nurcahyo
New member
Spironolactone untuk Terapi Acne Vulagaris
(30-Nov-2006)
Oleh: NRA
Medical
Kalbefarma - Hormon androgen berperan penting pada patogenesis acne vulgaris. Terapi hormon dengan menggunakan preparat anti-androgenik dapat menghambat produksi sebum dan pembentukan acne vulgaris. Spironolactone merupakan suatu antagonis aldosteron (diuretik), tetapi juga memiliki efek sebagai antagonis androgen sehingga dapat digunakan untuk terapi acne vulgaris pada wanita, dan hasilnya pun efektif.
Suatu penelitian seperti dimuat pada jurnal Aesthetic Plastic Surgery edisi Oktober 2006 :
?Tujuan penelitian : mengetahui efektivitas dan keamanan spironolactone untuk terapi acne vulgaris, khususnya pada orang Asia.
?Metode penelitian : spironolactone oral diberikan pada 139 orang Jepang (116 wanita dan 23 pria) selama 20 minggu. Dosis awal spironolactone 200 mg/hari selama 8 minggu, selanjutnya dosis diturunkan 50 mg setiap 4 minggu.
?Hasil penelitian :
* o 53,1% pasien mengalami perbaikan sangat baik (perbaikan derajat yang bermakna dan tidak ada lesi inflamasi lagi).
* o 46,9% pasien mengalami perbaikan derajat 1 atau 2.
* o Terapi spironolactone pada pria kurang efektif dibandingkan pada wanita, dan pada pria juga bisa terjadi efek samping ginekomastia.
* o Efek samping lainnya : gangguan menstruasi, perubahan frekuensi berkemih, edema.
?Kesimpulan : spironolactone efektif dan aman untuk terapi acne vulgaris, khususnya pada wanita.
Acne kadang-kadang dapat kambuh dalam beberapa bulan setelah penghentian terapi spironolactone, oleh karena itu dosis spironolactone harus diturunkan secara bertahap.
Penelitian lain yang dimuat dalam Journal of the European Academy of Dermatology and Venereology edisi Maret 2005 , dilakukan pada 35 pasien acne, diberikan spironolactone 100 mg/hari selama 16 hari setiap bulan selama 3 bulan. Perbaikan bermakna dicapai pada 85.7% pasien (p<0.01). Spironolactone dapat ditoleransi dengan baik dan efektif.
(30-Nov-2006)
Oleh: NRA
Medical
Kalbefarma - Hormon androgen berperan penting pada patogenesis acne vulgaris. Terapi hormon dengan menggunakan preparat anti-androgenik dapat menghambat produksi sebum dan pembentukan acne vulgaris. Spironolactone merupakan suatu antagonis aldosteron (diuretik), tetapi juga memiliki efek sebagai antagonis androgen sehingga dapat digunakan untuk terapi acne vulgaris pada wanita, dan hasilnya pun efektif.
Suatu penelitian seperti dimuat pada jurnal Aesthetic Plastic Surgery edisi Oktober 2006 :
?Tujuan penelitian : mengetahui efektivitas dan keamanan spironolactone untuk terapi acne vulgaris, khususnya pada orang Asia.
?Metode penelitian : spironolactone oral diberikan pada 139 orang Jepang (116 wanita dan 23 pria) selama 20 minggu. Dosis awal spironolactone 200 mg/hari selama 8 minggu, selanjutnya dosis diturunkan 50 mg setiap 4 minggu.
?Hasil penelitian :
* o 53,1% pasien mengalami perbaikan sangat baik (perbaikan derajat yang bermakna dan tidak ada lesi inflamasi lagi).
* o 46,9% pasien mengalami perbaikan derajat 1 atau 2.
* o Terapi spironolactone pada pria kurang efektif dibandingkan pada wanita, dan pada pria juga bisa terjadi efek samping ginekomastia.
* o Efek samping lainnya : gangguan menstruasi, perubahan frekuensi berkemih, edema.
?Kesimpulan : spironolactone efektif dan aman untuk terapi acne vulgaris, khususnya pada wanita.
Acne kadang-kadang dapat kambuh dalam beberapa bulan setelah penghentian terapi spironolactone, oleh karena itu dosis spironolactone harus diturunkan secara bertahap.
Penelitian lain yang dimuat dalam Journal of the European Academy of Dermatology and Venereology edisi Maret 2005 , dilakukan pada 35 pasien acne, diberikan spironolactone 100 mg/hari selama 16 hari setiap bulan selama 3 bulan. Perbaikan bermakna dicapai pada 85.7% pasien (p<0.01). Spironolactone dapat ditoleransi dengan baik dan efektif.