Siapa yang usahanya dibantu oleh perusahaan modal ventura?

EsterAntonia

New member
Jika kita membicarakan tentang pihak-pihak yang membantu permodalan Usaha Mikro Kecil Menengah pasti yang sering disebut adalah bank atau koperasi, beberapa dari CSR perusahaan-perusahaan besar jarang ada yang membicarakan perusahaan modal ventura. Namanya agak asing di masyarakat.

Apakah sebenarnya perusahaan modal ventura itu? dan bagaimana kinerjanya?
Saya harus cari tahu lebih banyak lagi.

Waktu saya menemukan artikel ini, saya mengambil kesimpulan bahwa perusahaan2 seperti ini nampaknya juga punya kesulitan tersendiri.

Dari sini juga saya ingin tahu adakah dari penduduk i2 yang pernah mendengar atau dibantu oleh perusahaan modal ventura? Besarkah peranan mereka bagi kemajuan umkm?

Komentar anda sangat membantu. Silahkan tulis di thread ini.
Peran strategis modal ventura bagi perkembangan usaha kecil

Di antara sekian banyak perusahaan modal ventura yang tumbuh dan tenggelam, keberadaan perusahaan bentukan pemerintah yakni PT Bahana Arta Ventura (BAV) plus 26 perusahaan modal ventura daerah (PMVD) cukup berperan membantu perkembangan UKM.

Sejarah perkembangan perusahaan modal ventura di Indonesia cukup panjang kendati relatif masih muda dibandingkan sejarah kehadiran lembaga serupa di luar negeri. Perusahaan modal ventura diawali dengan pembentukan BUMN PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI).

Lalu, pada tahun 1973, BPUI mendirikan PT Bahana Artha Ventura (BAV) yang sahamnya 100% dimiliki oleh BPUI. Namun menyangkut kinerja agaknya masih jauh dari yang diharapkan, perusahaan modal ventura kurang berkembang.

Pembiayaan PMVD berdasarkan sektor
Sektor Persentase
Industri 15%
Perdagangan 23%
Pertanian 19%
Home industri 1%
Jasa 42%
Sumber: BAV, 2003

Karena itu pada 1988 pemerintah meluncurkan ketentuan baru-bagian dari reformasi finansial-yang memungkinkan lahirnya perusahaan sejenis milik swasta, baik swasta nasional maupun usaha patungan dengan asing di Jakarta maupun di daerah.

Akhirnya beberapa perusahaan modal ventura saat itu mulai hadir a.l. PT BNJI (perusahaan patungan Bank BNI dengan Nomura Jaffco) serta perusahaan patungan PT Danareksa dengan perusahaan Jepang dan Brunei Darussalam. Selain itu, berbagai grup perusahaan besar juga ikut mendirikan divisi perusahaan modal ventura

Namun tidak sedikit perusahaan swasta gulung tikar akibat usahanya yang tidak lagi menguntungkan akibat kesalahan investasi, kesulitan permodalan, hingga bangkrutnya perusahaan pasangan usaha (PPU) akibat krisis.

Menurut sumber Bisnis di Departemen Keuangan, krisis ekonomi sejak 1997 memberi kontribusi gulung tikarnya usaha sebagian perusahaan modal ventura swasta.

Selain ada yang diam-diam tidak aktif, beberapa perusahaan minta kepada Depkeu untuk mencabut izin usahanya. "Sistem penyampaian pelaporan lembaga keuangan ini memang tidak seketat sistem perbankan," ujar sumber tadi.

Paling tidak, ada dua faktor yang menyebabkan perusahaan-perusahaan 'pelat merah' itu sampai kini mampu bertahan. Kemampuan modal dan pendanaan yang cukup memadai serta bidikan pembiayaan yang fokus pada usaha kecil.

Dilihat dari besar nominal, mo-dal masing-masing PMVD separuhnya di atas angka Rp3 miliar, cukup besar bagi sebuah perusahaan pembiayaan di daerah yang membidik usaha kecil, bahkan mikro.

Dari keseluruhan modal setiap PMVD, kontribusi BAV cukup bervariasi. PT Sarana Sumatra Selatan Ventura misalnya, kontribusi BAV terhadap keseluruhan modal Rp7,08 miliar atau 21%, sementara pada PT Sarana Nusa Tenggara Timur Ventura mencapai 87% dari keseluruhan modal Rp3 triliun.

Dengan kebutuhan pembiayaan rata-rata hanya Rp100 juta, setiap PMVD paling tidak sudah mampu membiayai sekurangnya 30 PPU. Belum lagi suntikan dana dari JEXIM (Japan Export - Import Bank) yang cukup signifikan sejak Maret 1997.

Berdasarkan catatan Bisnis, pinjaman lunak yang dicanangkan Presiden Soeharto pada saat itu berjumlah Y14 miliar atau senilai Rp21 miliar dengan kurs pada 1997 dengan sasaran utama kalangan UKM yang memiliki prospek ekspor dan padat karya.

Sekadar diketahui, jangka pinjaman tersebut berakhir hingga 2000. Namun karena alasan kebutuhan tenggang waktu pelunasan itu diperpanjang hingga Desember tahun ini. JEXIM mengenakan bunga 6,5%, sementara BAV menyalurkannya kepada PMVD dengan bunga 8,5%.

Ketua Asosiasi Perusahaan Modal Ventura Daerah (PMVD) Yopie S. Batubara mengatakan nilai pinjaman JEXIM saat ini tercatat sekitar Rp1,2 triliun dan sudah mulai diangsur melalui BAV.

Kalangan PMVD agaknya sangat tertolong dengan suntikan dana tersebut. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan jumlah PPU maupun nilai investasi yang meningkat tajam sejak 1997. Bila pada 1996 kemampuan BAV dan PMVD baru mampu membiayai 558 unit PPU dengan total investasi Rp3,7 miliar maka akhir tahun berikutnya sudah tercatat 1.481 unit PPU dengan nilai investasi Rp227,34 miliar.

Dari sisi jumlah maupun nilai investasi, jumlah tersebut terus bertambah banyak sampai akhir 2002 dengan jumlah PPU 7.382 unit dan investasi Rp1,43 triliun, namun rata-rata penyertaan bervariasi

Pada tahun pertama, rata-rata investasi perusahaan modal ventura daerah tersebut mencapai Rp168 juta dan meningkat 187 juta pada 1995, setahun berikutnya rata-rata penyertaan menurun menjadi Rp86 juta dan 1997 sekitar Rp89 juta. Semakin kecilnya rata-rata penyertaan pada perusahaan mitra bisa menunjukkan bahwa PPU yang digandeng menjadi pasangan usaha adalah perusahaan skala kecil atau bahkan mikro.

Hal ini juga bisa menunjukkan strategi perusahaan modal ventura untuk melakukan diversifikasi risiko pembiayaan karena semakin banyak PPU dengan nilai investasi yang semakin kecil terjadi penyebaran risiko.

Faktor inilah agaknya menjadi salah satu penentu kemampuan perusahaan modal ventura 'pelat merah' mampu bertahan bahkan cenderung berkembang di tengah ambruknya sebagian perusahaan yang tidak tahan krisis. Apalagi secara umum, perusahaan skala mikro, kecil dan menengah (UMKM) kenyataannya mampu membuktikan diri sebagai entitas bisnis yang tahan krisis.

Pendanaan terancam

Di saat perusahaan modal ventura mampu menunjukkan kemampuannya menjadi mitra bagi UMKM, mereka ternyata cukup khawatir akibat jangka waktu pinjaman JEXIM segera berakhir. Apalagi sejauh ini belum ada sumber dana pengganti.

Tentu saja, seiring ditariknya dana tersebut kemampuan pendanaan perusahaan modal ventura pemerintah semakin lemah. Bahkan, menurut Komisaris BAV Hendi Kariawan, pada 2004 perusahaan-perusahaan modal ventura diperkirakan tidak bisa membiayai PPU baru dan sekadar menjadi kolektor penyertaan.

Berbagai upaya telah ditempuh, termasuk desakan kepada Menkeu untuk meminta JEXIM melakukan rescheduling pinjaman tersebut. Bukan karena bermasalah, tapi lagi-lagi faktor kebutuhan pembiayaan. "Ini harus dilakukan bila pemerintah masih menginginkan perusahaan pembiayaan yang dirintis sejak 1991 tersebut tetap bisa membiayai kalangan UKM," ujar Ketua APMVD Yopie S. Batubara.

Desakan agar pemerintah menjadwal ulang pinjaman tersebut, menurut dia, semata untuk mempertahankan usaha PMVD yang sudah didukung sistem yang mapan itu bisa tetap berjalan baik.

Bila tidak, tambah Sekjen APMVDI Wahyono, krisis pendanaan tersebut mengancam kelangsungan hidup PMVD hanya sampai 2004. Bila sampai tahun itu tidak mendapatkan pinjaman lunak maka diperkirakan mereka hanya melakukan fungsi collecting.



sumber;bisnis.com
 
perusahaan yang memberikan modal untuk ukm buat bisnis. modal perusahaan ventura itu didapat dari perusahaan2 lainnya yg emang naro duit di situ buat dikembangin. klo ga salah sih kayk gitu.

bisa dikata perusahaan modal ventura mengelola uang perusahaan2 rekanan dengan cara memberikan modal bisnis untuk ukm dll.
 
Back
Top