui tembok di ujung gang. Begitupun di sebelah kanan-kirinya yang hanya tembok tinggi.
“Tidak ada jalan lagi Son... sekarang angkat tangan dan balikkan badanmu kesini!” Kata seorang lelaki yang mengejarnya.
“Akhirnya, setelah 3 tahun menjadi buronan, malam ini petualanganmu berakhir.” Tambah lelaki pengejar yang satunya lagi.
Soni membalikkan badannya, wajahnya terlihat datar, kemudian dia mengangkat tangannya perlahan.
Kedua polisi tadi masih menodongkan pistol ke arahnya.
“Uuuh! Bau apa ini?” Kata seorang polisi itu.
Soni tersenyum kecil, “itu adalah bau [sensor] ku yang menjadi senjata rahasia, hahaha!”
“Sialan! Baunya... menusuk hidung, tenggorokan, dan paru-paruku!”
“Kurangajar kamu Son! Baj... jing....”
Kedua polisi itupun ambruk tak sadarkan diri ke tanah.
Soni melangkahi tubuh keduanya, kemudian pergi dari tempat itu. Akhirnya dia kembali lolos dari kejaran polisi yang selalu berusaha menangkapnya selama ini.
Seorang lelaki berbadan tinggi besar berlari dengan cepat menyusuri gang sempit, diikuti oleh dua orang lelaki lain yang memegang pistol di tangannya.
Lelaki berbadan besar itu kemudian menemui tembok di ujung gang. Begitupun di sebelah kanan-kirinya yang hanya tembok tinggi.
“Tidak ada jalan lagi Son... sekarang angkat tangan dan balikkan badanmu kesini!” Kata seorang lelaki yang mengejarnya.
“Akhirnya, setelah 3 tahun menjadi buronan, malam ini petualanganmu berakhir.” Tambah lelaki pengejar yang satunya lagi.
Soni membalikkan badannya, wajahnya terlihat datar, kemudian dia mengangkat tangannya perlahan.
Kedua polisi tadi masih menodongkan pistol ke arahnya.
“Uuuh! Bau apa ini?” Kata seorang polisi itu.
Soni tersenyum kecil, “itu adalah bau [sensor] ku yang menjadi senjata rahasia, hahaha!”
“Sialan! Baunya... menusuk hidung, tenggorokan, dan paru-paruku!”
“Kurangajar kamu Son! Baj... jing....”
Kedua polisi itupun ambruk tak sadarkan diri ke tanah.
Soni melangkahi tubuh keduanya, kemudian pergi dari tempat itu. Akhirnya dia kembali lolos dari kejaran polisi yang selalu berusaha menangkapnya selama ini.