the_gooner
New member
JAKARTA: Sejumlah situs populer dan kelompok peretas mengawal gelombang protes terhadap keputusan parlemen Amerika Serikat yang berniat meloloskan dua usulan terkait antipembajakan serta proteksi kekayaan intelektual di dunia maya.
Polemik bermula dari bentuk keprihatinan parlemen AS terhadap aktivitas masif terhadap pembajakan pada industri musik dan film secara online di Internet.
Sejumlah senator Partai Republik bahkan bersikeras berkas usulan Stop Online Piracy Act (SOPA) dan Protect Intellectual Property Act (PIPA)perlu dikonversi menjadi Undang-Undang guna menjerat pelaku pembajakan dan pencuri hak kekayaan intelektual.
Isu tersebut sontak mengundang respon negatif kalangan Silicon Valley. Wikipedia menjadi aktor paling frontal memberontak usulan UU antipembajakan tersebut dengan menutup laman berbahasa Inggris selama 24 jam.
Kampanye Wikipedia tersebut kemudian disusul oleh sejumlah raksasa Internet lainnya seperti Google, Twitter, Youtube, Yahoo, Linkedln, dan Flickr. Bahkan sudah ada sekitar 7.000 portal dan situs yang dikabarkan mendukung surat terbuka penolakan antipembajakan di internet.
Situasi kian memanas. Kontroversi antipembajakan di Internet kini telah menjelma menjadi polemik. Pihak yang menolak khawatir SOPA dan PIPA berpotensi membelenggu kebebasan berekspresi di jagat maya.
Situs unggah video Youtube bisa jadi sasaran empuk SOPA dan PIPA. Youtube beresiko ditutup dan diseret ke meja hijau karena memuat begitu banyak konten yang tidak berhak cipta. Selain itu, masih banyak situs-situs lainnya yang tidak memoderasi konten yang diunggah oleh pengguna internet.
Sejumlah vendor teknologi dan pengembang situs di internet akhirnya sepakat melayangkan surat terbuka ke Washington. Secara umum, surat tersebut menyuarakan kekhawatiran terhadap tertutupnya peluang iklim kewirausahaan di internet serta inovasi terhadap konten.
Selain itu, mereka khawatir SOPA dan PIPA akan memberikan legitimasi bagi pemerintah AS untuk mengikuti langkah proteksi berlebihan yang dilakukan oleh China, Malaysia, dan Iran. Padahal, sebut surat tersebut, AS mengusung demokrasi menyeluruh pada setiap lini kehidupan.
Founder of Wikipedia and the Wikimedia Foundation Jimmy Wales mengungkapkan SOPA dan PIPA akan berdampak negatif bagi masa depan keterbukaan di internet. Kedua RUU tersebut akan menggiring terciptanya sensor konten dengan memblok DNS, DPI, dan melarang layanan legal seperti proses enkripsi data.
Wales khawatir perusahaan periklanan juga akan dipaksa untuk menghentikan aktivitas beriklan melalui media daring. Selain itu, penrusahaan mesin pencari akan dipaksa tidak memiliki tautan ke situs yang dianggap mendistribusikan hasil pembajakan.
Kelompok Peretas
Kampanye penolakan antipembajakan dan sensor konten Internet juga didukung oleh kelompok peretas yang menamakan diri sebagai Anonymous. Anonymous mengancam akan melawan siapapun yang mendukung usulan antipembajakan dan perlindungan hak cipta di Internet. Kelompok itu menilai SOPA dan PIPA merupakan penghinaan terhadap internet.
Anonymous telah melakukan sejumlah langkah kampanye seperti mengunggah video pada situs jejaring sosial Twitter yang mengancam Sony sebagai pendukung SOPA dan PIPA. Kapasitas Anonymous tampaknya kini menjadi kekuatan yang sangat disegani.
Ancaman Anonymous membuahkan hasil. Kabarnya tiga perusahaan besar yang diancam Anonymous yakni Sony, Microsoft,dan Nintendo secara resmi mencabut dukungan mereka atas wacana SOPA.
Selain itu, Anonymous juga merusak laman antarmuka situs lembaga sensor AS melalui teknik klasik de-face. Kelompok peretas menghimpun dukungan seluruh pengguna internet melalui portal utama situs lembaga sensor resmi AS tersebut. Anonymous tampaknya berharap dukungan dalam jumlah banyak akan mengubah pendirian Senator AS.
Dampak di Indonesia
Pakar Teknologi dan Internet Institut Teknologi Bandung Budi Rahardjo mengungkapkan kontroversi antipembajakan di AS akhirnya membidani situasi yang dilematis.
Pembajakan bukan aktivitas yang ideal untuk didukung. Namun, langkah sensor konten Internet yang tidak arif justru bakal membatasi pergerakan di dunia maya.
Budi khawatir SOPA dan PIPA akan membelenggu penetrasi peluang usaha di Internet. Menurutnya, dampaknya akan dirasakan di seluruh dunia termasuk Indonesia. Bisnis dan penyedia aplikasi lokal akan kesulitan menembus pasar luar negeri terutama AS karena sistem enkripsi yang terbatas membuat promosi menjadi sulit.
Menurut Budi, proses enkripsi terhadap situs-situs Indonesia yang terdeteksi melanggar tidak akan diperbolehkan jika SOPA dan PIPA diberlakukan. Artinya, sejumlah situs berpeluang kesulitan muncul dalam sistem mesin pencari seperti Google dan Yahoo.
"Dengan begitu fasilitas di internet akan semakin terbatas," ungkapnya kepada Bisnis hari ini.
Selain itu, Budi mencatat di Indonesia banyak beredar forum komunitas yang tidak memoderasi konten yang diunggah oleh pemilik akunnya. Kaskus, misalnya, hingga kini menggunakan domain AS sehingga terancam diblokir. Selain itu, portal jual-beli online yang menyediakan barang tiruan tidak akan bisa lagi menggunakan media pembayaran elektronik berbasis internet seperti Paypal.
"Misal segmen pasarnya sampai ke AS," jelasnya. (sut)
sumber
>:'(>:'(>:'(gila banget nich amerika Filehost KAYA MEGHA**load aja bisa kena take down.
Last edited: