Setelah 19 Tahun, Monas Dimandikan Lagi

spirit

Mod
58941_lapangan_monumen_nasional__monas__300_225.jpg

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan 'memandikan' Tugu Monumen Nasional (Monas) setelah 19 tahun tidak dibersihkan. Ikon Jakarta itu akan dicuci dengan sistem semprot oleh perusahaan Jerman bernama Karcher, yang bergerak di bidang jasa pembersihan bangunan bersejarah. Jasa tersebut diberikan gratis sebagai bagian corporate social responsibility (CSR) perusahaan itu.

Asisten Sekretaris Daerah DKI Jakarta bidang Kesejahteraan Masyarakat, Mara Oloan Siregar, mengatakan sebagai salah satu ikon ibu kota Jakarta, Pemprov DKI bertanggungjawab untuk menjaga kondisi Monas agar terhindar dari kerusakan dan kesan tak terawat.

"Badan Tugu Monas sudah kotor, dan kita ingin membersihkannya. Kebetulan ada perusahaan dari Jerman yang menawarkan untuk membersihkan badan tugu itu. Mereka akan mendatangkan timnya untuk melihat kondisi Monas, sehingga bisa menentukan teknis pembersihan yang aman,” kata Mara Oloan di Balai Kota DKI, Jakarta, Kamis, 18 Agustus 2011.

Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Monas, Rini Hariyani, mengatakan, pertama kali Tugu Monas dibersihkan pada 1992 oleh Karcher. Sejak itu, tidak pernah dibersihkan lagi.

"Tugu Monas sudah kotor. Banyak debu yang menempel. Kemudian ada tawaran dari Karcher, ingin membersihkan tugu Monas kembali di usianya yang akan memasuki 50 tahun di 2011,” kata dia.

Sebelum pembersihan dan pencucian tugu Monas dilakukan, rencananya pada 25 Oktober mendatang, akan datang tim Karcher untuk melakukan studi kajian terhadap kondisi daya dukung Monas.

Studi kajian tersebut akan dijadikan dasar teknis pembersihan dan pencucian Monas. Hasil studi kajian akan dilaporkan kepada Gubernur DKI Jakarta pada Oktober.

Pembersihan dan pencucian badan tugu Monas akan dimulai pada awal Desember dan akan memakan waktu selama dua pekan. Selama pencucian, Monas diupayakan untuk tetap dibuka untuk umum.

Tidak ada biaya yang dikeluarkan. Seluruh biaya pembersihan ditanggung Karcher. Sedangkan untuk perawatan harian, Monas secara keseluruhan, Monas mendapatkan anggaran dari APBD DKI 2011 sebesar Rp1,55 miliar.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) DKI Jakarta, Arie Budhiman, menegaskan pencucian badan tugu Monas setinggi 98 meter ini dilakukan untuk menjaga keindahan dan kondisi bangunan bersejarah tersebut.

"Monas harus terlihat bersih, rapi dan terawat. Karena banyak tamu-tamu negara mengunjungi Monas untuk mengetahui sejarah Jakarta dan Indonesia," ungkapnya.


sumber: vivanews
KAMIS, 18 AGUSTUS 2011, 16:47 WIB
Eko Priliawito, Dwifantya Aquina
 
waduh 19 thn ga d bersihkan ya padahal anggaran pemeliharaannya mencapai Rp1,55 miliar pertahunnya
 
waduh 19 thn ga d bersihkan ya padahal anggaran pemeliharaannya mencapai Rp1,55 miliar pertahunnya
mungkin angka segitu belum cukup juga untuk pemeliharaan tugu puncaknya, hanya bawahnya termasuk taman

lagian bagaimana cara membersihkan tugu puncaknya itu ya, tinggi dan bahaya sekali ya, taruhannya bisa nyawa, mungkin ada sukarelawan yang mau disini? :D
 
syukurlah, jadi monas nantinya bersih
mungkin angka segitu belum cukup juga untuk pemeliharaan tugu puncaknya, hanya bawahnya termasuk taman

lagian bagaimana cara membersihkan tugu puncaknya itu ya, tinggi dan bahaya sekali ya, taruhannya bisa nyawa, mungkin ada sukarelawan yang mau disini? :D
papres ajo yang jadi sukarelawan :D
 
rupanya pencucian Monas ini secara gratis ya dgn cara semprot d lakukan oleh orang jerman. Gimana ini hahahaha

JAKARTA | SURYA Online - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana mencuci badan Tugu Monumen Nasional (Monas) dengan sistem semprot yang dikerjakan oleh perusahaan dari Jerman.
Asisten Sekretaris Daerah DKI Jakarta bidang Kesejahteraan Masyarakat, Mara Oloan Siregar di Jakarta, Kamis mengemukakan, sejak dibangun badan Tugu Monas baru sekali dicuci, yaitu pada tahun 1992. Artinya, sekitar 19 tahun lamanya, badan Tugu Monas tidak pernah dibersihkan kembali.
Pembersihan akan dilakukan perusahaan Jerman yang bergerak di bidang jasa pembersihan bangunan bersejarah, yaitu Karcher. Jasa tersebut diberikan gratis sebagai bagian “corporate social responsibility” (CSR) perusahaan tersebut.
 
Back
Top