PEKANBARU--MIOL: Sahari alias Izon, 25, seorang warga Desa Pangkalan Gondai, Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan, Riau pada Selasa (20/2) ditemukan tewas dengan keadaan mengenaskan di sekitar lokasi rumahnya. Korban diduga tewas akibat terinjak gajah.
Menurut Dokter Puskesmas Langgam, Endit yang melakukan autopsi terhadap jenazah korban diperkirakan korban meninggal akibat berbagai luka yang dideritanya. "Kepala korban remuk dibagian belakang. Kemudian rahang sebelah bawah juga hancur. Lalu, sekitar 5-7 tulang rusuk serta kaki korban patah akibat tekanan yang cukup besar. Sementara di dada dan perut korban terdapat luka barutan memanjang," jelasnya.
Kepala Hubungan Masyarakat World Wide Fund for Nature (WWF) Riau Syamsidar mengatakan berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun oleh tim flying squad di lapangan, kematian Sahari terjadi akibat bertemu dengan sekawanan gajah liar yang kebetulan memutari kawasan Pangkalan Gondai.
Dijelaskannya, kejadian terjadi Senin (19/2) malam, ketika korban dengan beberapa rekannya berpapasan dengan rombongan induk gajah betina dengan dua ekor anaknya. Gajah tersebut langsung menyerang mereka. Tapi, Sahari tidak berhasil meloloskan diri dan ditemukan telah menjadi mayat keesokan harinya.
"Korban diduga tewas setelah di lilit belalai, kemudian dihempaskan ke tanah dan diinjak gajah," katanya kepada Media Indonesia, Rabu (21/2).
Menurut Syamsidar, Desa Pangkalan Gondai termasuk salah satu kantong gajah di kawasan Taman Nasional Tessonilo. Jadi tidak heran jika desa yang dihuni oleh ratusan kepala keluarga itu sering disantroni gajah.
Kepala Unit Reserse dan Kriminal (Kanitreskrim) Polres Pelalawan Ipda Zulkarnaen juga membenarkan kejadian naas tersebut. Menurutnya, korban sempat di seret sejauh 10 meter oleh gajah-gajah tersebut.
Hal itu nampak dari bekas seretan itu disekitar lokasi. "Gajah-gajah tersebut menurut laporan warga sudah berada di Pangkalan Gondai sejak tiga hari terakhir ini. Banyak pohon sawit warga yang rusak karena ulah kawanan gajah tersebut," ujarnya.
Menurut Dokter Puskesmas Langgam, Endit yang melakukan autopsi terhadap jenazah korban diperkirakan korban meninggal akibat berbagai luka yang dideritanya. "Kepala korban remuk dibagian belakang. Kemudian rahang sebelah bawah juga hancur. Lalu, sekitar 5-7 tulang rusuk serta kaki korban patah akibat tekanan yang cukup besar. Sementara di dada dan perut korban terdapat luka barutan memanjang," jelasnya.
Kepala Hubungan Masyarakat World Wide Fund for Nature (WWF) Riau Syamsidar mengatakan berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun oleh tim flying squad di lapangan, kematian Sahari terjadi akibat bertemu dengan sekawanan gajah liar yang kebetulan memutari kawasan Pangkalan Gondai.
Dijelaskannya, kejadian terjadi Senin (19/2) malam, ketika korban dengan beberapa rekannya berpapasan dengan rombongan induk gajah betina dengan dua ekor anaknya. Gajah tersebut langsung menyerang mereka. Tapi, Sahari tidak berhasil meloloskan diri dan ditemukan telah menjadi mayat keesokan harinya.
"Korban diduga tewas setelah di lilit belalai, kemudian dihempaskan ke tanah dan diinjak gajah," katanya kepada Media Indonesia, Rabu (21/2).
Menurut Syamsidar, Desa Pangkalan Gondai termasuk salah satu kantong gajah di kawasan Taman Nasional Tessonilo. Jadi tidak heran jika desa yang dihuni oleh ratusan kepala keluarga itu sering disantroni gajah.
Kepala Unit Reserse dan Kriminal (Kanitreskrim) Polres Pelalawan Ipda Zulkarnaen juga membenarkan kejadian naas tersebut. Menurutnya, korban sempat di seret sejauh 10 meter oleh gajah-gajah tersebut.
Hal itu nampak dari bekas seretan itu disekitar lokasi. "Gajah-gajah tersebut menurut laporan warga sudah berada di Pangkalan Gondai sejak tiga hari terakhir ini. Banyak pohon sawit warga yang rusak karena ulah kawanan gajah tersebut," ujarnya.