Kalina
Moderator
Masih Takut Injak Kampung Halaman
Meski sudah puluhan tahun berlalu, kengerian Holocaust masih melekat erat di ingatan sebagian penduduk dunia. Namun, tak hanya kekejian Nazi yang enggan meninggalkan memori Miriam Schmetterling. Tiap kali ingat Holocaust, perempuan 83 tahun itu langsung terkenang kegigihan Jozefa Tracz Czekaj, gadis Polandia yang menyelamatkan nyawanya.
Setelah 63 tahun berpisah, dua perempuan yang mulai dimakan usia itu kembali dipertemukan dalam sebuah reuni kemarin. "Jozefa muda menjalani kehidupannya seperti gadis Polandia lain. Dia pergi ke sekolah, bermain, dan bersikap normal. Padahal, di rumah, dia menyimpan rahasia sangat besar, yakni saya dan keluarga saya," kenang Schmetterling, yang disembunyikan di rumah keluarga besar Jozefa di Kopyczynce, kawasan timur Polandia.
Seingat Schmetterling, saat itu, usia Jozefa baru 15 tahun. "Jozefa dan keluarganya tidak hanya menyelamatkan nyawa saya tapi juga suami dan mertua saya. Dia bahkan menyelamatkan masa depan keluarga besar saya. Mereka pahlawan kami," lanjut Schmetterling menjelang reuni yang diselenggarakan di sebuah sekolah Yahudi di Warsawa, ibu kota Polandia, itu. Schmetterling dan Jozefa adalah bagian dari keluarga besar korban dan penyelamat korban Holocaust yang beberapa tahun belakangan rutin mengadakan reuni.
Kedekatan Schmetterling dan Jozefa bermula pada Mei 1943. Saat itu, Schmetterling dan keluarga Yahudinya dibebaskan keluarga besar Jozefa dari kejaran Nazi. Mereka diajak ke rumah Jozefa dan disembunyikan di atap. Sejak itu, Jozefa dan anggota keluarganya mengirim makanan untuk Schmetterling, suami, dan mertuanya melalui cerobong asap. Jozefa dan saudara-saudaranya juga bergantian membuang sampah dan mencucikan baju mereka. "Jozefa dan keluarnganya paham benar risiko yang akan mereka terima. Jika pasukan Nazi menemukan kami, mereka pasti akan dibunuh," kata Schmetterling.
Bagi Jozefa kecil, tentu tidak mudah menyimpan rahasia besar tersebut. Apalagi, di seberang rumah Jozefa ada penjara dan kantor polisi yang dihuni pasukan Ukraina. Tiap hari, tahanan yang menghuni penjara tersebut menimba air dari sumur di dekat rumah Jozefa. Untuk mengalihkan perhatian, biasanya pada jam-jam itu Jozefa bermain piano keras-keras.
"Reuni ini membuat jantung saya berdebar. Kenangan tentang Polandia yang saat itu menjadi lahan pembantaian kembali segar di ingatan saya," aku Schmetterling. Hingga saat ini, perempuan asal Lvov, Ukraina, itu belum berani menapakkan kaki ke kota kelahirannya tersebut. Sebab, menurut dia, kekejian pasukan Hitler masih melekat kuat di sana. Sementara itu, atas keberaniannya, keluarga Jozefa mendapatkan penghargaan Righteous Among the Nations dari Holocaust Remembrance Authority Israel, Yad Vashem.
Meski sudah puluhan tahun berlalu, kengerian Holocaust masih melekat erat di ingatan sebagian penduduk dunia. Namun, tak hanya kekejian Nazi yang enggan meninggalkan memori Miriam Schmetterling. Tiap kali ingat Holocaust, perempuan 83 tahun itu langsung terkenang kegigihan Jozefa Tracz Czekaj, gadis Polandia yang menyelamatkan nyawanya.
Setelah 63 tahun berpisah, dua perempuan yang mulai dimakan usia itu kembali dipertemukan dalam sebuah reuni kemarin. "Jozefa muda menjalani kehidupannya seperti gadis Polandia lain. Dia pergi ke sekolah, bermain, dan bersikap normal. Padahal, di rumah, dia menyimpan rahasia sangat besar, yakni saya dan keluarga saya," kenang Schmetterling, yang disembunyikan di rumah keluarga besar Jozefa di Kopyczynce, kawasan timur Polandia.
Seingat Schmetterling, saat itu, usia Jozefa baru 15 tahun. "Jozefa dan keluarganya tidak hanya menyelamatkan nyawa saya tapi juga suami dan mertua saya. Dia bahkan menyelamatkan masa depan keluarga besar saya. Mereka pahlawan kami," lanjut Schmetterling menjelang reuni yang diselenggarakan di sebuah sekolah Yahudi di Warsawa, ibu kota Polandia, itu. Schmetterling dan Jozefa adalah bagian dari keluarga besar korban dan penyelamat korban Holocaust yang beberapa tahun belakangan rutin mengadakan reuni.
Kedekatan Schmetterling dan Jozefa bermula pada Mei 1943. Saat itu, Schmetterling dan keluarga Yahudinya dibebaskan keluarga besar Jozefa dari kejaran Nazi. Mereka diajak ke rumah Jozefa dan disembunyikan di atap. Sejak itu, Jozefa dan anggota keluarganya mengirim makanan untuk Schmetterling, suami, dan mertuanya melalui cerobong asap. Jozefa dan saudara-saudaranya juga bergantian membuang sampah dan mencucikan baju mereka. "Jozefa dan keluarnganya paham benar risiko yang akan mereka terima. Jika pasukan Nazi menemukan kami, mereka pasti akan dibunuh," kata Schmetterling.
Bagi Jozefa kecil, tentu tidak mudah menyimpan rahasia besar tersebut. Apalagi, di seberang rumah Jozefa ada penjara dan kantor polisi yang dihuni pasukan Ukraina. Tiap hari, tahanan yang menghuni penjara tersebut menimba air dari sumur di dekat rumah Jozefa. Untuk mengalihkan perhatian, biasanya pada jam-jam itu Jozefa bermain piano keras-keras.
"Reuni ini membuat jantung saya berdebar. Kenangan tentang Polandia yang saat itu menjadi lahan pembantaian kembali segar di ingatan saya," aku Schmetterling. Hingga saat ini, perempuan asal Lvov, Ukraina, itu belum berani menapakkan kaki ke kota kelahirannya tersebut. Sebab, menurut dia, kekejian pasukan Hitler masih melekat kuat di sana. Sementara itu, atas keberaniannya, keluarga Jozefa mendapatkan penghargaan Righteous Among the Nations dari Holocaust Remembrance Authority Israel, Yad Vashem.