Stroke : Bagaimana Mengenal Dan Mencegahnya

ariefadi

New member
Akhir-akhir ini ada kecenderungan di Indonesia terjadi peningkatan suatu penyakit stroke. Sudah umum kita mendengar penyakit ini. Orang tua, suami atau istri, tetangga atau teman sekantor, bahkan anak kita mungkin ada yang pernah terkena stroke.stroke semakin menjadi perhatian karena sering mengenai beberapa pejabat atau mentan pejabat di negeri ini. Dalam penelitian dikatakan bahwa stroke termasuk satu dari tiga penyakit utama yang menyebabkan kematian.

Mengenal Gejala-gejala Stroke

Gejala-gejala serangan stroke pada seseorang dapat dikenali antara lain seperti tiba-tiba lemah ( lumpuh ) satu sisi tubuh ( sisi kiri atau kanan ); rasa baal dan kesemutan satu sisi tubuh ; pandangan gelap ; bila melihat ada bayangan ( melihat dobel ), tiba-tiba tidak dapat atau lancar berbicara ; pelo ; mulut jadi mengot ( miring ke kiri atau kanan ) ; tiba-tiba perasaan mau jatuh saat akan berjalan; kadang-kadang disertai pusing terasa berputar, mual-mual dan muntah, sakit kepala, atau kesadaran tiba-tiba menurun. Gejala-gejala tersebut dapat ditemukan salah satu saja atau bisa muncul beberapa gejala sekaligus, tergantung berat dan letak lesi pada otak orang tersebut.
Gejala-gejala yang disebutkan diatas bisa muncul tiba-tiba saat sedang santai ( menonton atau sedang mengobrol ) atau ketika melakukan aktivitas ( olahraga, bekerja di kantor atau di lapangan ) atau ketika bangun tidur.
Sebagai contoh : saat bangun tidur, hendak ke kamar mandi, tiba-tiba terjatuh tanpa ada yang menghalangi atau tersandung oleh sesuatu. Bila masih sadar, sesaat kemudian sadar kalau sebelah kakinya sulit digerakkan, begitupun sebelah lengannya sisi yang sama sulit diangkat. Mungkin bicaranya jadi pelo, mulut jadi mengot, kadang-kadang muntah dan mengeluh pusing atau sakit kepala, bahkan bisa menjadi pingsan atau mengorok.
Contoh lain misalnya sedang menonton, tiba-tiba bicara jadi berubah, jadi cadel atau pelo, kadang-kadang tungkai dan lengan satu sisi yang sama jadi lemah dan sulit digerakkan. Jika hal ini terjadi sebaiknya secepatnya ke pelayanan kesehatan terdekat untuk menerima pertolongan pertama, agar serangan stroke ini dapat ditangani secepatnya dan tidak menjadi lebih buruk lagi.

Resiko Terserang Stroke

Siapa saja yang mempunyai kecenderungan untuk terkena stroke ? Beberapa faktor yang bisa mempengaruhi serangan stroke di bagi 2 bagian besar : faktor yang tidak dapat dicegah ( umur, jenis kelamin ) dan faktor-faktor yang dapat dicegah.
Misalnya umur : semakin bertambah usia, semakin besar kemungkinan terkena stroke bila dibandingkan ketika berusia lebih muda. Juga dikatakan pria relatif lebih banyak mengalami serangan stroke dibanding wanita.
Faktor-faktor yang dapat dicegah agar tidak terserang stroke, diantaranya : hipertensi, diabetes melitus, merokok, hiperlipidemia, peminum alkohol, penyakit jantung,obesitas.

Mencegah Agar Tidak Terkena Serangan Stroke

Sebaiknya tetap mengikuti nasihat para pakar kesehatan agar hidup teratur dan seimbang. Teratur baik waktu bekerja, istirahat, berolah raga, rekreasi dan kegiatan lain sesuai waktunya. Seimbang maksudnya baik waktu bekerja dengan istirahat, mendapatkan proporsinya masing-masing.
Kebiasaan dan gaya hidup juga dapat mempengaruhi kejadian stroke. Contoh gaya hidup yang cenderung mengkonsumsi makanan cepat saji namun tinggi kadar lemak, cenderung merusak dinding pembuluh darah yang lama kelamaan mengganggu kelancaran aliran darah, terjadi penumpukan sel-sel darah di tempat di dinding yang mengalami kerusakan tersebut, suatu saat melepaskan diri, menyunbat di pembuluh darah otak dan akhirnya terjadilah stroke.
Hubungan kebiasaan merokok dengan terjadinya stroke masih kontroversi. Tapi penelitian terakhir mendukung bahwa kebiasaan merokok akan meningkatkan serangan stroke dibandingkan dengan orang-orang bukan perokok.
Bagi yang berumur 40 tahun ke atas, sebaiknya rutin memeriksakan diri ke dokter pribadi masing-masing. Hal ini perlu untuk mengetahui adakah faktor-faktor resiko seperti hipertensi, diabetes melitus, hiperlipidemia dan lain-lain. Bila kebetulan memiliki salah satu atau beberapa faktor resiko tersebut, dokter akan membantu kita mengatasi faktor-faktor resiko tersebut untuk meminimalisasi kemungkinan terkena serangan stroke.

Memberikan Pertolongan Pertama pada Penderita Kemungkinan Terkena Stroke

" Mencegah lebih baik dari pada mengobati ". Meskipun demikian, bila seseorang mengalami gejala-gejala seperti yang tadi disebutkan diatas, inilah beberapa tips yang barangkali dapat menolong penderita sebelum sampai ke rumah sakit terdekat :
1. Bila penderita pingsan, atau mengorok, segera bawa ke rumah sakit terdekat. Saat dibawa ke rumah sakit, perhatikan jalan nafas penderita agar tetap lancar. Misalnya bila mulut atau hidung penderita mengeluarkan busa, segera dibersihkan. Kadang-kadang penderita muntah. Segera sisa muntahannya dibersihkan dari mulut maupun hidungnya, sambil posisi berbaring tubuhnya dibuat miring. Hal ini penting untuk menghindarkan agar sisa muntahannya tidak masuk ke jalan nafas yang dapat mengakibatkan komplikasi infeksi saluran nafas bahkan dapat menyumbat jalan nafas sehingga menyebabkan kematian.
2. Hindari memberi minuman atau makanan pada penderita yang sedang pingsan, atau kesadarannya tampak menurun dibanding dengan orang normal. Hal ini untuk mencegah agar air atau makanan yang diberi tidak mengganggu jalan nafas penderita tersebut.
3. Bila penderita mengalami salah satu atau beberapa gejala seperti disebutkan diatas, namun penderita tetap sadar, penderita sebaiknya tetap di bawa ke rumah sakit.agak berbeda degang penderita yang tidak sadar, penderita yang masih sadar dapat dibawa dalam posisi duduk atau berbaring, tergantung kenyamanan penderita.
4. Sebaiknya tidak panik bila menemukan seseorang terserang stroke. Bila serangan stroke cepat ditangani, mudah-mudahan hasilnya akan lebih baik daripada kita panik dan akhirnya tidak melakukan apa-apa.

Seandainya masih belum jelas mengenai penyakit ini, baik itu gejala-gejalanya, faktor resiko, serta bagaimana mencegah agar serangan stroke tidak mengenai kita, dapat menanyakannya langsung ke dokter pribadi masing-masing atau dokter spesialisasi saraf dimana kita berada. Adalah lebih baik mulai sakarang aktif mencari informasi tentang penyakit ini, dari pada setelah terkena stroke baru menyesal di kemudian hari.

Dr. Anggiat Siregar, SpS (PERDOSSI)
 
nice info denz..
btw jadi ngeri nich.aq jarang olahraga soalnya, trus ntu sering begadangz..


>%|>%|
 
gpp, tu kn termasuk faktor yang dapat dicegah. karena sudah tahu jadi kita bisa merubah pola hidup kita ke arah yang lebih baik.
 
langsung ato g nya tergantung juga. aku pernah tau ada yang kena second attack tapi pulih lagi, ada juga yang parah. bahkan ada yang 1 x langsung out. tapi yang pernah aku tau juga ada yang sampe 14 x serangan baru out.
 
mungkin dengan menjaga tekanan darah kita agar selalu normal, bisa menghindari resiko terkena stroke.
 
yang penting diketahui dari stroke adalah, 80 % dari penderita stroke sebenarnya bisa pulih normal mengembalikan fungsi seprti sedia kala, yang jadi masalah adalah faktor latihan. yang penting adalah kemaunan dari diri sendiri, latihan, latihan dan latihan..
 
yang penting diketahui dari stroke adalah, 80 % dari penderita stroke sebenarnya bisa pulih normal mengembalikan fungsi seprti sedia kala, yang jadi masalah adalah faktor latihan. yang penting adalah kemaunan dari diri sendiri, latihan, latihan dan latihan..

ikutan belajar ach..... setau saya kan ada dua tipe stroke. trs yang 80% bisa pulih normal fungsinya yang jenis apa ya?
 
aku pernah baca bahwa bayi juga bisa terkena stroke, hasil Penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya mendapatkan bahwa bayi yang lahir dari wanita dengan riwayat infertilitas, menderita infeksi pada rahim selama kehamilan, atau preeklampsia memiliki risiko tertinggi untuk menderita stroke perinatal
 
bagaimana ya, kalau dirunut dari patofis stroke yaitu infark dan bleeding tu kan perlu proses. biasanya ada faktor resiko yang mendasarinya. saya belum pernah mengetahui ada bayi yang punya darah tinggi.
mungkin gejala kelumpuhan bisa saja terjadi pada bayi, misal pada penyakit cerebral palsy, yaitu suatu kelainan gerak dan postur yang tidak progresif oleh karena kerusakan pada otak yang belum matang.

kalau penyakit yang pernah di derita ibu saat hamil yang menjadikan sebagai faktor resiko stroke di kemudian hari sangat dimungkinkan.
 
Back
Top