Sudahkah kita mengkritisi lingkungan kita?

Administrator

Administrator
Apapun yang keluar dari mulut orang besar akan selalu berharga. Mungkin itu cara pandang yang picik, tapi kenapa kita tidak mencoba mengambil manfaat bukan dari siapa yang mengatakannya, melainkan seberapa baiknya apa yang dikatakannya. Seperti telur yang keluar dari anus ayam sekalipun, jika itu baik dan bermanfaat hendaklah dihargai.

Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Amerika Serikat (AS) Bidang Demokrasi dan Masalah Global Maria Otero menggelar pertemuan dengan perwakilan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan akademisi di Gedung Pengurus Besar Nahdiatul Ulama (PBNU), Jakarta.

Dalam diskusi yang diikuti hampir 100 peserta tersebut, Otero mengajak kaum muda Indonesia untuk mencermati persoalan sosial yang kadang terlupakan. “Kita adalah masyarakat yang terbuka, Itulah sebabnya kita mesti memecahkan persoalan secara bersama-sama,” ujarnya mengawali diskusi.

Pembahasan diskusi pun beragam, mulai dari isu politik, ekonomi, isu lingkungan hidup, hak asasi manusia, hingga perdagangan manusia. Menurut Otero, isu-isu global ini dialami seluruh negara di dunia,termasuk AS dan Indonesia. Sebagai utusan AS, Otero kerap bersentuhan langsung dengan masyarakat yang dilanda persoalan lingkungan hidup, kemiskinan dan keterbatasan ekonomi.

Sebelum menjabat sebagai Wamenlu, Otero sempat menjabat sebagai ahli ekonomi khusus untuk perempuan Amerika Latin, Divisi membangunan USAlD.
Perempuan yang lahir di Bolivia ini juga pernah bertugas di Pusat Kegiatan Pembangunan dan Kependudukan atau CEDPA.

Berbicara di depan mahasiswa dan perwakilan LSM, Otero mengenang pengalamannya selama mengurusi masyarakat miskin dan pemberdayaan perempuan. Berada pada lapisan piramida terbawah, persoalan yang dihadapi masyarakat miskin jauh lebih berbelit dibandingkan lapisan masyarakat diatasnya.

Seorang peserta yang berasal dan Universitas Indonesia, Olivia, sempat menyinggung bagaimana kaum miskin cukup sulit menerapkan aksi hijau dalam kehidupan mereka. “Bayangkan, untuk makan saja sulit. Mereka tidak punya
cukup waktu untuk memecahkan masalah lingkungan,” bebernya.

sumber : sindo
 
Bls: Sudahkah kita mengkritisi lingkungan kita?

setuju sama Olivia, untuk makan aja masyarakat bawah udah sulit gimana mau ngurusin diluar hal itu?
 
Back
Top