nurcahyo
New member
Stres? Yuk Berpelukan!
Lihat Gambar
KapanLagi.com - Bagi orang Indonesia, berpelukan masih termasuk hal yang tabu untuk dilakukan, kecuali bagi pasangan suami istri. Pelukan bisa diartikan sebagai dukungan dan dapat menjadi sumber kekuatan di saat kita menghadapi masalah. Pelukan juga dapat diartikan sebagi ajakan untuk berdamai.
Berbagai riset menyebutkan, berpelukan bisa menyembuhkan masalah fisik dan emosional, bahkan bisa mengatasi stres dan depresi. Seperti sebuah riset yang digagas Dr Harold Voth, senior psikater dari Kansas, Amerika Serikat, menyebutkan berpelukan mampu mengusir depresi, mentune-up sistem kekebalan tubuh, tidur lebih nyenyak, dan awet muda.
Bahkan ada sebuah lembaga yang khusus mengkoordinir 'pelukan gratis' (Free Hug) di jalanan bagi mereka yang membutuhkan. Meski di beberapa negara kampanye Free Hug ini terganjal regulasi pemerintah, seperti di Cina, yang menganggap pelukan sebagai tradisi asing. Bahkan pemerintah Cina, Oktober 2006 lalu membubarkan aksi pelukan di pusat kota bisnis Xi'an, dan melarang kampanye pelukan di jalanan.
Bagaimana berpelukan bisa memberikan efek yang demikian hebat?
Ketika berpelukan, tubuh melepaskan oxytocin, hormon yang berhubungan dengan perasaan cinta dan kedamaian yang bekerja menekan hormon penyebab timbulnya stress (hormon cortisol dan hormon norepinephrine). Sehingga akhirnya, tentu saja bisa memberikan kontribusi untuk kesehatan jantung dan pikiran.
Dalam kehidupan nyata, hormon oxytocin ini akan tercipta dalam sebuah hubungan sehat yang tidak sering diwarnai pertengkaran ataupun kekerasan. Seperti kita ketahui, tidak semua orang memiliki hubungan yang membahagiakan, karena itu kualitas sebuah hubungan bisa menjadi tolak ukur kesehatan seseorang. Dari hasil penelitian menunjukkan, perempuan yang tidak bahagia dalam hubungan asmara atau pun dalam pernikahan, memiliki kecendrungan lebih tinggi untuk terkena serangan jantung.
Mengapa perempuan? Karena ternyata oxytocin lebih memiliki kedekatan dengan hormon estrogen yang diproduksi perempuan, sehingga menyebabkan, perempuan lebih responsif saat memeluk pasangannya ketimbang laki-laki.
Apakah Anda saat ini lagi stres berat? Mungkin karena masalah pekerjaan, keluarga. Ayo, carilah orang yang bisa Anda ajak berpelukan! Berpelukan tak harus dengan pasangan, bagi Anda yang masih menjomblo, berpelukan dengan sahabat atau saudara Anda tak ada salahnya bukan? Paling tidak Anda bisa merasa nyaman dan terlindungi untuk beberapa saat. (sud/rit)
Lihat Gambar
KapanLagi.com - Bagi orang Indonesia, berpelukan masih termasuk hal yang tabu untuk dilakukan, kecuali bagi pasangan suami istri. Pelukan bisa diartikan sebagai dukungan dan dapat menjadi sumber kekuatan di saat kita menghadapi masalah. Pelukan juga dapat diartikan sebagi ajakan untuk berdamai.
Berbagai riset menyebutkan, berpelukan bisa menyembuhkan masalah fisik dan emosional, bahkan bisa mengatasi stres dan depresi. Seperti sebuah riset yang digagas Dr Harold Voth, senior psikater dari Kansas, Amerika Serikat, menyebutkan berpelukan mampu mengusir depresi, mentune-up sistem kekebalan tubuh, tidur lebih nyenyak, dan awet muda.
Bahkan ada sebuah lembaga yang khusus mengkoordinir 'pelukan gratis' (Free Hug) di jalanan bagi mereka yang membutuhkan. Meski di beberapa negara kampanye Free Hug ini terganjal regulasi pemerintah, seperti di Cina, yang menganggap pelukan sebagai tradisi asing. Bahkan pemerintah Cina, Oktober 2006 lalu membubarkan aksi pelukan di pusat kota bisnis Xi'an, dan melarang kampanye pelukan di jalanan.
Bagaimana berpelukan bisa memberikan efek yang demikian hebat?
Ketika berpelukan, tubuh melepaskan oxytocin, hormon yang berhubungan dengan perasaan cinta dan kedamaian yang bekerja menekan hormon penyebab timbulnya stress (hormon cortisol dan hormon norepinephrine). Sehingga akhirnya, tentu saja bisa memberikan kontribusi untuk kesehatan jantung dan pikiran.
Dalam kehidupan nyata, hormon oxytocin ini akan tercipta dalam sebuah hubungan sehat yang tidak sering diwarnai pertengkaran ataupun kekerasan. Seperti kita ketahui, tidak semua orang memiliki hubungan yang membahagiakan, karena itu kualitas sebuah hubungan bisa menjadi tolak ukur kesehatan seseorang. Dari hasil penelitian menunjukkan, perempuan yang tidak bahagia dalam hubungan asmara atau pun dalam pernikahan, memiliki kecendrungan lebih tinggi untuk terkena serangan jantung.
Mengapa perempuan? Karena ternyata oxytocin lebih memiliki kedekatan dengan hormon estrogen yang diproduksi perempuan, sehingga menyebabkan, perempuan lebih responsif saat memeluk pasangannya ketimbang laki-laki.
Apakah Anda saat ini lagi stres berat? Mungkin karena masalah pekerjaan, keluarga. Ayo, carilah orang yang bisa Anda ajak berpelukan! Berpelukan tak harus dengan pasangan, bagi Anda yang masih menjomblo, berpelukan dengan sahabat atau saudara Anda tak ada salahnya bukan? Paling tidak Anda bisa merasa nyaman dan terlindungi untuk beberapa saat. (sud/rit)