lala_lulu
New member
Ketika berbagai media massa heboh seputar gosip selebritas dan foto porno, siapa paling diuntungkan? Pihak televisi dan bisnis pulsa telepon. Acara gosip di televisi selalu menuai iklan ratusan juta rupiah.
Seorang pakar telekomunikasi juga menceritakan, keuntungan bisnis provider pulsa sangat menggiurkan. Mirip pedagang narkoba yang omzetnya miliaran, tetapi legal. Tak mengherankan bila perusahaan pulsa paling gencar pasang iklan, baik di televisi maupun billboard yang biayanya ratusan juta, bahkan miliaran rupiah. Dan situ saja sudah tercium betapa menggiurkan keuntungan bisnis dibidang ini.
Ketika beredar foto porno dengan aktor selebritas melalui telepon seluler dan internet, peristiwa ini mendatangkan rezeki bagaikan durian runtuh. Semakin besar dan lama foto yang diunduh dan ditransfer, akan semakin mahal pula ongkosnya.
Oleh karena itu, mungkin sekali di balik heboh beredarnya foto porno itu ada pihak yang tersenyum menikmati keuntungan berlipat-lipat. Begitu pun pihak televisi, gosip kalangan selebritas selalu jadi dagangan yang laris, pemirsanya tinggi, peringkat naik, iklan pun berdatangan.
Lalu, siapa yang paling dirugikan? Pertama adalah masyarakat yang jadi sasaran untuk menjadi pemirsa, pendengar, penampung, dan kolektor gosip serta berita tidak bermutu yang akan mengotori database penyimpanan penyimpanan memori. Memori yang kotor akan berpengaruh pada pikiran dan perilaku seseorang. Jika hal itu menjadi suguhan tiap hari, lama-lama sensitivitas moral masyarakat akan tumpul.
Perbuatan porno, pelecehan seksual, korupsi, dan penyimpangan lain akan disikapi sebagai hal biasa. Bahkan lama-lama dijadikan santapan yang mengasyikkan dan ditunggu. Di sini pihak pengelola media massã ikut berdosa telah meracuni masyarakat.
Kedua, lebih spesifik adalah anak-anak kita yang terkontaminasi mentalnya oleh berbagai suguhan yang begitu mudah diakses lewat telepon seluler.
Ketiga, tugas orang tua menjadi semakin berat dalam mengawasi, mendampingi, dan mendidik putra-putrinya.
Sumber : Sindo
Seorang pakar telekomunikasi juga menceritakan, keuntungan bisnis provider pulsa sangat menggiurkan. Mirip pedagang narkoba yang omzetnya miliaran, tetapi legal. Tak mengherankan bila perusahaan pulsa paling gencar pasang iklan, baik di televisi maupun billboard yang biayanya ratusan juta, bahkan miliaran rupiah. Dan situ saja sudah tercium betapa menggiurkan keuntungan bisnis dibidang ini.
Ketika beredar foto porno dengan aktor selebritas melalui telepon seluler dan internet, peristiwa ini mendatangkan rezeki bagaikan durian runtuh. Semakin besar dan lama foto yang diunduh dan ditransfer, akan semakin mahal pula ongkosnya.
Oleh karena itu, mungkin sekali di balik heboh beredarnya foto porno itu ada pihak yang tersenyum menikmati keuntungan berlipat-lipat. Begitu pun pihak televisi, gosip kalangan selebritas selalu jadi dagangan yang laris, pemirsanya tinggi, peringkat naik, iklan pun berdatangan.
Lalu, siapa yang paling dirugikan? Pertama adalah masyarakat yang jadi sasaran untuk menjadi pemirsa, pendengar, penampung, dan kolektor gosip serta berita tidak bermutu yang akan mengotori database penyimpanan penyimpanan memori. Memori yang kotor akan berpengaruh pada pikiran dan perilaku seseorang. Jika hal itu menjadi suguhan tiap hari, lama-lama sensitivitas moral masyarakat akan tumpul.
Perbuatan porno, pelecehan seksual, korupsi, dan penyimpangan lain akan disikapi sebagai hal biasa. Bahkan lama-lama dijadikan santapan yang mengasyikkan dan ditunggu. Di sini pihak pengelola media massã ikut berdosa telah meracuni masyarakat.
Kedua, lebih spesifik adalah anak-anak kita yang terkontaminasi mentalnya oleh berbagai suguhan yang begitu mudah diakses lewat telepon seluler.
Ketiga, tugas orang tua menjadi semakin berat dalam mengawasi, mendampingi, dan mendidik putra-putrinya.
Sumber : Sindo