Sensus mendata usia 100 tahun keatas

Administrator

Administrator
Pada 2010, pemerintah hanya mampu menanggung 10 ribu warga lanjut usia. Pemerintah memperkirakan ada 1,7 juta warga lanjut usia (lansia) yang telantar. “Yang tidak tercatat lebih banyak lagi,” ujar Sekjen Kementerian
Sosial, Chazali Husni Situmorang, di Kebun Raya Bogor, Sabtu (29/5).

Sabtu kemarin, ribuan warga lanjut usia ikut memperingati Hari Lanjut Usia di Kebun Raya Bogor. Data 2008 menyebutkan ada 20 juta —23 juta warga lanjut usia. Pada 2010, kata Chazali, Kementenian Sosial baru bisa melindungi sekitar 10 ribu warga lanjut usia.

Tahun 2011, kemampuan pemerintah melindungi mereka baru bertambah 3.000 orang, menjadi 13 ribu. “ini masih jauh dibandingkan total warga lanjut usia yang telantar. Kami mengharapkan peran semua pihak, termasuk peranan swasta, agar dapat berpartisipasi meningkatkan kesejahteraan rakyat,” imbau Chazali.

Chazali menyatakan usaha pendampingan, seperti homecare dan daycare service semakin ditingkatkan. Masyarakat diminta sebisa mungkin merawat kerabat yang telah lanjut usia. “Kalau tidak bisa diupayakan, baru dibawa ke
panti jompo. Itu adalah pilihan terakhir,” ujar Chazali.


Chazali mengatakan para warga lanjut usia akan memperoleh bantuan sekitar Rp 300 ribu per bulannya. “Masalah warga lanjut usia yang telantar bukan hanya tugas instansi tertentu. Ini adalah masalah negara. Negara harus
bertanggung jawab. Pemerintah harus bisa membawa keadaan lebih baik lagi,” kata Ketua Panitia Peringatan Hari Lanjut Usia Nasional, Agum Gumelar.

Agum berharap generasi muda ikut peduli terhadap warga lanjut usia. Agum pun berpesan agar pemerintah, baik daerah maupun nasional agar terus meningkatkan perhatian terhadap kesejahteraan warga lanjut usia. Agum juga
mengajak warga lanjut usia agar tetap produktif memberikan sumbangan kepada negara. “Untuk rekan-rekan yang masih punya potensi, tekatkan untuk tetap produktif memikirkan negara, memberikan sumbangsih pemikiran untuk pembangunan bangsa,” ajak Agum bersemangat.


Di atas 100 tahun Petugas Sensus Penduduk 2010, di beberapa daerah menemukan warga yang usianya di atas 100 tahun. Di Bekasi, terdata ada kakek bernama Karnita yang berusia 140 tahun. Cucu Karnita sudah ada yang berusia 45 tahun.

“Karnita yang tinggal bersama lima orang cucu dan tujuh cicit di RT.01/RW.04 Desa Segara Jaya, Kecamatan Taruma Jaya, Kabupaten Bekasi, kami temui pada Kamis (13/5) lalu,” ujar Petugas Pencacah Lapangan (PPL) Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bekasi, Syamsudin, Sabtu (29/5).

Menurut Warni (45), Karnita sering puasa mutih selama 21 hari. “Kegiatan itu rutin dilakukannya hampir setiap bulan dengan cara menahan lapar seperti puasa Ramadhan. Namun, belakangan ini kegiatan itu telah saya larang, sebab khawatir mengganggu kesehatan beliau,” ujar Wanni.

Kendati tidak memiliki Kartu Tanda Pengenal (KTP), kata Syamsudin, namun kebenaran dari pria lanjut usia itu dikuatkan dengan adanya peristiwa yang dilalami Karnita pada saat penjajahan Jepang maupun Belanda pada tempo
dulu. “Selain itu, saya telah menanyakan kepada pihak keluarga perihal pernikahan Kannita yang hingga kini telah memiliki 13 istri yang seluruhnya sudah meninggal dunia,” katanya.

Di Bangkalan, petugas sensus menemukan tiga warga yang berusia 120 tahun. Ketiganya tercatat sebagai warga Kecamatan Kokop, Kecamatan Tragah, dan Kecamatan Socah. “Mereka mengaku sudah berusia seperti itu, tapi kami akan lakukan kroscek lagi ke sana lebih lanjut untuk menentukan apakah benar atau tidak, yakni dengan cara menanyakan apa sudah ada saat Jepang menjajah bangsa ini,” kata M Imron, penanggung jawab Kegiatan Sensus Penduduk Bangkalan.

“Kalau dilihat dan kondisinya memang sudah tua. Ya kalau berusia di atas 100 tahun sudah pantas,” lanjut Imron.

Di Sumenep juga ditemukan dua warga berusia di atas 100 tahun. Yang satu bernama Rafiudin, berusia 105 tahun, dan Diyah, berusia 106 tahun.

Petugas sensus di Tasikmalaya juga menemukan tiga perempuan berusia di atas 100 tahun. “Tiga perempuan tersebut adalah Minah berusia 120 tahun, Kalsem berusia 115 tahun dan Suki berusia 107 tahun. Ketiganya dalam kondisi sehat,” ungkap Munir Hidayat, petugas sensus Kecamatan Cikatomas, Kabupaten Tasikmalaya.

sumber : republika
 
Bls: Sensus mendata usia 100 tahun keatas

Pada 2010, pemerintah hanya mampu menanggung 10 ribu warga lanjut usia. Pemerintah memperkirakan ada 1,7 juta warga lanjut usia (lansia) yang telantar. “Yang tidak tercatat lebih banyak lagi,” ujar Sekjen Kementerian
Sosial, Chazali Husni Situmorang, di Kebun Raya Bogor, Sabtu (29/5).

Sabtu kemarin, ribuan warga lanjut usia ikut memperingati Hari Lanjut Usia di Kebun Raya Bogor. Data 2008 menyebutkan ada 20 juta —23 juta warga lanjut usia. Pada 2010, kata Chazali, Kementenian Sosial baru bisa melindungi sekitar 10 ribu warga lanjut usia.

Tahun 2011, kemampuan pemerintah melindungi mereka baru bertambah 3.000 orang, menjadi 13 ribu. “ini masih jauh dibandingkan total warga lanjut usia yang telantar. Kami mengharapkan peran semua pihak, termasuk peranan swasta, agar dapat berpartisipasi meningkatkan kesejahteraan rakyat,” imbau Chazali.

Chazali menyatakan usaha pendampingan, seperti homecare dan daycare service semakin ditingkatkan. Masyarakat diminta sebisa mungkin merawat kerabat yang telah lanjut usia. “Kalau tidak bisa diupayakan, baru dibawa ke
panti jompo. Itu adalah pilihan terakhir,” ujar Chazali.


Chazali mengatakan para warga lanjut usia akan memperoleh bantuan sekitar Rp 300 ribu per bulannya. “Masalah warga lanjut usia yang telantar bukan hanya tugas instansi tertentu. Ini adalah masalah negara. Negara harus
bertanggung jawab. Pemerintah harus bisa membawa keadaan lebih baik lagi,” kata Ketua Panitia Peringatan Hari Lanjut Usia Nasional, Agum Gumelar.

Agum berharap generasi muda ikut peduli terhadap warga lanjut usia. Agum pun berpesan agar pemerintah, baik daerah maupun nasional agar terus meningkatkan perhatian terhadap kesejahteraan warga lanjut usia. Agum juga
mengajak warga lanjut usia agar tetap produktif memberikan sumbangan kepada negara. “Untuk rekan-rekan yang masih punya potensi, tekatkan untuk tetap produktif memikirkan negara, memberikan sumbangsih pemikiran untuk pembangunan bangsa,” ajak Agum bersemangat.


Di atas 100 tahun Petugas Sensus Penduduk 2010, di beberapa daerah menemukan warga yang usianya di atas 100 tahun. Di Bekasi, terdata ada kakek bernama Karnita yang berusia 140 tahun. Cucu Karnita sudah ada yang berusia 45 tahun.

“Karnita yang tinggal bersama lima orang cucu dan tujuh cicit di RT.01/RW.04 Desa Segara Jaya, Kecamatan Taruma Jaya, Kabupaten Bekasi, kami temui pada Kamis (13/5) lalu,” ujar Petugas Pencacah Lapangan (PPL) Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bekasi, Syamsudin, Sabtu (29/5).

Menurut Warni (45), Karnita sering puasa mutih selama 21 hari. “Kegiatan itu rutin dilakukannya hampir setiap bulan dengan cara menahan lapar seperti puasa Ramadhan. Namun, belakangan ini kegiatan itu telah saya larang, sebab khawatir mengganggu kesehatan beliau,” ujar Wanni.

Kendati tidak memiliki Kartu Tanda Pengenal (KTP), kata Syamsudin, namun kebenaran dari pria lanjut usia itu dikuatkan dengan adanya peristiwa yang dilalami Karnita pada saat penjajahan Jepang maupun Belanda pada tempo
dulu. “Selain itu, saya telah menanyakan kepada pihak keluarga perihal pernikahan Kannita yang hingga kini telah memiliki 13 istri yang seluruhnya sudah meninggal dunia,” katanya.

Di Bangkalan, petugas sensus menemukan tiga warga yang berusia 120 tahun. Ketiganya tercatat sebagai warga Kecamatan Kokop, Kecamatan Tragah, dan Kecamatan Socah. “Mereka mengaku sudah berusia seperti itu, tapi kami akan lakukan kroscek lagi ke sana lebih lanjut untuk menentukan apakah benar atau tidak, yakni dengan cara menanyakan apa sudah ada saat Jepang menjajah bangsa ini,” kata M Imron, penanggung jawab Kegiatan Sensus Penduduk Bangkalan.

“Kalau dilihat dan kondisinya memang sudah tua. Ya kalau berusia di atas 100 tahun sudah pantas,” lanjut Imron.

Di Sumenep juga ditemukan dua warga berusia di atas 100 tahun. Yang satu bernama Rafiudin, berusia 105 tahun, dan Diyah, berusia 106 tahun.

Petugas sensus di Tasikmalaya juga menemukan tiga perempuan berusia di atas 100 tahun. “Tiga perempuan tersebut adalah Minah berusia 120 tahun, Kalsem berusia 115 tahun dan Suki berusia 107 tahun. Ketiganya dalam kondisi sehat,” ungkap Munir Hidayat, petugas sensus Kecamatan Cikatomas, Kabupaten Tasikmalaya.

sumber : republika


Untuk sensus yang valid
KSK/KTP harus benar2 valid
Mudah2an Indonesia memang banyak centenarian-nya
Bisa masuk Muri ( Guinness lebih baik lagi)
 
Back
Top