kingyess
New member
Asprov PSSI Jabar menilai keputusan Kemenpora sebagai langkah tepat untuk persepakbolaan Tanah Air.
Ketua Umum Asosiasi Provinsi (Asprov) Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Jawa Barat, Duddy Sutandi, mendukung penuh keputusan pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) yang membekukan segala kegiatan PSSI, Senin (20/04/15). Menurutnya hal itu merupakan langkah yang tepat agar persepakbolaan Tanah Air jauh lebih baik ketimbang sebelumnya.
Hanya saja, Duddy Sutandi berharap pembekuan yang dilakukan tidak berimbas pada kompetisi baik Divisi Utama maupun kompetisi tertinggi Tanah Air yang kini bernama Qatar National Bank (QNB) League 2015.
"Kami komunitas seluruh Asprov PSSI Jabar memahami keputusan pemerintah, karena mereka punya hitung-hitungan yang akurat dan sudah dipikirkan secara matang. Tapi yang penting, ada jaminan dari pemerintah, jika Liga Super (QNB League) tidak terganggu dan tetap berjalan," ujar Duddy, usai melakukan ziarah ke makan pendiri PSSI pertama, Soeratin di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sirnaraga, Pajajaran Bandung.
Bahkan, pihaknya menyatakan kesiapannya jika ditunjuk sebagai tim transisi kompetisi Tanah Air tersebut seperti yang diperintahkan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi.
"Ya, kabarnya ada klausul yang menyatakan jika kompetisi sementara dijalankan dulu sama KONI dan Asprov. Karena sejak tahun 80-an saya sudah pernah mengurus Persib. Jadi saya tahu bagaimana mengurusnya. Apalagi sekarang sebagai tim profesional dan melibatkan sponsor," tuturnya.
"Kami juga memahami keputusan pemerintah. Tapi Persib tidak boleh dikorbankan, apalagi Persib sekarang tampil juga di level Asia (Piala AFC). Belum lagi pedagang-pedagang yang berada di stadion juga dirugikan," sambungnya.
Duddy memang menyadari tindakan pemerintah yang membekukan PSSI. Akan tetapi dia berharap kompetisi dapat berjalan sebagaimana mestinya. "Catatan saya, kalau kompetisi terhenti, maka pikiran saya berubah dan tidak mendukung pemerintah," tegasnya.
Pada kesempatan itu, seluruh anggota Asprov PSSI Jabar melakukan ziarah ke makam Soeratin dan makam Ibrahim Iskandar yang merupakan Ketua Asprov Jabar pertama yang bertempat di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sirnaraga, Pajajaran Bandung. Duddy bersama rombongan melakukan doa bersama dan melakukan tabur bunga.
Duddy juga mengaku prihatin dengan kondisi PSSI saat ini mengingat di Hari Ulang Tahun (HUT) PSSI ke-85 ini induk persepakbolaan tanah air dirundung berbagai masalah lantaran dikejutkan dengan keputusan pemerintah yang membekukan segala kegiatan PSSI.
"Tapi saya maknai positif karena pemerintah serius ingin menata persepakbolaan Indonesia. Secara hubungan saya baik-baik saja dengan kepengurusan PSSI di bawah La Nyala (Mattalitti), tapi ada beberapa hal yang harus menghargai keputusan pemerintah," pungkasnya.
>%|
tarixjabrixhttp://ids.ms/CUGM2mAi
Ketua Umum Asosiasi Provinsi (Asprov) Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Jawa Barat, Duddy Sutandi, mendukung penuh keputusan pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) yang membekukan segala kegiatan PSSI, Senin (20/04/15). Menurutnya hal itu merupakan langkah yang tepat agar persepakbolaan Tanah Air jauh lebih baik ketimbang sebelumnya.
Hanya saja, Duddy Sutandi berharap pembekuan yang dilakukan tidak berimbas pada kompetisi baik Divisi Utama maupun kompetisi tertinggi Tanah Air yang kini bernama Qatar National Bank (QNB) League 2015.
"Kami komunitas seluruh Asprov PSSI Jabar memahami keputusan pemerintah, karena mereka punya hitung-hitungan yang akurat dan sudah dipikirkan secara matang. Tapi yang penting, ada jaminan dari pemerintah, jika Liga Super (QNB League) tidak terganggu dan tetap berjalan," ujar Duddy, usai melakukan ziarah ke makan pendiri PSSI pertama, Soeratin di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sirnaraga, Pajajaran Bandung.
Bahkan, pihaknya menyatakan kesiapannya jika ditunjuk sebagai tim transisi kompetisi Tanah Air tersebut seperti yang diperintahkan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi.
"Ya, kabarnya ada klausul yang menyatakan jika kompetisi sementara dijalankan dulu sama KONI dan Asprov. Karena sejak tahun 80-an saya sudah pernah mengurus Persib. Jadi saya tahu bagaimana mengurusnya. Apalagi sekarang sebagai tim profesional dan melibatkan sponsor," tuturnya.
"Kami juga memahami keputusan pemerintah. Tapi Persib tidak boleh dikorbankan, apalagi Persib sekarang tampil juga di level Asia (Piala AFC). Belum lagi pedagang-pedagang yang berada di stadion juga dirugikan," sambungnya.
Duddy memang menyadari tindakan pemerintah yang membekukan PSSI. Akan tetapi dia berharap kompetisi dapat berjalan sebagaimana mestinya. "Catatan saya, kalau kompetisi terhenti, maka pikiran saya berubah dan tidak mendukung pemerintah," tegasnya.
Pada kesempatan itu, seluruh anggota Asprov PSSI Jabar melakukan ziarah ke makam Soeratin dan makam Ibrahim Iskandar yang merupakan Ketua Asprov Jabar pertama yang bertempat di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sirnaraga, Pajajaran Bandung. Duddy bersama rombongan melakukan doa bersama dan melakukan tabur bunga.

Duddy juga mengaku prihatin dengan kondisi PSSI saat ini mengingat di Hari Ulang Tahun (HUT) PSSI ke-85 ini induk persepakbolaan tanah air dirundung berbagai masalah lantaran dikejutkan dengan keputusan pemerintah yang membekukan segala kegiatan PSSI.
"Tapi saya maknai positif karena pemerintah serius ingin menata persepakbolaan Indonesia. Secara hubungan saya baik-baik saja dengan kepengurusan PSSI di bawah La Nyala (Mattalitti), tapi ada beberapa hal yang harus menghargai keputusan pemerintah," pungkasnya.
>%|
tarixjabrixhttp://ids.ms/CUGM2mAi