Presiden Turki membanggakan operasi anti-teror baru di Irak utara, tetapi tidak ada laporan yang muncul tentang serangan darat, dan konsensusnya adalah bahwa seruan terbaru Erdogan lebih tentang memenangkan suara alih-alih memerangi militan Kurdi.
Oleh: Amberin Zaman (Al-Monitor)
Turki telah meluncurkan gelombang serangan udara baru terhadap militan Kurdi di Irak utara, menurut keterangan Presiden Recep Tayyip Erdogan pada Senin (11/6), yang merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk melemahkan dan menghancurkan kelompok yang dikenal sebagai Partai Pekerja Kurdistan (PKK).
Berbicara dalam pawai kampanye di pusat Provinsi Anatolia Nigde, Erdogan mengatakan, “Kami telah memulai operasi anti-teror di Qandil dan Sinjar. Kami telah menghancurkan 14 target penting dengan pesawat kami. (Pekerjaannya) belum selesai.”
Qandil mengacu pada rantai gunung yang menjulang tinggi yang memisahkan Irak dari Iran, di mana komandan utama PKK bermarkas. Sinjar—daerah yang didominasi Yazidi dengan gunungnya sendiri yang lebih kecil—memisahkan Irak dari Suriah. Tujuan strategis Turki adalah untuk mengganggu aliran pejuang PKK antara Qandil dan Suriah, di mana kelompok saudara mereka yang dikenal sebagai Unit Perlindungan Rakyat (YPG) mengontrol wilayah yang luas, dengan dukungan koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) dalam melawan ISIS.
Turki menyebut kedua kelompok tersebut sebagai teroris, dan telah meningkatkan tekanan pada mereka dalam beberapa bulan terakhir, mendorong YPG keluar dari Afrin—daerah kantong dengan sebagian besar Kurdi di Suriah barat laut—dengan bantuan Rusia pada bulan Maret. Erdogan mengatakan bahwa Turki telah “menetralisir” 4.500 militan di Afrin. “Kami akan menguras rawa teror di Qandil seperti kami membersihkan Afrin, Jarablus, al-Bab, dan Azaz dari gerombolan pembunuh,” katanya.
Sumber-sumber pemberontak yang dihubungi melalui WhatsApp, mengkonfirmasi bahwa jet tempur Turki telah melakukan serangan mendadak baru, tetapi bahwa ada “tidak ada tanda-tanda” serangan darat Turki terhadap Qandil. Pasukan Turki yang telah menyeberangi perbatasan dari provinsi Hakkari dan Sirnak di Turki tetap berada di wilayah Harkurk yang berdampingan dengan Qandil, salah satu sumber mengatakan kepada Al-Monitor.
Safeen Dizayee—kepala staf untuk Perdana Menteri Pemerintah Daerah Kurdistan di Irak utara—menguatkan versi kejadian ini. Dia mengatakan kepada Al-Monitor, “Kami tidak mengetahui adanya serangan darat Turki terhadap PKK. Tapi kami menentang setiap dan semua ancaman yang dibuat oleh PKK atau kelompok lain kepada tetangga-tetangga kami, dan mendesak semua pihak untuk berhenti dari semua tindakan yang menyebabkan kerugian yang diderita penduduk sipil.”
Sumber: Serangan Udara Turki Hantam Irak, Erdogan Serukan Pengosongan ‘Rawa Teror’