JAKARTA--MIOL: Standar harga Rp 3.700 yang diterapkan bagi penjualan beras hasil operasi beras (OP) Bulog, dinilai pedagang di Pasar Induk Beras Cipinang terlalu rendah sehingga rawan penimbunan dan akhirnya dapat memicu kelangkaan beras.
"Harga Rp 3.700 itu terlalu rendah. Kami khawatir karena terlalu murah, jadi banyak yang memborong untuk ditimbun," ujar H Acmad Fauzi, pedagang beras yang sudah 45 tahun berdagang di pasar ini.
Idealnya, menurut Ahmad, harga yang ditetapkan sekitar Rp4.200 hingga Rp4.500 per kg, sehingga tidak jauh dari harga beras IR64 kualitas III yang saat ini seharga Rp4.800.
"Permasalahan lain sekarang adalah daya beli masyarakat yang mulai naik lagi, tapi justru stoknya yang sering tidak ada. Mulai kemarin tidak bisa tiap hari ambil padahal tadinya bisa," kata Ahmad.
Pada kondisi normal, penjualan beras di kiosnya mencapai 5 ton per hari. Saat ini jumlah itu hanya bisa dipenuhi Bulog tiap dua hari.
Beras OP yang setara dengan IR64 kualitas III itu, menurutnya, memiliki kualitas yang baik, karena bersih, tidak mudah hancur dan tahan lama untuk disimpan.
Menanggapi hal tersebut, Nurul Shantiwardhani, Kepala Seksi Monitoring PT Food Station Tjipinang Raya, pengelola Pasar Induk Cipinang, menyatakan sistem pembagian jatah tersebut karena keterbatasan stok dari Bulog.
"Kemarin Bulog memasok 520 ton sedangkan di pasar ini ada 700 pedagang. Kalau setiap hari semuanya dapat lima ton, jumlahnya tidak cukup," ujar Nurul.
Mengenai jumlah pasokan, Nurul mengaku tidak tahu menahu karena semua itu kewenangan Bulog, sementara PT Food Station hanya berfungsi sebagai fasilitator.
"Harga Rp 3.700 itu terlalu rendah. Kami khawatir karena terlalu murah, jadi banyak yang memborong untuk ditimbun," ujar H Acmad Fauzi, pedagang beras yang sudah 45 tahun berdagang di pasar ini.
Idealnya, menurut Ahmad, harga yang ditetapkan sekitar Rp4.200 hingga Rp4.500 per kg, sehingga tidak jauh dari harga beras IR64 kualitas III yang saat ini seharga Rp4.800.
"Permasalahan lain sekarang adalah daya beli masyarakat yang mulai naik lagi, tapi justru stoknya yang sering tidak ada. Mulai kemarin tidak bisa tiap hari ambil padahal tadinya bisa," kata Ahmad.
Pada kondisi normal, penjualan beras di kiosnya mencapai 5 ton per hari. Saat ini jumlah itu hanya bisa dipenuhi Bulog tiap dua hari.
Beras OP yang setara dengan IR64 kualitas III itu, menurutnya, memiliki kualitas yang baik, karena bersih, tidak mudah hancur dan tahan lama untuk disimpan.
Menanggapi hal tersebut, Nurul Shantiwardhani, Kepala Seksi Monitoring PT Food Station Tjipinang Raya, pengelola Pasar Induk Cipinang, menyatakan sistem pembagian jatah tersebut karena keterbatasan stok dari Bulog.
"Kemarin Bulog memasok 520 ton sedangkan di pasar ini ada 700 pedagang. Kalau setiap hari semuanya dapat lima ton, jumlahnya tidak cukup," ujar Nurul.
Mengenai jumlah pasokan, Nurul mengaku tidak tahu menahu karena semua itu kewenangan Bulog, sementara PT Food Station hanya berfungsi sebagai fasilitator.