nurcahyo
New member
Spektakuler!
Itoh Berbuah dalam Pot
Oleh trubus
Lo, kok itoh bisa berbunga, kata Hari Widianingrum begitu membuka pintu belakang rumahnya di Semarang, Jawa Tengah. Ia berbalik dan berlari menuju pesawat telepon, memberi kabar gembira pada Ari Kristianto, sang suami, yang bertugas di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta. Pantas ibu 2 anak itu terpana keheranan. Kerapkali itoh itu hampir mati karena tak disiram saat kemarau panjang. Ia hanya menyiramkan air cucian daging dan beras pada tabulampot itoh selama 1,5 tahun. Widianingrum tak menyadari, kombinasi perlakuan itu merangsang e daw-sebutan itoh di Thailand- memunculkan buah.
Kejadian langka dari Semarang itu langsung mendapat respon. Ini contoh kasus pertama yang saya temukan. Sebelumnya pernah terdengar tabulampot itoh berbunga di Demak, tapi gagal menjadi buah sempurna, tutur Suko Budi Prayogo, penangkar di Semarang.
Itoh sulit berbuah di Indonesia karena bukan asli dataran rendah. Ia lengkeng subtropis yang semula ditanam di Thailand bagian utara seperti di Chiangmai dan Lamphun. Lalu secara perlahan beradaptasi ke dataran rendah setelah ditanam para pekebun di Samut Songkhram dan Rayong.
Di Indonesia e daw baru bisa dibuahkan di kebun Lie Ay Yen di Ungaran, Semarang dan Budi Darmawan, di Boja, Kendal. Keduanya sukses membuahkan itoh di lahan setelah mendatangkan konsultan pertanian dari Malaysia (baca: Kini Itoh Berbuah di Banyumanik, Trubus Maret 2006 dan Budi Darmawan, Sang Perwira di Tengah Kebun Buah, Trubus November 2006). Namun, hingga kini belum terdengar penangkar atau hobiis yang berhasil membuahkan itoh tabulampot. Sudah 5 tahun di tabulampot, tak pernah berbuah, kata Baharuddin BSc, penangkar senior di Pontianak, Kalimantan Barat.
Lantaran itulah cerita suami-isteri Ari Kristianto dan Hari Widianingrum menjadi kabar baik buat pencinta buah-buahan. Luar biasa, tapi mesti diuji kestabilannya berbuah. Bila tanaman itu mampu berbuah setahun 2 kali tanpa perlakuan khusus, boleh jadi itu itoh mutasi, tutur Dr Reza Tirtawinata, pakar buah di Bogor, Jawa Barat. Menurutnya, bila hanya berbuah sekali dan tahun berikutnya tak berbuah, contoh itu hanyalah kasuistis. Teknik yang dilakukan secara tak sengaja, bukan acuan untuk membuahkan itoh. Pemberian air beras dan daging hanyalah asupan hara yang membuat tanaman sehat dan siap berbuah. Bukan merangsang buah.
13 dompol
Trubus pun melacak keberadaan tabulampot itoh pada penghujung November. Di pekarangan belakang kediaman Ari Kristianto tabulampot itoh setinggi 1,4 m menyambut. Terlihat 9 dompol itoh berisi 5-14 buah bergelayutan. Cabang yang berbuah diikat tali plastik agar tak patah. Seminggu lalu masih 13 dompol. Empat lainnya sudah dinikmati, kata Widianingrum.
Menurut Widianingrum, bibit itoh berasal dari cangkok setinggi 75 cm. Tanaman didapat Maret 2005 dari seorang penangkar di Demak. Lantaran sering ditinggal Ari bekerja di pengeboran minyak di Kepulauan Seribu, baru 2 bulan kemudian bibit dipindahkan ke drum berdiameter 58 cm. Di pekarangan itu, tumbuh pula itoh asal sambung pucuk yang ditanam di lahan dengan umur sama. Terlihat 4 pingpong dan 3 diamond river tumbuh subur tanpa buah.
Semua lengkeng itu nyaris tak pernah dirawat. Tanaman hanya disiram seingatnya. Yang rutin malah penyiraman bekas cucian beras dan daging secara berselang-seling seminggu sekali. Jumlahnya pun tak tetap, setara 1-3 l. Karena ada banyak tanaman, maka disiramnya secara bergiliran, ujar Widianingrum. Tak sampai setahun diamond river dan pingpong mulai berbunga dan memunculkan buah. Sebaliknya, itoh di tabulampot dan di lahan belum berbunga.
Baru pada akhir Juli-awal Agustus 2006 sebuah kejadian tak terduga muncul. Dari tabulampot itoh muncul 13 tangkai yang berbunga. Sementara yang di lahan muncul 6 tangkai, kata kelahiran Demak 44 tahun silam itu. Menurutnya, sekitar sebulan sebelumnya, kedua tanaman itu hampir mati karena terlambat disiram saat kemarau panjang. Daun layu dan rontok.
Karena khawatir dimurkai suami, Widianingrum kembali menyiram tanaman secara rutin 2-3 hari sekali, tanaman pun perlahan pulih diikuti munculnya bunga. Dari bunga itulah muncul 9 dompol buah yang disaksikan Trubus dan Suko Budi Prayogo pada penghujung November.
Triptopan
Toh, meski dianggap kasuistis, pemberian air cucian beras dan daging yang dilakukan Widianingrum membuat kening Ir Wijaya MS, pakar buah di Bogor, berkerut. Ini unik dan membutuhkan pengetahuan fisiologi tanaman untuk menjelaskannya, kata mantan peneliti di Kebun Percobaan Buah-buahan, Cipaku, Bogor, itu. Menurutnya, stres air yang dilakukan karena lupa menyiram memang membuat tanaman terangsang berbuah. Namun, mestinya semua lengkeng di pekarangan berbuah.
Yang menarik justru pada pemberian air cucian beras dan daging yang tak lazim dilakukan. Cucian beras kaya karbohidrat, tapi tak ada pengaruhnya sama sekali terhadap rangsangan pembuahan tanaman. Unsur pembentuk karbohidrat seperti C, H, O, baru dapat diserap tanaman setelah terurai. Karena itu yang perlu mendapat perhatian ialah air cucian daging. Cairan itu pasti kaya protein, kata Wijaya.
Menurutnya, protein mengandung berbagai macam jenis asam amino. Besar kemungkinan, dalam air cucian daging terdapat triptopan, salah satu bentuk asam amino. Triptopan selama ini dikenal sebagai bahan dasar pembentuk zat pengatur tumbuh golongan auksin. Salah satu peranan fisiologis auksin merangsang pembentukan bunga bila kondisi memungkinkan, ujar Wijaya. Pada saat stres air-akibat tak disiram-itulah auksin merangsang tabulampot itoh berbunga.
Dugaan Wijaya cukup beralasan. Nun, di Blitar, Jawa Timur, Tryman sukses membuahkan tabulampot itoh dengan memberikan 5 ml liquinox fish emulsion alias minyak ikan yang dilarutkan dalam 500 ml air. Larutan itu dipercaya mengandung triptopan yang menjadi bahan dasar pembentuk auksin. Meski buah yang wartawan Trubus, Imam Wiguna saksikan masih pentil-seukuran kelereng-keberhasilan Tryman membuktikan, tabulampot itoh berumur 2 tahun dapat berbuah dengan pemberian asam amino yang mengandung triptopan.
Menurut Tryman, perlakuan minyak ikan secara tunggal baru dilakukan setelah tanaman melewati masa vegetatif. Intinya sehatkan tanaman pada masa vegetatif, baru dirangsang, ujar kelahiran Purwodadi 62 tahun silam itu. Tryman menyehatkan tanaman dengan memberikan 20 g kompos dan 20 g pupuk lengkap NPK 16:16:16 yang mengandung serbuk darah dan tulang ikan. Kedua pupuk itu dicampur dengan 5 ml minyak ikan, lalu dilarutkan pada 500 ml air. Campuran pupuk itu diberikan seminggu sekali.
Tertarik membuahkan tabulampot itoh ala Hari atau Tryman? Iseng-iseng ikutilah cara Hari menyiramkan bekas cucian daging dan stres air. Teknik yang lebih serius ala Tryman pun patut dipertimbangkan. Siapa tahu muncul kejutan lagi, itoh berbuah di pot.
Itoh Berbuah dalam Pot
Oleh trubus
Lo, kok itoh bisa berbunga, kata Hari Widianingrum begitu membuka pintu belakang rumahnya di Semarang, Jawa Tengah. Ia berbalik dan berlari menuju pesawat telepon, memberi kabar gembira pada Ari Kristianto, sang suami, yang bertugas di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta. Pantas ibu 2 anak itu terpana keheranan. Kerapkali itoh itu hampir mati karena tak disiram saat kemarau panjang. Ia hanya menyiramkan air cucian daging dan beras pada tabulampot itoh selama 1,5 tahun. Widianingrum tak menyadari, kombinasi perlakuan itu merangsang e daw-sebutan itoh di Thailand- memunculkan buah.
Kejadian langka dari Semarang itu langsung mendapat respon. Ini contoh kasus pertama yang saya temukan. Sebelumnya pernah terdengar tabulampot itoh berbunga di Demak, tapi gagal menjadi buah sempurna, tutur Suko Budi Prayogo, penangkar di Semarang.
Itoh sulit berbuah di Indonesia karena bukan asli dataran rendah. Ia lengkeng subtropis yang semula ditanam di Thailand bagian utara seperti di Chiangmai dan Lamphun. Lalu secara perlahan beradaptasi ke dataran rendah setelah ditanam para pekebun di Samut Songkhram dan Rayong.
Di Indonesia e daw baru bisa dibuahkan di kebun Lie Ay Yen di Ungaran, Semarang dan Budi Darmawan, di Boja, Kendal. Keduanya sukses membuahkan itoh di lahan setelah mendatangkan konsultan pertanian dari Malaysia (baca: Kini Itoh Berbuah di Banyumanik, Trubus Maret 2006 dan Budi Darmawan, Sang Perwira di Tengah Kebun Buah, Trubus November 2006). Namun, hingga kini belum terdengar penangkar atau hobiis yang berhasil membuahkan itoh tabulampot. Sudah 5 tahun di tabulampot, tak pernah berbuah, kata Baharuddin BSc, penangkar senior di Pontianak, Kalimantan Barat.
Lantaran itulah cerita suami-isteri Ari Kristianto dan Hari Widianingrum menjadi kabar baik buat pencinta buah-buahan. Luar biasa, tapi mesti diuji kestabilannya berbuah. Bila tanaman itu mampu berbuah setahun 2 kali tanpa perlakuan khusus, boleh jadi itu itoh mutasi, tutur Dr Reza Tirtawinata, pakar buah di Bogor, Jawa Barat. Menurutnya, bila hanya berbuah sekali dan tahun berikutnya tak berbuah, contoh itu hanyalah kasuistis. Teknik yang dilakukan secara tak sengaja, bukan acuan untuk membuahkan itoh. Pemberian air beras dan daging hanyalah asupan hara yang membuat tanaman sehat dan siap berbuah. Bukan merangsang buah.
13 dompol
Trubus pun melacak keberadaan tabulampot itoh pada penghujung November. Di pekarangan belakang kediaman Ari Kristianto tabulampot itoh setinggi 1,4 m menyambut. Terlihat 9 dompol itoh berisi 5-14 buah bergelayutan. Cabang yang berbuah diikat tali plastik agar tak patah. Seminggu lalu masih 13 dompol. Empat lainnya sudah dinikmati, kata Widianingrum.
Menurut Widianingrum, bibit itoh berasal dari cangkok setinggi 75 cm. Tanaman didapat Maret 2005 dari seorang penangkar di Demak. Lantaran sering ditinggal Ari bekerja di pengeboran minyak di Kepulauan Seribu, baru 2 bulan kemudian bibit dipindahkan ke drum berdiameter 58 cm. Di pekarangan itu, tumbuh pula itoh asal sambung pucuk yang ditanam di lahan dengan umur sama. Terlihat 4 pingpong dan 3 diamond river tumbuh subur tanpa buah.
Semua lengkeng itu nyaris tak pernah dirawat. Tanaman hanya disiram seingatnya. Yang rutin malah penyiraman bekas cucian beras dan daging secara berselang-seling seminggu sekali. Jumlahnya pun tak tetap, setara 1-3 l. Karena ada banyak tanaman, maka disiramnya secara bergiliran, ujar Widianingrum. Tak sampai setahun diamond river dan pingpong mulai berbunga dan memunculkan buah. Sebaliknya, itoh di tabulampot dan di lahan belum berbunga.
Baru pada akhir Juli-awal Agustus 2006 sebuah kejadian tak terduga muncul. Dari tabulampot itoh muncul 13 tangkai yang berbunga. Sementara yang di lahan muncul 6 tangkai, kata kelahiran Demak 44 tahun silam itu. Menurutnya, sekitar sebulan sebelumnya, kedua tanaman itu hampir mati karena terlambat disiram saat kemarau panjang. Daun layu dan rontok.
Karena khawatir dimurkai suami, Widianingrum kembali menyiram tanaman secara rutin 2-3 hari sekali, tanaman pun perlahan pulih diikuti munculnya bunga. Dari bunga itulah muncul 9 dompol buah yang disaksikan Trubus dan Suko Budi Prayogo pada penghujung November.
Triptopan
Toh, meski dianggap kasuistis, pemberian air cucian beras dan daging yang dilakukan Widianingrum membuat kening Ir Wijaya MS, pakar buah di Bogor, berkerut. Ini unik dan membutuhkan pengetahuan fisiologi tanaman untuk menjelaskannya, kata mantan peneliti di Kebun Percobaan Buah-buahan, Cipaku, Bogor, itu. Menurutnya, stres air yang dilakukan karena lupa menyiram memang membuat tanaman terangsang berbuah. Namun, mestinya semua lengkeng di pekarangan berbuah.
Yang menarik justru pada pemberian air cucian beras dan daging yang tak lazim dilakukan. Cucian beras kaya karbohidrat, tapi tak ada pengaruhnya sama sekali terhadap rangsangan pembuahan tanaman. Unsur pembentuk karbohidrat seperti C, H, O, baru dapat diserap tanaman setelah terurai. Karena itu yang perlu mendapat perhatian ialah air cucian daging. Cairan itu pasti kaya protein, kata Wijaya.
Menurutnya, protein mengandung berbagai macam jenis asam amino. Besar kemungkinan, dalam air cucian daging terdapat triptopan, salah satu bentuk asam amino. Triptopan selama ini dikenal sebagai bahan dasar pembentuk zat pengatur tumbuh golongan auksin. Salah satu peranan fisiologis auksin merangsang pembentukan bunga bila kondisi memungkinkan, ujar Wijaya. Pada saat stres air-akibat tak disiram-itulah auksin merangsang tabulampot itoh berbunga.
Dugaan Wijaya cukup beralasan. Nun, di Blitar, Jawa Timur, Tryman sukses membuahkan tabulampot itoh dengan memberikan 5 ml liquinox fish emulsion alias minyak ikan yang dilarutkan dalam 500 ml air. Larutan itu dipercaya mengandung triptopan yang menjadi bahan dasar pembentuk auksin. Meski buah yang wartawan Trubus, Imam Wiguna saksikan masih pentil-seukuran kelereng-keberhasilan Tryman membuktikan, tabulampot itoh berumur 2 tahun dapat berbuah dengan pemberian asam amino yang mengandung triptopan.
Menurut Tryman, perlakuan minyak ikan secara tunggal baru dilakukan setelah tanaman melewati masa vegetatif. Intinya sehatkan tanaman pada masa vegetatif, baru dirangsang, ujar kelahiran Purwodadi 62 tahun silam itu. Tryman menyehatkan tanaman dengan memberikan 20 g kompos dan 20 g pupuk lengkap NPK 16:16:16 yang mengandung serbuk darah dan tulang ikan. Kedua pupuk itu dicampur dengan 5 ml minyak ikan, lalu dilarutkan pada 500 ml air. Campuran pupuk itu diberikan seminggu sekali.
Tertarik membuahkan tabulampot itoh ala Hari atau Tryman? Iseng-iseng ikutilah cara Hari menyiramkan bekas cucian daging dan stres air. Teknik yang lebih serius ala Tryman pun patut dipertimbangkan. Siapa tahu muncul kejutan lagi, itoh berbuah di pot.