MEDAN--MIOL: Seorang dokter forensik di Rumah Sakit Umum Pringadi Medan, Nurbama Syarief, 70, tewas dibunuh cucunya Rory Irwan Syahputra Mandi, 24. Mayatnya dikubur di belakang rumahnya di Jalan Eka Rasmi, Kecamatan Medan Johor, Sumut. Rory sudah ditahan di Kepolisian Kota Besar (Poltabes) Medan.
Rabu (21/2), petugas forensik dari Poltabes Medan membongkar kuburan yang sudah berusia sebulan lebih itu. Tubuh korban yang sudah mengeluarkan bau tidak sedap dibawa ke RSU Pringadi untuk melakukan otopsi.
Nurbama yang tinggal berdua dengan Rory dibunuh dengan cara memukulkan balok ke kepala korban, 1 Januari 2007, sekitar pukul 20.00 WIB. Rory mengubur korban dalam sebuah septick tank.
Rory mengaku membunuh, karena merasa ditipu sang nenek yang tak menepati janji mendirikan sebuah butik. Rory, asal Payakumbuh, Sumatra Barat, sudah tinggal bersama korban selama lima bulan.
Menurut Kepala Kepolisian Kota Besar Komisaris Besar Irawan Dahlan, pembunuhan ini diketahui berdasarkan informasi masyarakat yang curiga tidak pernah melihat korban keluar rumah selama lebih sebulan terakhir ini.
Salah satu warga, Effendi Lubis mengatakan, warga sudah banyak yang curiga sejak sebulan lalu karena
melihat rumah selalu kosong. "Kami mencari tahu ke rumah sakit tempat korban bekerja, ternyata sudah lama dia tak masuk-masuk."
Lalu, teman kerja dan keluarga datang melihat rumah itu, tapi terkunci semua. Akhirnya, karena curiga warga melapor ke polisi. "Selama sebulan itu, kata Effendy, Rory hanya sekali-sekali datang dan pergi lagi bersama temannya."
Kepolisian menerima laporan Selasa (20/2) sore, dan langsung mengembangkan kasus itu. Tersangka yang bekerja sebagai petugas honorer di RSU Pringadi Medan itu, ditangkap Selasa malam.
"Korban melakukan pembunuhan seorang diri. Sebelumnya, tersangka sempat menjual barang-barang korban, berupa dua mobil, kulkas, tempat tidur, komputer, dan TV," katanya.
Rabu (21/2), petugas forensik dari Poltabes Medan membongkar kuburan yang sudah berusia sebulan lebih itu. Tubuh korban yang sudah mengeluarkan bau tidak sedap dibawa ke RSU Pringadi untuk melakukan otopsi.
Nurbama yang tinggal berdua dengan Rory dibunuh dengan cara memukulkan balok ke kepala korban, 1 Januari 2007, sekitar pukul 20.00 WIB. Rory mengubur korban dalam sebuah septick tank.
Rory mengaku membunuh, karena merasa ditipu sang nenek yang tak menepati janji mendirikan sebuah butik. Rory, asal Payakumbuh, Sumatra Barat, sudah tinggal bersama korban selama lima bulan.
Menurut Kepala Kepolisian Kota Besar Komisaris Besar Irawan Dahlan, pembunuhan ini diketahui berdasarkan informasi masyarakat yang curiga tidak pernah melihat korban keluar rumah selama lebih sebulan terakhir ini.
Salah satu warga, Effendi Lubis mengatakan, warga sudah banyak yang curiga sejak sebulan lalu karena
melihat rumah selalu kosong. "Kami mencari tahu ke rumah sakit tempat korban bekerja, ternyata sudah lama dia tak masuk-masuk."
Lalu, teman kerja dan keluarga datang melihat rumah itu, tapi terkunci semua. Akhirnya, karena curiga warga melapor ke polisi. "Selama sebulan itu, kata Effendy, Rory hanya sekali-sekali datang dan pergi lagi bersama temannya."
Kepolisian menerima laporan Selasa (20/2) sore, dan langsung mengembangkan kasus itu. Tersangka yang bekerja sebagai petugas honorer di RSU Pringadi Medan itu, ditangkap Selasa malam.
"Korban melakukan pembunuhan seorang diri. Sebelumnya, tersangka sempat menjual barang-barang korban, berupa dua mobil, kulkas, tempat tidur, komputer, dan TV," katanya.