terry_okay007
Mod
Udara sejuk di pagi yang cerah,di luar sebuah gubug kecil di kaki gunung lampobatang,berdiri seorang pemuda berparas cakap gagah berkulit putih,rambutnya yang panjang sebatas leher dan memakai pakaian sederhana,di bagian belakang punggungnya terselip sebuah pedang,yang gagangnya terukir seekor naga melingkar berlapis emas,dia yang tidak lain adalah jaka adanya,atau dalam rimba persilatan di juluki dengan pendekar pedang naga ungu,murid kiyai telingsing dari daerah jawa barat,pemuda itu sedang menikmati terbitnya matahari pagi,setelah hujan yang cukup lebat semalaman,sesekali dia melihat-lihat keadaan di sekitarnya,sungguh luar biasa ciptaan ALLAH S.W.T,hamparan sawah-sawah,hutan yang di tumbuhi pepohonan rindang yang nyaman nan sejuk,dedaunan yang hijau berembun,di aliri dengan air sungai ponto,sehingga sedap untuk di pandang mata,tiada henti-henti nya dia memuji alam ciptaan ALLAH ta'ala yang indah itu.
Hari itu adalah hari terakhir jaka mengembara di tanah makassar,setelah beberapa waktu yang lalu dia membantu memberantas kaum pemberontak (untuk mengetahui lebih jelasnya,baca serial jaka arya santanu,pendekar pedang naga ungu yang berjudul "banjir darah di losari"),dua hari sebelumnya jaka berpisah dengan setan mabuk,nyi kalas wengi,dan wirya,yang masih berada di sungguminasa,niatnya dia akan meneruskan pengembaraan ke tanah andalas,untuk menambah pengalamannya di luaran,setelah selama 17 tahun dia dilatih dan di gembleng di pondok kiyai telingsing di puncak gunung ciremai,namun sebelum meninggalkan tanah makassar jaka berniat untuk mengunjungi para ketiga saudari angkatnya terlebih dahulu,yaitu dewi suciwati,dewi noviyanti,dan dewi vithryloka,maka setelah dia mandi di sungai ponto yang airnya jernih dan menyegarkan itu,beranjaklah dia dari tempat itu.
Dengan mengandalkan ilmu lari cepat dan meringankan tubuhnya maka tidak sampai empat peminuman teh,sampailah jaka di salah satu kediaman adik angkatnya itu,ketika dia masuk ke halaman rumah dewi noviyanti dengan segera jaka mengucapkan salam,tidak berapa lama keluarlah seorang gadis yang tidak lain adalah noviyanti sendiri adanya,melihat tamu yang datang agalah kakak angkatnya,segera saja dia mempersilahkan pemuda itu untuk masuk dan menyediakan makanan serta minuman,jaka duduk bersila,lalu mengusap-usap dagunya dan bertanya,"hmmm..kemana yang lain?biasanya vithryloka dan suciwati berkumpul di sini?",sambil menuangkan air minum noviyanti menjawab pertanyaan kakaknya itu,"vitrhyloka sedang berkeliling kak,sedangkan suciwati kalau ndak salah sedang berlatih di gunung rantemado",jaka hanya manggut-manggut sambil memakan buah apel yang di sediakan.
Cukup lama jaka berada di rumah novyanti sambil bercerita panjang lebar,hingga tak terasa matahari sudah meninggi,lalu selepas salat lohor jaka pun pamit mohon diri,"terimakasih atas waktu dan jamuannya dik,sekarang saya harus pergi melanjutkan perjalanan,kamu rajin-rajin lah berlatih,biar semakin mantap kemampuanmu,kakak titip salam buat vitrhyloka dan suciwati,mudah-mudahan kalau kakakmu ini masih di beri umur bisa berkunjung lagi ke sini",sambil menyodorkan sebuah buntalan berukuran sedang novyanti berkata,"iya kakak,hati-hati di perjalanan,mudah-mudahan selamat sampai tujuan,ini ada sedikit bekal makanan,ambillah",jaka mengambil buntalan berisi makanan itu,fikirnya lumayan untuk mengirit uang,setelah mengucapkan salam maka jaka pun mulai melangkahkan kaki sambil pegangi perutnya yang kekenyangan.
Hutan itu di tanami pepohonan yang lebat dan rindang,sambil bernyanyi-nyanyi tak karuan jaka terus melangkah dengan santai dan seenaknya saja,tinggal beberapa tombak lagi dia akan sampai di pesisir pantai,setelah itu dia akan menyewa sebuah rakit untuk menyebrang,tapi belakangan jaka merasa ada yang menguntitnya,namun pemuda itu tetap santai saja sambil berwaspada,ini kan daerah orang dan dia hanya pemuda asing yang bertandang,sehingga bukan mustahil kalau ada perampok hutan atau begal,kalau pun ada yang menyerangnya secara tiba-tiba dia sudah bersiap-siap,selangkah demi selangkah telah berlalu,tidak ada tanda-tanda akan datangnya bahaya,namun jaka tidak mau bertindak ayal,dia tetap saja berwaspada,karena dia masih merasa ada yang menguntitnya dari belakang,dan benar saja dugaannya,ketika sepuluh langkah berlalu jaka merasakan sesiur angin dari arah belakang menyambarnya.
(BERSAMBUNG)
Hari itu adalah hari terakhir jaka mengembara di tanah makassar,setelah beberapa waktu yang lalu dia membantu memberantas kaum pemberontak (untuk mengetahui lebih jelasnya,baca serial jaka arya santanu,pendekar pedang naga ungu yang berjudul "banjir darah di losari"),dua hari sebelumnya jaka berpisah dengan setan mabuk,nyi kalas wengi,dan wirya,yang masih berada di sungguminasa,niatnya dia akan meneruskan pengembaraan ke tanah andalas,untuk menambah pengalamannya di luaran,setelah selama 17 tahun dia dilatih dan di gembleng di pondok kiyai telingsing di puncak gunung ciremai,namun sebelum meninggalkan tanah makassar jaka berniat untuk mengunjungi para ketiga saudari angkatnya terlebih dahulu,yaitu dewi suciwati,dewi noviyanti,dan dewi vithryloka,maka setelah dia mandi di sungai ponto yang airnya jernih dan menyegarkan itu,beranjaklah dia dari tempat itu.
Dengan mengandalkan ilmu lari cepat dan meringankan tubuhnya maka tidak sampai empat peminuman teh,sampailah jaka di salah satu kediaman adik angkatnya itu,ketika dia masuk ke halaman rumah dewi noviyanti dengan segera jaka mengucapkan salam,tidak berapa lama keluarlah seorang gadis yang tidak lain adalah noviyanti sendiri adanya,melihat tamu yang datang agalah kakak angkatnya,segera saja dia mempersilahkan pemuda itu untuk masuk dan menyediakan makanan serta minuman,jaka duduk bersila,lalu mengusap-usap dagunya dan bertanya,"hmmm..kemana yang lain?biasanya vithryloka dan suciwati berkumpul di sini?",sambil menuangkan air minum noviyanti menjawab pertanyaan kakaknya itu,"vitrhyloka sedang berkeliling kak,sedangkan suciwati kalau ndak salah sedang berlatih di gunung rantemado",jaka hanya manggut-manggut sambil memakan buah apel yang di sediakan.
Cukup lama jaka berada di rumah novyanti sambil bercerita panjang lebar,hingga tak terasa matahari sudah meninggi,lalu selepas salat lohor jaka pun pamit mohon diri,"terimakasih atas waktu dan jamuannya dik,sekarang saya harus pergi melanjutkan perjalanan,kamu rajin-rajin lah berlatih,biar semakin mantap kemampuanmu,kakak titip salam buat vitrhyloka dan suciwati,mudah-mudahan kalau kakakmu ini masih di beri umur bisa berkunjung lagi ke sini",sambil menyodorkan sebuah buntalan berukuran sedang novyanti berkata,"iya kakak,hati-hati di perjalanan,mudah-mudahan selamat sampai tujuan,ini ada sedikit bekal makanan,ambillah",jaka mengambil buntalan berisi makanan itu,fikirnya lumayan untuk mengirit uang,setelah mengucapkan salam maka jaka pun mulai melangkahkan kaki sambil pegangi perutnya yang kekenyangan.
Hutan itu di tanami pepohonan yang lebat dan rindang,sambil bernyanyi-nyanyi tak karuan jaka terus melangkah dengan santai dan seenaknya saja,tinggal beberapa tombak lagi dia akan sampai di pesisir pantai,setelah itu dia akan menyewa sebuah rakit untuk menyebrang,tapi belakangan jaka merasa ada yang menguntitnya,namun pemuda itu tetap santai saja sambil berwaspada,ini kan daerah orang dan dia hanya pemuda asing yang bertandang,sehingga bukan mustahil kalau ada perampok hutan atau begal,kalau pun ada yang menyerangnya secara tiba-tiba dia sudah bersiap-siap,selangkah demi selangkah telah berlalu,tidak ada tanda-tanda akan datangnya bahaya,namun jaka tidak mau bertindak ayal,dia tetap saja berwaspada,karena dia masih merasa ada yang menguntitnya dari belakang,dan benar saja dugaannya,ketika sepuluh langkah berlalu jaka merasakan sesiur angin dari arah belakang menyambarnya.
(BERSAMBUNG)
Last edited: