Sopir Bis yang mengidap Hipertensi tidak diperkenankan nyopir lagi

[lelaki]

Metrotvnews.com, Kuningan: Kepolisian Kuningan, Jawa Barat, Rabu (15/2), memberhentikan setiap bus yang masuk ke terminal Kertawangunan. Mereka memeriksa tekanan darah dan urine para sopir bus.

Dari hasil pemeriksaan, banyak sopir tak layak mengemudi jarak jauh karena tekanan darah tinggi atau hipertensi. Para sopir bermasalah tak diperkenankan melanjutkan perjalanan. Polisi meminta mereka mencari sopir pengganti.


Hayo gimana menurut mu (

 

[Megha]

Apa hubungannya ya Tekanan darah tinggi dengan tidak layak melakukan perjalanan jauh?

 

[lcdl]

waduh..
apa pula hubungannya ?
kok yah aneh2 aja toh

 

[depe_3rd]

Wah bagus ini kalau benar-benar diterapkan untuk para supir bis.
Hipertensi itu adalah faktor pemicu stroke, serangan jantung, aneurisma dan gagal jantung.
Kalau Pak Supir menderita hipertensi itu berarti ada kemungkinan untuk tiba-tiba terkena stroke atau gagal jantung, ditambah misalnya dengan kondisi tubuh yang lelah akibat perjalanan jauh.
Tanpa adanya serangan stroke atau gagal jantungpun itu masih bisa beresiko karena hipertensi itu punya gejala kepala pusing, mual, gampang lelah, sesak nafas, dan pandangan kabur.
Emang mau naik bis dengan supir kayak begitu? )


Yang jadi sedikit masalah adalah kalau cuma sekali dites seperti yang dilakukan oleh Pak Polisi di Kuningan itu, nggak serta merta seseorang itu langsung bisa dikatakan menderita hipertensi.

 

[Megha]

Ya bener juga kak Depe, kalo tiba-tiba kelanaya pening bisa ugal-ugalan itu nyetirnya wah bisa gawat urusannya klo kaya gitu..

jadi yang baik itu pemeriksaannya secara berkala ya?

 

[dollat]

boleh lah,
cz nek tiba2 kumat.
wah bisa bahaya banget tuh

 

[HulkHogan]

Untuk saat itu aja atau selamanya gak boleh mengemudinya?

kasian juga ya kalau sampai gak boleh mengemudi lagi, bisa kehilangan mata pencaharian mereka ya? tapi ini demi kebaikan bersama ya lebih bagus lah..

 

[verbum4it]

Bukan hal yang urgen untuk dijalankan oleh pihak kepolisian. Kemungkinan sangat kecil bahhkan pengalaman hancurnya kenyamanan trnsportasi selama ini bukan pertama disebabkan oleh karena sopir yang mengalami hipertensi melainkan sikap 'buta aturan' dari para sopir tersebut.
yang hendaknya dilakukan adalah mendisiplinkan sikap ketidakteraturan tersebut.