MISTERI ILAHI Eps.22
Kubah Terbang
HAJI SUGIMAN (50thn) baru saja menjual tanah satu- satunya demi mewujudkan impiannya selama ini, yaitu mendirikan sebuah mesjid kecil. Awalnya AMINAH (45thn, Istri Haji Sugiman) tidak setuju dengan rencana suaminya, namun Haji Sugiman tetap malaksanakan niat nya. Pembangunan mesjid pun berjalan. Ketika semua telah selesai, semua uang Haji Sugiman telah habis sementara di satu sisi dia harus membeli Kubah yang justru sangat penting.. Haji Sugiman yang selalu di temani oleh sahabatnya, PAK BADRUN (45thn) mulai bingung. Mereka berdua lalu mendatangi tempat pembuat Kubah mesjid yang berada di kampung tersebut, yang biasa menjual Kubahnya di kota. Haji Sugiman lalu menemui SAPTO (40thn) pemilik usaha tersebut. Pak Sugiman lalu mengatakan maksud kedatangannya untuk mengutang terlebih dahulu sebuah kubah, dan dia berjanji akan segera mencicilnya setiap bulan. Sapto yang memang terkenal pelit langsung menolak niat Haji Sugiman, Sapto lalu menghina Haji Sugiman, baginya ada duit ada barang! Haji Sugiman pun dengan sabar kembali ke mesjid dan duduk dengan ekspresi sedih. Pak Badrun sempat memberi saran untuk tidak memakai kubah, namun dengan tenang Haji Sugiman berkata, “Apa salah nya jika kita memberikan yang terbaik untuk rumah Allah?”.
[FONT="]Haji Sugiman lalu menyarankan Pak Badrun untuk sama- sama menyerahkan semua nya ke yang diatas, lalu Haji Sugiman mengajak Pak Badrun untuk berdzikir bersama. Mereka berdua pun mulai berdzikir dengan sangat khusyu. Tak lama kemudian keajaiban pun muncul, angin kencang mendatangi kampung mereka, angin tersebut sangat hebat, lalu salah satu kubah yang berada di depan tempat usaha Sapto tiba- tiba terangkat oleh angin dengan perlahan. Sapto bersama anak buahnya terkejut, begitu juga dengan para warga yang melintas. Mereka lalu mengikuti ke mana Kubah tersebut terbang. Kubah pun terbang melayang mendekati Mesjid yng di bangun Haji Sugiman. Haji Sugiman beserta Pak Badrun keluar dari dalam mesjid karena mendengar suara rebut dari warga yang kini telah ramai. Begitu melihat Kubah yang melayang ke arah atas mesjidnya, Haji Sugiman dan Pak Badrun terkejut. Mereka berdua dengan spontan langsung kembali berdzikir, diikuti oleh warga. SubhanaAllah, akhirnya kubah tersebut berhenti pas dia atas mesjid tersebut. Semua tercengang, Sapto pun tidak dapat berkata apa- apa, dia seakan tidak percaya dengan kejadian tersebut. Sapto seketika sadar akan perbuatannya, dan dia langsung meminta maaf dan mengatakan bahwa biarlah kubah itu ada di situ selamanya dan Haji Sugiman tidak perlu membayar sepeserpun. Haji Sugiman langsung mengucapkan syukur alhamdullila dan Pak Badrun langsung memeluk Haji Sugiman dengan rasa haru.[/FONT]