Sri Mulyani Capres Dari Partai SRI

d-net

Mod
Demokrat Kaget Sri Mulyani Mau Jadi Capres 2014

srimulyaniindrawati.jpg

INILAH.COM, Jakarta - Politisi Partai Demokrat Ruhut Sitompul terkejut dengan isu bakal majunya mantan Menkeu Sri Mulyani sebagai capres 2014 yang akan berpasangan dengan mantan Panglima TNI Endriartono Sutarto.

"Saya kaget mendengar isu itu, namun saya tidak percaya, karena dia sahabat dan sudah dianggap keluarga saya," kata Ruhut kepada INILAH.COM, di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (8/12/2010).

Anggota Komisi III DPR ini ragu Sri Mulyani bisa didukung partai yang lolos pemilu nanti. "Kalau calon presiden mungkin beliau yang mendukung dari kalangan LSM dan para fans pendukungnya," tandasnya.

Namun, jika Sri Mulyani benar-benar maju sebagai capres, Demokrat menganggap hal itu bukan ancaman.

"Bukan ancaman, karena Sri Mulyani bagian dari kami. Kami dulu bela Sri Mulyani dalam soal Century," tuturnya.

Sebelumnya politisi PPP Ahmad Yani mengatakan, dirinya mendengar kabar Sri Mulyani akan berpasangan dengan mantan Panglima TNI Endriartono Sutarto di ajang Pilpres 2014.
 
Alasan Asing Dukung Sri Mulyani Jadi Capres 2014

i-berita, Dalam pemilihan Presiden dan Wakil Presiden pada periode 2014-2019 nanti, mantan Menteri Keuangan yang kini menjabat sebagai direktur Bank Dunia, Sri Mulyani mendapatkan banyak dukungan untuk maju mencalonkan diri menjadi calon Presiden. Dukungan tidak hanya datang dari dalam saja, bahkan dari pihak asing juga mendapatkan dukungan besar untuk wanita intelektual ini. Namun, dukungan asing kepada Sri Mulyani dianggap tidak etis. Hal tersebut dikatakan oleh Wakil Ketua Komisi I DPR, TB Hasanuddin yang mengatakan jika sekedar imbauan saja tidak terlalu masalah, namun jika dilakukan secara terus menerus itu sudah tidak etis.

Sri-Mulyani.jpg


Selain itu, komentar juga datang dari seorang pensiunan mayor Jenderal TNI AD yang mengatakan bahwa pihak asing tidak seharusnya memihak kepada salah satu calon presiden. “Harus di waspadai, ada apa? Sebuah negara perwakilan negara asing di Indonesia tidak memiliki tugas untuk mengurusi Pemilihan Presiden (Pilpres) di Indonesia,” ujarnya. Komentar juga terus berdatangan dari banyak pihak yang menduga jika dukungan yang diberikan asing itu bukan hanya sebatas sekedar dukungan.

Telah diduga bahwa ada sesuatu yang melandasi tindakan asing dengan memberi dukungan kepada Sri Mulyani sebagai Calon Presiden 2014. Tindakan seperti ini bukanlah hal yang baru dalam dunia politik. Maka dari itu, tindakan asing harus tetap diwaspadai dan diselidiki asal usulnya. Bisa saja hal tersebut akan memberikan pengaruh buruk terhadap kemajuan bangsa Indonesia. Mungkinkah?

sumber
 
Last edited:
Sri Mulyani Maju jadi Capres

Rabu, 3 Agustus 2011 17:23 WIB

sri-mulyani1.jpg

DUA tahun Pemerintahan SBY-Boediono belum lagi dilalui, ramai sudah orang membicarakan presiden periode 2014-2019. Satu nama yang sekarang sedang gencar disebut-sebut adalah mantan Menteri Koordinator Perekonomian dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Nama Sri Mulyani diusung oleh Partai Serikat Rakyat Independen. Partai yang didirikan beberapa intelektual dan aktivis lembaga swadaya masyarakat ini, baru mendaftarkan sebagai partai politik yang baru pada hari Rabu (3/8).

Partai SRI merupakan partai yang berani mengusung langsung nama sebagai calon presidennya. Namun sebenarnya itulah yang seharusnya dilakukan semua partai politik, berani sejak awal menyebutkan nama calon presiden yang diusung, sehingga pemilih tidak membeli kucing dalam karung.

Sejauh ini belum ada partai lain yang berani menyebutkan nama calon presiden yang dijagokan. Mereka bukan hanya malu-malu, tetapi tidak percaya diri bahwa mereka akan bisa mengajukan calon presiden yang akan ditawarkan pada Pemilu 2014 mendatang.

Kita baru mendengar selentingan bahwa Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto akan berpasangan dengan Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa dalam pemilihan presiden mendatang. Kalau benar pasangan ini direstui oleh Presiden SBY, berarti mereka merupakan calon dari Partai Demokrat dan Partai Amanat Nasional.

Partai Golkar juga akan memajukan calonnya dalam pemilihan presiden mendatang. Kita mendengar bahwa Golkar masih mempunyai lima nama yakni Ketua Umum Aburizal Bakrie, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, mantan Ketua Umum Akbar Tanjung, Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono, dan Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad.

Kita belum tahu siapa yang akan dimajukan sebagai calon presiden oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Demikian pula calon yang akan diusung oleh partai-partai Islam. Kita mendengar pendiri Partai Gerakan Indonesia Raya Prabowo Subianto akan maju sebagai calon presiden.

Memang menjadi pertanyaan, mengapa masih tiga tahun masa pemerintahan sekarang berjalan, orang sudah melompat ke tahun 2014? Kalau ini bentuk skeptisisme terhadap pemerintahan sekarang, tentunya ini merupakan peringatan bagi pemerintahan sekarang untuk bekerja lebih keras lagi.

Sungguh menyedihkan apabila pemerintahan yang didukung 60 persen pemilih ternyata tidak dipercaya bisa memperbaiki keadaan bangsa dan negara. Dengan modal politik yang begitu besar, seharusnya ada langkah besar yang bisa dilakukan oleh pemerintahan sekarang.

Sayang sampai sekarang ternyata pemerintahan yang ada tidak berbuat sesuatu yang bisa dirasakan manfaatnya oleh rakyat. Kemajuan ekonomi yang diraih ternyata tidak mengimbas sama sekali kepada rakyat banyak. Sebagian besar dari masyarakat merasa tidak ada kemajuan ekonomi yang terjadi.

Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga, Tjuk Sukiadi melihat adanya kesenjangan dalam melihat kemajuan pembangunan. Pemerintah cenderung hanya melihat dari kondisi fisik. Banyaknya orang yang bisa membeli motor misalnya, dilihat sebagai indikator kemajuan ekonomi.

Padahal kemajuan itu seharusnya dilihat dari persepsi yang disampaikan masyarakat tentang kemajuan itu sendiri. Ketika banyak anggota masyarakat menganggap bahwa mereka tidak merasakan hasil dari kemajuan ekonomi sekarang ini, berarti kemajuan itu tidak dirasakan secara merata oleh seluruh rakyat.

Tjuk Sukiadi mengingatkan bahwa itulah realitas yang sebenarnya sedang terjadi. Oleh karena itu pemerintah harus bergegas memperbaiki keadaan. Pemerintah jangan terlena oleh pertumbuhan ekonomi yang lebih ditopang oleh sektor informal atau usaha kecil dan menengah, karena di balik kemajuan ini ada harga yang harus kita bayar dengan mahal.

Biaya mahal itu adalah banyaknya usaha kecil dan menengah yang harus gulung tikar karena persaingan bebas. Kita tidak pernah menghitung kerugian yang harus dipikul kelompok masyarakat di bawah, ketika mereka harus tersingkir dari persaingan. Kita hanya melihat agregat ekonomi yang dihasilkan dan sepertinya ekonomi kita tumbuh dengan signifikan.

Sepanjang pemerintah tidak segera menyadari realitas ini, maka jangan heran apabila orang lalu melompat ke era tiga tahun mendatang. Guliran yang sedang terjadi sekarang ini akan semakin kencang, apalagi para calon pemimpin membutuhkan waktu untuk dikenal rakyatnya.

Padahal tiga tahun adalah waktu yang panjang. Dalam tiga tahun banyak hal yang bisa dikerjakan untuk bisa mengangkat kehidupan bangsa dan negara ini. Sayang kalau waktu itu dibiarkan berlalu begitu saja dan kita lebih sibuk untuk memikirkan apa yang akan terjadi tiga tahun mendatang.


metrotvnews
 
Re: Sri Mulyani Maju jadi Capres

Partai Politik
Partai SRI Ulang Kisah Sulit Parpol Baru
Ary Wibowo | Heru Margianto | Kamis, 4 Agustus 2011 | 11:04 WIB

1540028620X310.jpg


JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur Eksekutif Lingkar Madani untuk Indonesia Ray Rangkuti menilai, kehadiran Partai Serikat Rakyat Independen yang mengusung Sri Mulyani Indrawati sebagai calon presiden pada Pemilu 2014 akan mengulang kisah sulit parpol-parpol baru.

Menurut Ray, dengan sistem dan format politik ambang batas parlemen yang diterapkan saat ini, akan sulit bagi partai dengan perolehan suara di bawah 3 persen eksis dalam jagat politik Indonesia.

"Dan, jika memang akhirnya ambang batas parlemen ditetapkan 4 persen, artinya makin tak ada harapan bagi parpol-parpol baru untuk eksis dan berjaya pada pemilu secara instan," ujar Ray saat dihubungi Kompas.com, Kamis (4/8/2011), di Jakarta.

Selain itu, Ray juga mengatakan, sulit ada parpol dari parpol yang eksis yang cocok bagi Sri Mulyani untuk mencalonkan diri. Jika berhitung ambang batas parlemen 4 persen, yang akan tersisa adalah Partai Demokrat, PDI-P, Golkar, PKS, dan salah satu di antara PAN, PKB, atau PPP.

Dari keseluruhan parpol tersebut, kata Ray, hanya Partai Demokrat yang berpotensi menjadi teman sekutu Sri Mulyani. "Tetapi, pertanyaannya tentu saja apakah Demokrat berkenan merekrut Sri Mulyani untuk menjadi tandemnya pada Pemilu 2014 yang akan datang? Saya menduga peluang itu sangat minim," ungkap Ray.

"Oleh karena itu, sekalipun terlihat ada keinginan keras para pendiri parpol untuk terus mendorong Sri Mulyani menjadi calon presiden 2014, mungkin peluangnya baru akan terbuka pada pemilu berikutnya."

Raya mengingatkan, faktor keterkaitan Sri Mulyani dengan kasus Bank Century tetap menjadi salah satu penghalang utama. Ia menilai, sering kali di negeri ini, kasus-kasus yang dipendam akan dibuka kembali apabila yang bersangkutan terlihat memiliki ambisi politik.

"Tentu tujuannya adalah meredam kansnya dalam politik. Nah, ini yang akan kita lihat pada sosok Sri Mulyani, apakah dia berani seperti itu. Tetapi, walaupun begitu, selamat datang Partai SRI. Sejatinya kita sama-sama menolak penciutan parpol untuk tetap menjaga demokrasi di negeri ini," katanya.



Kompas


-dipi-
 
Re: Sri Mulyani Capres Partai SRI

lambang nya kok sapu lidi ngak ada lambang yang lebih baik lagi kok lambang nya sapu lidi

yang buat partai ngak kreatif
 
Back
Top