HulkHogan
New member
Stok Langka, Harga Gula Berpotensi Naik
Harga gula nasional berpotensi naik karena terjadi indikasi kelangkaan pasokan gula. Stok gula konsumsi menurut Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia, hanya mencukupi kebutuhan 2 bulan.
Ketua Umum APTRI Arum Sabil, meragukan data stok akhir pemerintah yang sebanyak 850 ribu ton hingga akhir tahun ini.
"Saya kurang yakin (dengan data pemerintah) dan mendesak agar segera dibentuk tim untuk mengaudit stok gula. Tim ini harus melihat langsung ke pabrik-pabrik gula untuk mengetahui stok yang sebenarnya," kata Arum di Jakarta, Kamis kemarin, 12 November 2009.
Menurut dia, stok gula pada awal tahun ini sebanyak 900 ribu ton. Namun, produksi gula tahun ini turun menjadi 2,714 juta ton dibandingkan dengan target awal 2,9 juta ton.
Jika stok gula memang kurang, dia menambahkan, maka dapat dilakukan impor gula konsumsi dengan mengacu pada Permendag No. 527/2004 tentang Tata Niaga Gula.
Dihubungi secara terpisah, Ketua Umum Asosiasi Pengguna Gula dan Terigu Indonesia Natsir Mansyur memperkirakan stok gula pada akhir Desember tahun ini hanya sekitar 400 ribu ton. Sedangkan kebutuhan gula di luar musim giling Januari-Mei 2009 sekitar 1 hingga 1,2 juta ton.
Natsir melihat kemungkinan stok awal tahun hanya akan mencapai 250 ribu ton. Padahal, pada awal tahun belum merupakan musim giling.
Sama halnya dengan Arum, Natsir mengusulkan jika stok gula tidak memungkinkan hingga awal tahun, pemerintah perlu untuk mengizinkan impor gula konsumsi. "Stok gula di pedagang sudah menipis," kata Natsir.
Untuk memenuhi kebutuhan selama lima bulan pertama pada 2010, kata dia, maka diperlukan impor gula konsumsi sebanyak 800 ribu hingga 850 ribu ton.
Natsir menilai penurunan pasokan gula dalam negeri, selain dikarenakan penurunan produksi gula pada tahun ini, juga dikarenakan terjadinya penyerapan gula konsumsi oleh industri makanan dan minuman skala kecil.
Menurut Natsir, idealnya, stok gula konsumsi akhir tahun sebesar 1 juta ton. Sementara, stok gula konsumsi hingga akhir tahun dikhawartirkan hanya sebanyak 500 ribu ton.
sumber:vivanews.com
Harga gula nasional berpotensi naik karena terjadi indikasi kelangkaan pasokan gula. Stok gula konsumsi menurut Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia, hanya mencukupi kebutuhan 2 bulan.
Ketua Umum APTRI Arum Sabil, meragukan data stok akhir pemerintah yang sebanyak 850 ribu ton hingga akhir tahun ini.
"Saya kurang yakin (dengan data pemerintah) dan mendesak agar segera dibentuk tim untuk mengaudit stok gula. Tim ini harus melihat langsung ke pabrik-pabrik gula untuk mengetahui stok yang sebenarnya," kata Arum di Jakarta, Kamis kemarin, 12 November 2009.
Menurut dia, stok gula pada awal tahun ini sebanyak 900 ribu ton. Namun, produksi gula tahun ini turun menjadi 2,714 juta ton dibandingkan dengan target awal 2,9 juta ton.
Jika stok gula memang kurang, dia menambahkan, maka dapat dilakukan impor gula konsumsi dengan mengacu pada Permendag No. 527/2004 tentang Tata Niaga Gula.
Dihubungi secara terpisah, Ketua Umum Asosiasi Pengguna Gula dan Terigu Indonesia Natsir Mansyur memperkirakan stok gula pada akhir Desember tahun ini hanya sekitar 400 ribu ton. Sedangkan kebutuhan gula di luar musim giling Januari-Mei 2009 sekitar 1 hingga 1,2 juta ton.
Natsir melihat kemungkinan stok awal tahun hanya akan mencapai 250 ribu ton. Padahal, pada awal tahun belum merupakan musim giling.
Sama halnya dengan Arum, Natsir mengusulkan jika stok gula tidak memungkinkan hingga awal tahun, pemerintah perlu untuk mengizinkan impor gula konsumsi. "Stok gula di pedagang sudah menipis," kata Natsir.
Untuk memenuhi kebutuhan selama lima bulan pertama pada 2010, kata dia, maka diperlukan impor gula konsumsi sebanyak 800 ribu hingga 850 ribu ton.
Natsir menilai penurunan pasokan gula dalam negeri, selain dikarenakan penurunan produksi gula pada tahun ini, juga dikarenakan terjadinya penyerapan gula konsumsi oleh industri makanan dan minuman skala kecil.
Menurut Natsir, idealnya, stok gula konsumsi akhir tahun sebesar 1 juta ton. Sementara, stok gula konsumsi hingga akhir tahun dikhawartirkan hanya sebanyak 500 ribu ton.
sumber:vivanews.com
