sampah2 itu sebagian isinya sampah berbahan plastik, besi, kertas, dll
padahal sisi lain ada usahanya dipinggiran jalan menyediakan 2 tempat sampah, Organik dan Non Organik,.. jadi untuk yang berbahan plastik itu masih bisa pergunakan daur ulang atau diambil pemulung, agar tidak menumpuk
tapi ya tetep aja mereka yang memasukan sampah selalu asal, jadi yah tercampur aduk bisa jadi seperti yang ada di ruk tsb jadinya.
mungkin perlu di perdetail, karna ga semua orang mengerti apa itu arti Organik,
jadi perlu dibuat banyak tempat sampah umum
misalnya, tempat sampah untuk yg perbahan besi, tempat sampah untuk yg perbahan plastik, tempat sampah untuk yg perbahan kertas
hehe
Di daur ulang aja gan. Biar bisa punya nilai jual yang lebih tinggi.
Syukur-syukur diiringi kualitas yang bagus, biar bisa masuk pasar internasional.
Bule-bule kan biasanya suka saya yang handmade gitu.
Baca di FB BI juga, kalau produk lokal berhasil di eksport itu akan bantu perekonomian dalam negeri loh...
seharusnya diperbanyak pabrik2 yang mengolah limbah, misalkan saja mengolah sampah menjadi sumber tenaga listrik
Kalo saya jadi gubernur ?
ya sederhana,
pertama, menanamkan pengetahuan kepada masyarakat tentang pengelolaan sampah yang baik
kedua, pengadaan tempat sampah (wajib) organik dan Non organik disetiap rumah
ketiga, pengadaan bank sampah disetiap komplek maupun daerah
keempat, pemberdayaan pemulung" dan membagi tugaskan pengambilan sampah disetiap tempat yang diarahkan. (jadi sama dengan membuka lapangan pekerjaan bagi pemulung" sekitar)
kelima, pemasangan spanduk tentang larangan buang sampah sembarangan dengan tindak dan denda sesuai undang undang yang ditentukan dan memberi sangsi ditempat seperti pelayanan masyarakat bagi pelanggar buang sampah selama 1 minggu penuh dan tidak memandang derajat kalangan atas, menengah maupun bawah.
mungkin kurang lebih seperti itu hehe
bagaimana ? tapi semua kembali kepada masyarakatnya itu sendiri, terkadang buang sampah sembarang sudah menjadi hal biasa atau bisa disebut tradisi bagi orang" atau para pelanggar itu hehe
bisa dikatakan sekarang itu Pemulung adalah Pembersih atau Hero dan Pelanggar adalah Tukang Sampah Menyampah
wih keren ya, sampahpun kurangyang jadi masalah, pemerintah blm melakukan riset soal mesin daur ulang seperti halnya negara Swedia. Bahkan negara Swedia kekurangan sampah utk di daur ulang dan mereka harus mengimpor dari negara2 tetangga sekitar 1200 ton pertahun
Pemda DKI khususnya sudah menggelontorkan dana ratusan juta perbulan di 267 kelurahan se-Jakarta. Bahkan di tahun anggaran 2015-2016 akan di bangun teknologi incenerator senilai Rp 1,3 Triliun. Jadi semua sampah di DKI akan dibakar dengan teknologi tersebut hingga jadi abu. Negara2 maju menggunakan teknologi tersebut
seharusnya diperbanyak pabrik2 yang mengolah limbah, misalkan saja mengolah sampah menjadi sumber tenaga listrik
seandainya saya jadi gubernur DKI,
saya akan membuat tempat pembuangan sampah akhir yang berteknologi canggih di tengah-tengah masyarakat. Jadi masyarakat sekitarlah yang mengelola sampah dari lingkungan sekitarnya sendiri dengan dipandu oleh pemerintah daerah. Di tiap beberapa RW atau kelurahan dibuat satu tempat pengolahan sampah modern yang luas, bertingkat-tingkat dan berteknologi mutakhir. Sampah yang masuk akan diproses menjadi pupuk kompos, energi listrik, bahan daur ulang, bahan bakar briket, kerajinan tangan, barang bekas refurbish layak pakai, dan lain sebagainya.
seandainya rencana itu berjalan dengan baik maka permasalahan sampah di dki akan teratasi dan dapat menguntungkan masyarakat sekitar juga