Direktur Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) J Purwono mengatakan, pihaknya segera merampungkan skenario kenaikan tarif dasarlistrik (TDL).
Dia mengatakan, skenario tersebut akan diserahkan kepada Menteri ESDM untuk kemudian dibahas bersama Parlemen.
Pemerintah sebelumnya memastikan rata-rata kenaikan TDL sebesar 10% dan diberlakukan pada Juli mendatang. Sementara skenario pembobotan kenaikan TDL per golongan tengah digodok oleh Ditjen Listrik dan Pemanfaatan Energi Kementerian ESDM bersama dengan para pemangku kepentingan lainnya. “Skenario globalnya sudah ketahuan, sesuai arahan DPR. Kita kan tinggal bagaimana pembobotan per golongan pelanggan. Angkanya belum selesai,” ujarnya.
Pada kesempatan ini Purwono menuturkan, skenario kenaikan TDL tersebut telah mengerucut dari enam menjadi dua. Meski demikian, dia enggan untuk memaparkan lebih detail isi skenario tersebut. Dalam merumuskan skenario kenaikan TDL itu pemerintah menggunakan sejumlah indikator. “Tingkat yang ada saat ini, kemudian juga kemampuan bayar atau ekonomi tiap-tiap pelanggan,” tutur Purwono.
Seperti diketahui, pelaksanaan kenaikan TDL rata-rata 10% masih menunggu pembahasan antara Komisi VII DPR dan pemerintah. Skenario juga kemungkinan akan berubah mengingat subsidi listrik turun menjadi Rp 55,1 triliun dan yang disepakati sebelumnya sebesar Rp 56,1 triliun.
Dalam rapat kerja antara Komisi VII DPR dan Kementerian ESDM diusulkan subsidi listrik sekitar Rp 56,1 triliun. Namun, angka tersebut dipangkas menjadi Rp 55,1 triliun di Badan Anggaran (Banggar) dengan alasan PLN akan memperoleh pendapatan dari penerapan tarif keekonomian pelanggan 6.600 pelanggan VA keatas.”Subsidi Rp 55,1 triliun dengan catatan ada tambahan pendapatan PLN dan pelanggan 6.600 VA ke atas dengan penurunan batas hemat dari 50% ke 30% pemakaian rata-rata tahun lalu sehingga ada tambahan pendapatan Rp 1 triliun,” ujar Purwono belum lama ini.
sindo
Dia mengatakan, skenario tersebut akan diserahkan kepada Menteri ESDM untuk kemudian dibahas bersama Parlemen.
Pemerintah sebelumnya memastikan rata-rata kenaikan TDL sebesar 10% dan diberlakukan pada Juli mendatang. Sementara skenario pembobotan kenaikan TDL per golongan tengah digodok oleh Ditjen Listrik dan Pemanfaatan Energi Kementerian ESDM bersama dengan para pemangku kepentingan lainnya. “Skenario globalnya sudah ketahuan, sesuai arahan DPR. Kita kan tinggal bagaimana pembobotan per golongan pelanggan. Angkanya belum selesai,” ujarnya.
Pada kesempatan ini Purwono menuturkan, skenario kenaikan TDL tersebut telah mengerucut dari enam menjadi dua. Meski demikian, dia enggan untuk memaparkan lebih detail isi skenario tersebut. Dalam merumuskan skenario kenaikan TDL itu pemerintah menggunakan sejumlah indikator. “Tingkat yang ada saat ini, kemudian juga kemampuan bayar atau ekonomi tiap-tiap pelanggan,” tutur Purwono.
Seperti diketahui, pelaksanaan kenaikan TDL rata-rata 10% masih menunggu pembahasan antara Komisi VII DPR dan pemerintah. Skenario juga kemungkinan akan berubah mengingat subsidi listrik turun menjadi Rp 55,1 triliun dan yang disepakati sebelumnya sebesar Rp 56,1 triliun.
Dalam rapat kerja antara Komisi VII DPR dan Kementerian ESDM diusulkan subsidi listrik sekitar Rp 56,1 triliun. Namun, angka tersebut dipangkas menjadi Rp 55,1 triliun di Badan Anggaran (Banggar) dengan alasan PLN akan memperoleh pendapatan dari penerapan tarif keekonomian pelanggan 6.600 pelanggan VA keatas.”Subsidi Rp 55,1 triliun dengan catatan ada tambahan pendapatan PLN dan pelanggan 6.600 VA ke atas dengan penurunan batas hemat dari 50% ke 30% pemakaian rata-rata tahun lalu sehingga ada tambahan pendapatan Rp 1 triliun,” ujar Purwono belum lama ini.
sindo