Kembali masalah transportasi nih, karna memang hidup dijakarta gak jauh dari masalah yang satu ini. Yang paling mengesalkan adalah sistem bagi rejeki para ojeg/angkot yang membuat kita mengeluarkan dana & tenaga lebih dari yang seharusnya.
Dulu ditempat saya kalau berangkat ke kantor saya harus berganti 3 x moda angkutan, lalu suatu hari muncul bus baru dengan no trayek baru yang memungkinkan saya hanya 1 x saja untuk mencapai tempat kerja. Betapa senangnya hati ini karena seperti dijemput didepan rumah dan diturunkan didepan kantor dengan ongkos yg hanya 1 x bayar.
Kebahagiaan ini tidak lama, karena setelah 1 bulan para supir angkot protes karena keberadaan bus ini menguras pendapatan mereka yang hasilnya bus tsb mengalah dan menurunkan penumpangnya di 1/2 jalan sehingga penumpang terpaksa harus melanjutkan perjalanannya lagi dengan angkot.
Bagi konsumen hal ini sangat menyebalkan, hak kami terhadap transportasi murah dan nyaman ibarat dirampas.
Begitu juga ditempat lain yang pada siang hari bisa dijangkau hanya dengan 2 kali naik angkot begitu menjelang sore maka kami harus turun ditengah jalan dan melanjutkan lagi dengan ojeg, karena saat ini yg minta jatah rejeki adalah tukang ojeg. Apalagi menggunakan ojeg ternyata sangat mahal sekali bahkan bisa 2x dari total ongkos saya naik angkot tsb.
Kembali hak konsumen berasa dirampas oleh sistem bagi hasil mereka.
Mungkin ada tanggapan dari rekan2 lain?
Dulu ditempat saya kalau berangkat ke kantor saya harus berganti 3 x moda angkutan, lalu suatu hari muncul bus baru dengan no trayek baru yang memungkinkan saya hanya 1 x saja untuk mencapai tempat kerja. Betapa senangnya hati ini karena seperti dijemput didepan rumah dan diturunkan didepan kantor dengan ongkos yg hanya 1 x bayar.
Kebahagiaan ini tidak lama, karena setelah 1 bulan para supir angkot protes karena keberadaan bus ini menguras pendapatan mereka yang hasilnya bus tsb mengalah dan menurunkan penumpangnya di 1/2 jalan sehingga penumpang terpaksa harus melanjutkan perjalanannya lagi dengan angkot.
Bagi konsumen hal ini sangat menyebalkan, hak kami terhadap transportasi murah dan nyaman ibarat dirampas.
Begitu juga ditempat lain yang pada siang hari bisa dijangkau hanya dengan 2 kali naik angkot begitu menjelang sore maka kami harus turun ditengah jalan dan melanjutkan lagi dengan ojeg, karena saat ini yg minta jatah rejeki adalah tukang ojeg. Apalagi menggunakan ojeg ternyata sangat mahal sekali bahkan bisa 2x dari total ongkos saya naik angkot tsb.
Kembali hak konsumen berasa dirampas oleh sistem bagi hasil mereka.
Mungkin ada tanggapan dari rekan2 lain?