princess_newbie
New member
JAKARTA, KOMPAS.com — Orangtua terkadang bingung memilih perguruan tinggi bagi putra-putrinya. Apakah harus mendahulukan bakat dan minat anak atau justru prestasi akademik terlebih dahulu?
Direktur ProVisi Education Romy Cahyadi menilai, kebingungan para orangtua itu adalah hal wajar. Menurut dia, setiap orangtua pasti menginginkan anaknya sukses. Namun, dilihat dari sisi psikologis anak, lanjut Romy, minat dan bakat anak sebaiknya tetap menjadi titik tolak untuk memilih perguruan tinggi.
"Semua orang yang sukses dalam bidang apa pun, itu bukan karena dia sempurna dalam segala hal. Semua orang yang sukses di dunia ini karena mereka telah menonjolkan keunggulannya. Dan, itu pasti berhubungan dengan bakat dan minat," ujar Romy ketika ditemui Kompas.com di Jakarta, Rabu (27/4/2011) pekan lalu.
Romy menuturkan, orangtua juga harus memberikan ruang untuk memberikan kesempatan bagi anak. Sebab, menurut Romy, ke depan akan muncul peluang karier, jenis pekerjaan, dan bidang-bidang baru mengiringi perkembangan zaman. Ketika terjadi hal seperti itu, sudah pasti pengetahuan anak akan lebih baik dari orangtuanya.
"Karena selalu muncul bidang-bidang baru yang sama sekali orangtua tidak paham akan hal itu," kata Romy.
Maju Selangkah
Selain bingung dalam menentukan perguruan tinggi, tak jarang juga terjadi perbedaan pandangan antara anak dan orangtua. Ketika hal seperti ini terjadi, lanjut Romy, orangtua dan anak dianjurkan memikirkan pemecahan dengan fokus pemikiran yang maju selangkah ke tengah-tengah persoalan
secara bersamaan.
Menurut Romy, ketika anak ingin memilih bidang yang orangtuanya tidak setuju, itu wajar. Namun, agar perbedaan pendapat dapat terselesaikan, anak juga semestinya bertindak proaktif untuk menjawab kekhawatiran orangtua.
"Tunjukkan, setidaknya riset kecil, entah browsing di internet atau tanya ke teman, yang bisa menunjukkan kepada orangtua bahwa bidang yang dipilihnya itu menjanjikan," kata Romy.
*note:
-semoga bermanfaat-
Direktur ProVisi Education Romy Cahyadi menilai, kebingungan para orangtua itu adalah hal wajar. Menurut dia, setiap orangtua pasti menginginkan anaknya sukses. Namun, dilihat dari sisi psikologis anak, lanjut Romy, minat dan bakat anak sebaiknya tetap menjadi titik tolak untuk memilih perguruan tinggi.
"Semua orang yang sukses dalam bidang apa pun, itu bukan karena dia sempurna dalam segala hal. Semua orang yang sukses di dunia ini karena mereka telah menonjolkan keunggulannya. Dan, itu pasti berhubungan dengan bakat dan minat," ujar Romy ketika ditemui Kompas.com di Jakarta, Rabu (27/4/2011) pekan lalu.
Romy menuturkan, orangtua juga harus memberikan ruang untuk memberikan kesempatan bagi anak. Sebab, menurut Romy, ke depan akan muncul peluang karier, jenis pekerjaan, dan bidang-bidang baru mengiringi perkembangan zaman. Ketika terjadi hal seperti itu, sudah pasti pengetahuan anak akan lebih baik dari orangtuanya.
"Karena selalu muncul bidang-bidang baru yang sama sekali orangtua tidak paham akan hal itu," kata Romy.
Maju Selangkah
Selain bingung dalam menentukan perguruan tinggi, tak jarang juga terjadi perbedaan pandangan antara anak dan orangtua. Ketika hal seperti ini terjadi, lanjut Romy, orangtua dan anak dianjurkan memikirkan pemecahan dengan fokus pemikiran yang maju selangkah ke tengah-tengah persoalan
secara bersamaan.
Menurut Romy, ketika anak ingin memilih bidang yang orangtuanya tidak setuju, itu wajar. Namun, agar perbedaan pendapat dapat terselesaikan, anak juga semestinya bertindak proaktif untuk menjawab kekhawatiran orangtua.
"Tunjukkan, setidaknya riset kecil, entah browsing di internet atau tanya ke teman, yang bisa menunjukkan kepada orangtua bahwa bidang yang dipilihnya itu menjanjikan," kata Romy.
*note:
-semoga bermanfaat-